Chapter 3. Keputusan

704 30 3
                                    

***M***


20.00

Ting

ting

ting

Suara bel jam raksasa yang diketakkan disudut ruang makan bergaya khas eropa itu menandakan jam telah menunjukan pukul delapan malam. Saatnya para pelayan untuk segera menghentikan aktivitasnya menyajikan segala makanan diatas meja karena sebentar lagi para pemilik rumah megah ini akan turun untuk menyantap makan malam yang telah tersaji rapi diatas meja makan sepanjang 6 meter ini.

Argus selaku kepala rumah tangga lebih dulu menduduki singgasananya. Tentu saja kursi yang ia duduki adalah kursi yang letaknya tepat ditengah antara kursi-kursi lainnya. Hal itu menunjukan kekuasaannya yang paling besar akan rumah ini.

Langkahnya yang diikuti oleh sang istri, secara otomatis menjadi orang kedua yang duduk di kursi meja makan itu. Tentu saja ia duduk di samping suami tercintanya.

Masih ada tiga kursi kosong lagi.

Lucas datang dengan aura dinginnya.

‘tidak biasanya’ pikir Myoui. Ia akan menanyakan itu nanti, tapi tentu saja setelah makan malam ini berakhir.

Tinggal dua kursi kosong lagi.

Myoui dan suaminya saling bertatapan satu sama lain. Mereka khawatir apabila kedua anak mereka yang tidak pernah akur itu kembali mencari-cari alasan untuk tidak bergabung bersama mereka untuk makan malam kali ini.

Tetapi perasaan mereka sedikit lega setelah langkah kaki seseorang terdengar dan kemudian menyapa mereka dengan senyum yang merekah diwajahnya.

syukurlah’ benak Argus.

“selamat malam dad, mom, dan adik kecil ku” 

Lucas yang mendengar sapaan Rennaya seketika merubah raut wajahnya menjadi senyum kembali. Myoui yang melihat perubahan wajah Lucas mengerutkan keningnya. Ia heran dengan perubahan raut wajah Lucas yang cepat sekali berubah saat melihat Rennaya.

“kau pasti sangat menyayangi kakakmu ya Lucas” Lucas yang merasa namanya disebut langsung mengalihkan tatapannya dari Rennaya yang bersiap untuk duduk disampingnya ke arah mommynya. Lucas menaikkan satu alisnya, ia merasa aneh dengan ucapan mommynya yang tiba-tiba itu.

“raut wajah dingin mu yang tidak biasa tadi langsung berubah saat melihat kakakmu.” Sambung Myoui, melihat Lucas yang tidak mengerti ucapannya sebelumnya. Lucas hanya menyunggingkan senyumnya menderngar penuturan Myoui.

Sementara Rennaya yang mendengan itu langsung mencium pipi Lucas. Sedangkan Lucas setengah mati menahan degupan jantungnya setelah tindakan Rennaya yang tiba-tiba terhadapnya ‘ada apa aku ini, seperti anak remaja yang kasmaran saja’. Lucas berdehem.

“tentu saja ia menyayangi ku, diakan  adik kesayanganku” seru Rennaya.

Baru saja Lucas ingin berkomentar mengenai panggilan ‘adik kesayangan’ Rennaya, tiba-tiba seseorang datang dan menginterupsi kegiatan mereka.

“hentikan pembicaraan sok romantis itu dan aku harap kita segera makan sekarang. Aku  terlalu lapar untuk mendengar ocehan tidak penting” ujar Atthar yang langsung meduduki kursinya tepat disamping ibunya, dan didepan Rennaya.

Sebagai anak sulung dikeluarga Matthieu,seharusnya ia duduk di kursi yang ditempati Lucas sekarang, disamping Rennaya. Tetapi Lucas terlebih dahulu datang dan mengambil tempat duduk itu.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang