Chapter 34 (1). Pembunuh itu

351 13 0
                                    

Rennaya sedang tertidur ketika merasakan tangan seseorang memeluknya. Dengan perlahan Rennaya mencoba membuka mata dan menyesuaikan pandangannya dengan minimnya pencahayaan dalam ruangan itu.

"Atthar" ujar Rennaya pelan.

"kenapa bangun? Lanjutkan saja tidurmu, Naya."

Rennaya menggeleng pelan. "kau dari mana saja? Kenapa baru pulang sekarang? Kau tahu, aku sendirian sejak tadi."

"ada banyak pelayan di mansion ini Rennaya."

"Tetap saja, mommy dan daddy tidak ada dan kau baru pulang sekarang." Rennaya mengeratkan pelukannya kepada Atthar yang saat ini berhadapan dengannya.

"Maafkan aku. Hari ini banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, Naya."

"Aku tidak akan semudah itu memaafkanmu."

"Baiklah, katakan apa yang kau inginkan."
Rennaya terlihat berfikir sejenak.

"Bagaimana jika aku ingin... Atthar!!" ucapan Rennaya harus terpotong dengan teriakannya sendiri akibay Atthar yang mencubit pipinya dengan cukup keras. Ia pun berusaha memukul Atthar sudah menjauhkan tubuhnya, namun tentu saja usahanya sia-sia.

Alhasil teriakan Rennaya hanya dibalas dengan suara tawa ejekan dari Atthar.

Kebahagiaan sangat dirasakan oleh kedua manusia yang saling mencintai itu.

Mereka tidak tahu, mungkin saja moment ini akan menjadi moment bahagia terkahir yang bisa mereka habiskan bersama.

***M***

Myoui tak henti hentinya menatap Argus dengan tatapan sendu miliknya. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menghentikan apa yang akan dilakukan suaminya.

"Kumohon, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan, tetapi jangan lakukan itu sekarang Argus. Kau bahkan belum benar-benar pulih dengan penyakitmu, kumohon dengarkanlah kata kata ku ini!"

"Tidak bisa Myoui. Jika aku terus mengundurnya, kau tahu sendiri aku tidak punya banyak waktu." jawab Argus sembari menatap layar laptop yang berada di pangkuannya.

Myoui menghembuskan nafasnya pelan.
Ia tahu karakter suaminya yang berwatak keras. Jika ia telah menargetkan sesuatu, maka ia akan melakukannya tujuannya apapun kendalanya.

Walaupun kendalanya itu adalah kesehatannya sendiri.

"Selesai." ujar Argus dengan bahagia.

"Kapan kau akan melakukannya?" tanya Myoui.

"3 hari lagi."

"Apa kau yakin?"

"Tidak. Aku tidak pernah merasa yakin untuk hal ini. Tapi jika aku terus menghindarinya, itu sama saja dengan membuat putri ku tidak tenang seumur hidupnya."

"lalu apakah menurutmu Rennaya akan tenang setelah mengetahui fakta itu?"
Tersenyum sendu, Argus menjawab pertanyaan Myoui. "mungkin awalnya akan sulit, namun itulah yang terbaik. Setidaknya, setelah memberitahukan fakta itu kepadanya aku bisa mati dengan tenang."

***M***

Sudah seminggu sejak Argus dan Myoui tidak berada di mansion. Baik Rennaya maupun Atthar tetap menjalankan aktivitas mereka seperti biasanya.

Rennaya berjalan keluar dari ruangan tempat dirinya baru saja menyelesaikan rapat bersama para investor.

Dengan diikuti oleh seorang wanita yang menjabat sebagai sekretarisnya, Rennaya menuju keruangan kerjanya.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang