Chapter 32. Kesedihan dalam kebahagiaan

293 15 0
                                    

Rennaya membuka pintu kamar dan masuk kedalamnya dengan langkah gontai.

Ketika akan membuka pintu kamar mandi, ia dikejutkan dengan suara Atthar.

"Dari mana saja?"

Rennaya berbalik. Dapat dilihatnya Atthar sedang duduk dipinggir ranjang sambil menyilangkan tangannya.

Tidak ada yang aneh, hanya saja tatapan datar yang dilayangkan Atthar kepadanya cukup membuat Rennaya merasa heran.

"Kau sudah pulang?"

"Menurutmu?"

Rennaya menaikkan satu alisnya mendengar jawaban sinis Atthar.

Perlahan, Rennaya mendekati Atthar dan merasakan panas tubuh Atthar didahinya melalui telapak tangan. 'tidak panas' benak Rennaya.

Atthar memegang tangan Rennaya yang menempel didahinya. Menarik tangan itu dengan pelan dan berdiri untuk kemudian memeluk istrinya dengan erat.

"Kau kenapa, Atthar?"

Atthar tidak menjawab. Melainkan terus memeluk Rennaya dengan sangat erat.

"Tolong jawab aku, Atthar. Kau sakit? Apa kau memiliki masalah? Jawablah, Jangan diam saja."

"Aku mencintaimu."

"Oke, aku tahu kau pasti sedang memiliki masalah. Sekarang ceritakan padaku!"

Rennaya ingin melepas pelukan Atthar namun lagi lagi pria itu menahannya.

Rennaya menghembuskan nafasnya pelan.

"Baiklah, aku akan cerita. Tetapi sambil memelukmu." ucap Atthar pelan.

"Katakan padaku."

"Tadi siang aku menemui kolegaku di salah satu Restoran. Tetapi aku melihat sesuatu yang membuat hatiku panas. Wanita yang kucintai sedang duduk dihadapan seorang pria yang bahkan wajahku jauh lebih tampan darinya."

Rennaya memutar bola matanya keatas. Sangat jelas jika pria ini menceritakan seseorang yang saat ini sedang ia peluk.

"Pasti wanita itu sangat cantik sampai kau sangat mencintainya."

"Sangat. Dan sialnya aku sangat mencintainya."

"Apa kau ingin mendapatkan penjelasan dari wanita yang sangat kau cintai itu?"

"Sangat ingin!"

"Kalau begitu lepaskan dulu pelukanmu ini. Aku sesak!"

Dengan berat hati Atthar melepaskan pelukannya.

Rennaya duduk di pinggir ranjang seperti yang dilakukan oleh Atthar.

Menatap kedalam mata Atthar, Rennaya mulai menjelaskan semuanya. Tentang panggilan yang tiba-tiba, tentang detektif itu, tentang fakta yang baru saja ia ketahui. Semuanya.

Bagi Rennaya, tidak masalah menceritakan hal itu kepada Atthar. Bagaimanapun, Atthar adalah suaminya. Bukan orang lain.


***M***

Atthar berdiri dengan sebelah tangan memegangi pagar pembatas balkon dengan pandangan menatap kearah depan.

Hanya ke arah depan.

Karena sesungguhnya mata Atthar tidak secara nyata melihat objek apapun.

Pikiran Atthar tidak berada ditempatnya.
Atthar baru saja mendengarkan semua penjelasan Rennaya. Dari situ dia tahu, bahwa pria yang menemui Rennaya adalah adik dari detektif yang pernah ia singkirkan tiga tahun lalu.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang