Chapter 12. Kapan Berakhir?

289 19 0
                                    

Setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing.

Sangat alami bagi manusia untuk mendambakan takdir baik bagi dirinya.

Namun ibarat yin dan yang, hitam dan putih, takdir baik juga selalu berdampingan dengan takdir buruk.

Karena itulah
setiap manusia memiliki caranya masing-masing untuk menjemput takdir baik dan melawan takdir buruk.

-CoraLetha-

***


Sudah dua menit waktu berjalan dan hingga kini skor Rennaya masih tertinggal cukup jauh dari Atthar. Entah apa yang menyebabkan sehingga nasib baik sepertinya lebih berpihak pada seorang yang hobi melukis seperti Atthar dan nasib buruk justru menimpa dirinya yang sejak dulu selalu rutin berlatih.

Memalukan memang.

Huh.

Sementara Lucas sudah lebih dulu pulang bersama Maura -tentu saja dengan paksaan Rennaya- sejak beberapa saat sebelum Atthar dan Rennaya melangsungkan pertandingan sengit mereka.

Menyadari dirinya akan tertinggal jauh dari skor Atthar, didetik-detik terakhir Rennaya mencoba untuk lebih memfokuskan pikirannya dari sebelumnya. Meskipun kalah nanti, paling tidak skornya tidak jauh tertinggal.

Rennaya membayangkan objek sasaran sebagai pembunuh ayahnya. Dan,

Yeah i get it! Finnaly!” Rennaya tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaannya setelah saat yang ia tunggu sejak tadi kini menjadi kenyataan. Namun kesenangannya terusik dengan ucapan Atthar yang membuat mood nya terjun bebas seketika.

“Yah akhirnya. Tapi itu tidak cukup untuk merubah posisimu yang jauh dibawahku, Rennaya.”

‘sialan’

Rennaya berusaha meredakan emosinya dengan menarik nafasnya pelan.

“Katakan apa yang kau inginkan”

Tanpa menjawab ucapan Rennaya, Atthar hanya menaikkan satu alisnya membuat Rennaya kembali berusaha menahan emosinya agar tidak meledak saat itu juga.

“kau tahu maksudku”

“Sebuah pengakuan?”

Sekarang Rennaya lah yang menaikkan satu alisnya.

“Baiklah. Ku akui kau hebat. Lebih hebat dari kemampuan menembak ku. Puas?”

“Oh tidak perlu berlebihan dalam memujiku. Dan yah, aku belum puas”

Astaga! emosi Rennaya rasanya akan meledak tidak lama lagi.

“Aku belum memberimu perintah, ingat?”

“Cukup katakan tidak usah berbelit-belit!”

“Apakah siklus bulanan mu berpindah ke awal bulan? Yang kutahu dulu kau biasa mendapatkannya di akhir bulan”

“Kurasa kita bukan orang yang cukup dekat satu sama lain untuk berdiskusi masalah siklus bulanan ku” desis Rennaya dan menatap tajam Atthar.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang