36

1.4K 132 3
                                    

"Ketika Anda memaafkan, Anda sama sekali tidak merubah masa lalu tetapi Anda yakin bisa merubah masa depan." – Bernard Meltzer


Happy Reading

(Jangn lupa vote n comment gaess)

🍃

🍃

🍃

Aku menatap pantulan diriku di dalam cermin itu. Iya selalu saja menampakkan diriku yang begitu mengenaskan. Setelah pertemuanku tadi dengan bang Azhar membuatku tak bisa lagi menahan tangisku. Aku masih merindukannya namun di satu sisi aku kecewa terhadapnya. Bukan rindu seperti pasangan pasangan itu namun aku merindukan persahabatan kami.

Aku menangis hingga aku merasa sangat pusing sekali. Aku membuka niqabku dan betapa terkejutnya jika ada darah di hidungku. Dia selalu saja keluar di saat yang tidak tepat. Seingatku waktu di Korea aku tidak pernah begini.

Dengan air mata yang selalu saja menetes aku membersihkan noda darah di sekitar hidungku. Untung saja niqabku berwarna gelap jadi tidak terlihat secara jelas. Sepertinya mimisanku ini kambuh seperti waktu masih SMK. Itu sudah lama sekali.

Drttt Drttt Drttt

Benda itu terus saja bergetar di dalam sakuku. Siapapun yang nenelponku ku harap kau orang yang sabar. Aku terus membersihkan noda darah ini yang tak mau berhenti mengalir. Tanganku juga penuh dengan darah ini. Tak lama kemudian suara itu mulai menghilang.

Aku melihat ke samping kloset dan aku baru ingat bahwa disana ada tisu. Jika kalian berada di posisiku pasti akan memikirkan hal yang sama.  Benar kali ini tisu toilet adalah hal yang kubutuhkan.

Setelah 15 menit aku membersihkannya aku keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan niqabku kembali. Mata sembabku juga lumayan membaik walau masih sedikit merah. Aku berjalan ke arah bunda yang masih asyik dengan besannya siapa lagi kalau bukan mamanya mbak Naya.

"Bunda," panggilku pada bunda.

"Iya sayang. Mata kamu kenapa?"

"Enggak apa-apa kok bun. Bunda aku boleh pulang dulu nggak?" Tanyaku pada bunda.

"Kok pulang duluan Al?" Tanya mama.

"Iya ma Alya lagi kurang fit hari ini,"

"Ya sudah kalau gitu bunda suruh Azhar biar kamu diantar,"

Tidak, tidak boleh. Aku ingin menghindar dulu dari mas Azhar untuk hari ini. Biarkan luka ini membaik terlebih dahulu. Sebenarnya aku sudah memaafkan mas Azhar dari dulu. Namun egoku sulit untuk menerimanya kembali. Seperti aku dan Hoseok oppa. Aku tidak mencintainya namun aku masih menginginkan nya. Dan ku harap diantara mereka berdua tidak menjadi jodohku kelak. Aamiin.

"Nggak usah bunda tadi Alya bawa motor sendiri kok. Alya kan kuat,"

"Enggak pokoknya diantar Azhar biar bunda nggak khawatir,"

"Nanti berkhalwat bunda,"

"Iya jeng kasihan Alya nanggung dosa lo nanti," bela mama.

"Tapi beneran kamu kuat Al. Bunda khawatir ini. Tapi janji setelah sampai rumah telepon bunda ok,"

"Iya bunda pasti. Kalau begitu Alya pulang dulu ya bun. Mama Alya pulang dulu ya, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam hati-hati,"

SEOUL LOVE STORY✔(Islamic Fanfiction) J.h.s (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang