***M***
Dengan tatapan kosong, mata Rennaya hanya tertuju pada satu objek yang bertuliskan,
'Argus Matthieu'.
Lucas sudah kembali ke Rumah sakit untuk menjaga Atthar sedangkan Myoui masih membujuk Rennaya untuk ikut bersamanya. Namun nihil, bahkan berbicara sepatah katapun putrinya itu masih enggan.
"Mom akan kembali ke rumah sakit sekarang, jangan berada disini terlalu lama nak. Sebentar lagi hujan akan turun." itulah ucapan terakhir Myoui sebelum benar-benar pergi dan meninggalkan Rennaya yang masih berdiri tanpa melakukan apapun selain menatap sendu batu nisan itu.
Saat hanya ada dirinya saja, perlahan Rennaya mendudukkan tubuhnya dan tangannya menyentuh nisan itu.
"Daddy memintaku berjanji untuk bahagia, dan aku mengangguk saat itu. Tapi aku tidak menyadari saat meminta daddy untuk sembuh, daddy bahkan tidak memberiku jawaban apapun"
"sekarang, apa aku harus memenuhi janjiku? Mungkin bisa, tapi semuanya akan berbeda dengan dulu, dad. Sekarang semua sudah berbeda, tidak akan sama seperti dulu lagi." lanjutnya.
***M***
Rennaya sudah memikirkan semuanya. Menurutnya, inilah yang terbaik bagi dirinya, Athhar dan.. Semuanya.
Karena itu disinilah dia, didalam kamar rawat Atthar yang masih terbaring koma sejak beberapa hari yang lalu.
"operasi Atthar berjalan dengan lancar. Sekarang tinggal menunggu ia sadar dan proses pemulihan nya selesai." ujar seorang wanita paruh baya yang sejak tadi berada disana namun seperti tidak diakui keberadaannya oleh Rennaya.
Saat ini Rennaya enggan menoleh kearah Myoui yang baru saja menjelaskan kondisi Atthar kepadanya.
Myoui berjalan mendekati Rennaya yang hanya melihat ke arah Atthar yang terbaring diatas ranjang.
Rennaya tersentak saat Myoui tiba tiba memeluknya, sedetik kemudian tangisan pilu Myoui lah yang terdengar.
Ini adalah kali pertama Rennaya melihat Myoui menangis seperti ini. Rennaya tahu, air mata Myoui bukan hanya sekedar air mata kesedihan, melainkan juga air mata kekecewaan, kemarahan, dan.. Penyesalan.
Rennaya masih terdiam dan tidak berniat membalas pelukan Myoui. Hal itu membuat Myoui semakin terpukul menyadari saat ini putrinya itu pasti sangat membencinya. Bagaimanapun, ayah Myoui adalah dalang dari semua kejadian ini.
"Jangan membenci mom, nak.. "
Rennaya tersenyum getir.
Lucu sekali. semua orang meminta agar Rennaya tidak membenci mereka, tapi apakah mereka tidak berfikir sebesar apa rasa kecewa yang dirasakan olehnya saat ini?
Dengan berat hati Myoui melepaskan pelukan yang tak kunjung dibalas oleh Rennaya.
Dengan mata sembab dan wajah lelahnya, Myoui menatap sendu tepat kedalam mata abu abu milik Rennaya.
"Mata ini.. Entah kenapa ketika aku dan Argus melihat mata ini untuk pertamakali, hati kami terasa sakit namun damai disaat yang bersamaan. Kami yang awalnya hanya ingin meminta maaf pada seorang anak kecil yang telah kami hancurkan hidupnya seketika menginginkan anak malang itu agar ikut bersama kami. Menghabiskan hidup dan berbagi kasih serta kebahagiaan bersamanya. Tapi kami pun tahu jika sesuatu yang telah salah sejak awal akan menjadi boomerang pada akhirnya. Dan sayangnya, meskipun aku mati matian melarang Argus Melakukan ini, ia tetap bersikeras ingin mengatakan yang sejujurnya kepadamu, nak. Meskipun rencananya berantakan karena usaha Atthar yang ingin menghentikan daddymu, namun percayalah baik daddymu, aku dan juga Atthar, kami sangat menyayangimu. Kau tidak perlu memaafkan kami, dosa kami terlalu besar untuk dimaafkam semudah itu. Tapi, tolong Rennaya.. Jangan membenci kami.. " ucap Myoui yang semakin tidak mampu menahan deras air matanya.
"Aku tidak akan pernah bisa membenci orang yang telah merawatku selama ini. Meskipun berusaha mencobanya." ujar Rennaya pelan.
Myoui tersenyum bahagia.
"Tapi aku juga tidak bisa terus hidup bersama orang yang turut andil dalam meninggalnya ayahku."
Deg.
Myoui sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Rennaya. Ia tahu pada akhirnya akan seperti ini, tapi mengapa rasanya tetap sakit jika mendengar langsung hal itu dari putrinya.
Myoui menganggukkan kepalanya pelan, berusaha untuk terlihat tegar. Matanya meneliti tatapan datar Rennaya yang ditujukan untuknya.
Meskipun berat, Myoui tetap berusaha untuk tersenyum, ia tahu putrinya itu jauh lebih terluka darinya. Meskipun tatapan mata Rennaya seolah menebarkan aura kebencian, namun linangan air mata yang ia tahan sejak tadi sangat menunjukkan adanya perasaan lain yang mencoba untuk ia tutupi.
"Kau berhak memilih nak. Mom memahami itu dan mom yakin, daddy mu juga pasti akan memahaminya jika ia masih disini bersama kita."
Tidak ada jawaban dari Rennaya. Ia hanya takut, jika mengucapkan sepatah kata lagi maka pertahanannya akan runtuh sebentar lagi.
Tiba-tiba Rennaya merasakan tangan Myoui menggenggam tangannya.
"Sejauh apapun kau pergi nanti, kau akan tetap menjadi putriku, Rennaya."
'sejauh apapun kau pergi nanti, kau akan tetap menjadi putriku'
Tes
Untaian kalimat itu terus berputar dikepala Rennaya membuat air mata yang sejak tadi ditahan Rennaya seketika turun membasahi pipinya.
Melihat air mata sang putri, Myoui langsung memeluk erat Rennaya.
"Menangislah, nak. Aku mommy mu. Tidak perlu menyembunyikan tangisanmu."
Seperti yang diucapkan Myoui, Rennaya akhirnya mengeluarkan segala beban yang ia rasakan selama ini dipundak Myoui. Ia menyadari tidak memiliki siapapun saat ini. Ia hanya wanita kesepian yang berusaha untuk terlihat tegar.
Saat tangisan Rennaya reda, Myoui melepas pelukannya perlahan lalu mengusap bahu Rennaya.
"Mommy akan keluar, nak." ujar Myoui sebelum meninggalkan dirinya seorang diri bersama Atthar yang masih saja tak sadarkan diri.
Dengan langkah pelan, Rennaya mendekati ranjang dihadapannya.
Cukup lama dirinya menatap tubuh tak berdaya Atthar hingga ia mendekatkan tubuhnya agar lebih dekat kewajah Atthar.
Bibir itu mengecup pelan dahi Atthar sebelum membisikkan sesuatu ditelinga sosok yang tak sadarkan diri itu.
"Jika takdir kita memang baik, maka kau akan mendengarkan apa yang akan ku katakan saat ini."
Rennaya menghembuskan nafasnya pelan sebelum melanjutkan ucapannya.
"Andalusia, Spanyol. Tepatnya di kota Marbella. Temui aku disana, maka aku akan memaafkanmu saat itu juga karena aku.."
Rennaya menghembuskan nafasnya pelan sebelum menlanjutkan ucapannya. "Aku sedang mengandung anak kita, Atthar.."
***Tbc***
SeeYaa.
CORALETHA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family, My Enemy [END]
RomanceRennaya Lourainne Abelard diadopsi oleh keluarga Matthieu beberapa saat setelah ayahnya meninggal akibat kecelakaan tunggal. Meskipun berstatus adopsi, namun kasih sayang yang diberikan oleh orangtua angkatnya mampu membuatnya merasa seperti berada...