43

1.6K 133 61
                                    

*Happy Reading*
(Jangan lupa vote n comment )

🍁

🍁

🍁

6 bulan kemudian

Suasana sejuk masih sangat terasa di halaman rumah. Bunda selalu menanam berbagai tanaman mulai dari bunga hingga sayur organik di depan rumah. Sejak 6 bulan aku di Jakarta akau lebih sering menemui jalanan yang macet dan banyak polusi udara. Pagi ini aku akan berbelanja ke Supermarket untuk membeli beberapa keperluan karena kemarin aku baru sampai di kota tercintaku ini.

Bang Albra dan Mbak Naya juga pulang kemarin baru sampai tadi pagi. Mereka belum juga keluar kamar dari tadi padahal sudah jam 9 pagi.

"Aduh bang Albra belum bangun ya bun?" Tanyaku pada bunda yang masih berada di dapur membuat sarapan untuk bang Albra dan Mbak Naya.

Walaupun tadi subuh bang Albra pergi ke masjid bersama Papa. Oh iya rumah Bang Albra dan papa dulu itu akhirnya sudah dikontrakkan papa 3 bulan yang lalu setelah aku berangkat lagi ke Jakarta.

"Belum mungkin masih kecapean sayang."

"Bunda ini Alna udah tidur lagi," ucapku pada bunda.

Alna adalah keponakanku dan berarti Alna anak dari bang Albra dan Mbak Naya. Alna Syifa Azaki Fatimah. Itu namanya. Alna itu singkatan namanya bang Albra dan Mbak Naya. Keluarga kecil yang bahagia.

"Yaudah kamu tidurin di kamar sayang,"

"Iya bun,"

Aku menidurkan Alna yang sudah tertidur pulas di dalam gendonganku ke kamar khusus untuknya. 

"Bunda aku izin ke supermarket dulu ya?"

"Iya sayang pamit sama papa sana. Papa lagi di halaman belakang," ucap bunda.

"Iya bunda,"

Aku kemudian berpamitan ke papa yang sedang memandang kolam ikan yang berada di halaman belakang.

"Papa," ucapku manja sambil memeluknya.

Di umur yang sekarang ini aku lebih manja ke papa dan bunda. Bisa dibilang sifat kekanakanku itu muncul secara tiba-tiba. Mungkin ini bagian tak biasa karena sekarang umurku sudah 24 tahun dan belum ada ikhwan yang ingin melamarku lagi setelah bang Azhar. Ah aku jadi merindukannya.

"Iya sayang ada apa?" Tanya papa sambil mengelus kepalaku yang tertutup hijab biru laut.

"Aku mau izin ke supermarket hari ini."

"Sama siapa?"

"Sendiri, lagi pula dek Rasyid sedang pulang ke rumahnya. Bang Albra kelihatannya juga masih capek."

"Pakai apa?"

"Motor pa,"

"Yaudah kalau begitu hati-hati,"

"Iya papa assalamualaikum,"

"Waalikumusalam,"

Aku kemudian bergegas untuk ganti baju,khimar,niqab  dan mengambil helm serta kunci motor. 3 bulan yang lalu motorku dijual oleh papa karena tidak ada yang memakai dirumah. Namun tidak dengan motor bang Albra karena aku menyayanginya. Lagipula bang Albra juga jarang memakai motor itu.

💜💜💜

Aku mengendarai motor itu dengan kecepatan rata-rata sambil menikmati suasana kota yang kurindukan. Kotaku tidak sepadat Jakarta karena memang kotaku ini kecil dibandingkan Jakarta. Namun jangan salah kotaku juga terkenal dengan seninya. Buktinya beberapa seni nusantara banyak yang berkembang disini.

SEOUL LOVE STORY✔(Islamic Fanfiction) J.h.s (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang