28

1.6K 146 17
                                    

****Happy Reading****
(Jangan lupa vote n comment)

🍃

🍃

🍃

Semua akan berjalan mengikuti takdir Allah yang membawa kita kemana. Hanya saja kita terkadang menganggap semua itu tidak adil. Suasana ruangan bercat putih itu semakin senyap ketika orang yang berada dalam ruangan itu sama-sama bungkam. Albra, Rasyid, Jihyun bahkan Naya pun tidak ada yang mengawali percakapan diantara mereka. Hingga pada akhirnya Albra lah yang memulai percakapan itu.

"Nay?"

"Iya," jawab Naya agak linglung.

"Bener ya katanya orang tuamu akan kesini untuk menjemputmu lusa ini untuk pulang ke Indonesia dalam rangka libur musim panas?" tanya Albra memastikan.

"Kalau pak bos ku memperbolehkanku maka aku akan benar-benar pulang ke Indonesia. Lagi pula semua tugas laporan sudah selesai kemarin," jawabnya.

"Iya Naya-ah benar kau akan meninggalkan kita?" Tanya Jihyun.

"Ya Allah oppa aku di Indonesia hanya 2 minggu dan itupula hanya liburan musim panas. Jika selesai liburan aku akan kesini lagi," jawab Naya terkekeh.

"Kalau mbak Naya pulang aku juga ikut pulang deh," ucap Rasyid.

"Lho kok semua mau pulang sih. Kalau begitu aku juga mau pulang saja," ucap Albra .

Adzan dzuhur mulai berkumandang di dalam mushola perusahaan. Semua orang yang ingin melaksanakan sholat sudah mulai datang ke arah sumber suara. Kali ini Rasyid yang menjadi imam di sini. Yah walaupun dengan sedikit paksaan dari Albra dan tentunya Naya juga.

'Aku berharap kamu memang orang yang selalu aku inginkan dan doakan selama ini. Dan mungkin juga kamu adalah jawaban dari seruan do'a-do'a ku yang selalu menghiasi langit malam. Aku hanya berharap semua cinta ini hadir karena aku selalu membawa Allah ke dalamnya.' batin Albra .

💜💜💜

Di Yangjae park ini kami bertemu kembali setelah piknik itu. Kali ini masih dengan formasi sama kecuali Kan Byeul calon istri Hoseok oppa. Mungkin kali ini adalah salam perpisahan antara cinta kami berdua. Walaupun aku belum bisa merubahmu namun aku selalu berdo'a agar Allah menyentuh hatimu. Mungkin ini adalah takdir kita yang tidak pernah ditakdirkan untuk saling memiliki. Kami berdua duduk di kursi taman yang di design panjang jadi kami sama-sama duduk di ujung kursi. Sedangkan yang tengah kami biarkan kosong.

"Alya-ah, aku tak tahu harus mengucapkan apa lagi. Yang ku tahu lusa aku akan mengungkapkan kebenaran yang selama ini aku sembunyikan kepada mereka. Aku ingin hidupku normal tanpa ada rasa bersalah ini," ucapnya

"Jadi kamu benar-benar ingin mengungkapkan semuanya oppa?" Tanyaku.

"Ne, terimakasih kau sudah menyadarkanku akan itu."ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Alhamdulillah kalau begitu. Aku mendukungmu oppa,"

"Alya-ah?"

"Ne,"

"Maaf aku tidak bisa menepati kata-kataku waktu itu. Memang benar jika aku mencintaimu namun aku akan dijodohkan oleh eommaku. Aku sangat menyayangi eommaku Alya-ah. Aku tidak mau mengecewakannya lagi," ucapnya sedikit menunduk.

"Oppa bukankah cinta itu terkadang tidak bisa saling memiliki. Cinta itu bukan sekedar rasa kasih namun juga pengorbanan. Dan titik puncak dalam kita mencintai seseorang adalah merelakannya bahagia dengan seseorang yang ia cintai. Akupun sama aku juga mempunyai orang yang aku cintai walaupun aku tidak mengungapkan secara terang-terangan karena aku ingin hanya aku dan Allah yang mengetahuinya. Aku mengingin kan kisah cintaku seperti bunda Fatimah Az-zahra namun aku belum bisa."

SEOUL LOVE STORY✔(Islamic Fanfiction) J.h.s (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang