Chapter 34 (2). Tak sekuat bintang

319 17 0
                                    

"RENNAYA!!"

Langkah kaki Rennaya berjalan mundur kebelakang. Ia terlalu terkejut dengan kejadian mendadak yang terjadi tepat didepan matanya.

Ia bahkan tidak menghiraukan panggilan seseorang yang..

'Lucas?'

Rennaya membalikkan tubuhnya menghadap kearah sumber suara yang memanggilnya.

Disana, Lucas berlari menghampirinya.
Sangat cepat, dan Rennaya bersyukur dengan kehadiran adiknya itu. Ia sangat shock setelah..

"Lucas... " Rennaya terdiam saat Lucas ternyata tidak berlari ke arahnya..
Melainkan kearah..

Rennaya menolehkan kepalanya ketempat pria yang terbujur kaku dengan lumuran darah ditubuhnya itu berada,
Rennaya masih belum bisa mencerna semuanya.

Belum, sampai adiknya itu membuka masker hitam yang menutupi wajah-


DEG

"At.. atthar"

"Kenapa kau menembak kakakku hah!? Yang membunuh ayahmu adalah daddy tapi kenapa kau melukai kakakku yang tidak memiliki kesalahan apapun padamu Rennaya!!" Teriak Lucas yang memeluk erat sang kakak sembari mencoba menahan aliran daran yang terus keluar dari tubuh Atthar.

'Yang membunuh ayahmu adalah daddy tapi kenapa kau melukai kakakku'

'Yang membunuh ayahmu adalah daddy'

Kalimat itu terus berputar dikepala Rennaya. Tidak, ia masih belum memahami semuanya, atau.. Ia memilih untuk tidak memahami apapun..

"pembunuh ayahku adalah daddy" gumam Rennaya.

Setetes air mata terjatuh dari pelupuk mata Rennaya.

"Rennaya.. "

Suara itu..

Rennaya menolehkan kepalanya kearah suara itu.

Haruskah ia percaya begitu saja? Tidak, Lucas pasti sedang emosi sampai mengatakan hal yang tidak-tidak.

Ya! Pasti seperti itu.

Argus sudah berada tepat di depan Rennaya. Sedangkan para anak buah yang datang bersama Argus tetap melanjutkan langkahnya ke tubuh Atthar untuk membawa pria itu ke Rumah sakit dengan Lucas yang mendampinginya.

"Rennaya.." panggil Argus lagi.

Rennaya mengerjapkan matanya. Ia tersenyum kecut. "Lucas mengatakan hal yang tidak-tidak, dad. Aku.. Aku juga tidak tahu kenapa Atthar mengerjaiku tadi.. Aku.."

Argus menenangkan Rennaya dengan menggenggam pelan bahunya.

"Lucas mengatakan fakta, nak. Dan Atthar melakukan ini untuk melindungiku."

Deg.

Dengan nafas yang menggebu, Rennaya menatap nanar pria bertubuh renta dihadapannya.

"Kenapa? Apa ayahku melakukan kesalahan? Benar begitu?"

Tidak ada respon dari Argus membuat air mata Rennaya semakin tumpah membasahi pipinya.

"Jawab, dad! Apa ayahku melakukan kesalahan terhadap daddy? Jika iya katakan dad!! Jika iya.. Aku.. Aku minta maaf atas kesalah-"

"Luke tidak melakukan kesalahan padaku, nak.. daddy hanya.. "

Argus menghembuskan nafasnya keras sebelum melanjutkan ucapannya. "Bukannya daddy ingin menjadi orang yang jahat, sebut saja saat itu fikiranku sedang buntu sehingga dengan tega melakukan hal yang membuatku menyesalinya seumur hidupku"

Rennaya menggeleng pelan, tak berusaha menahan air mata yang mengalir dipipinya.
"Fikiran buntu? Terimakasih dad. Fikiran buntu daddy telah berhasil menghancurkan hidupku." ujar Rennaya lalu berjalan meninggalkan Argus yang berdiri mematung setelah mendengar ucapan Rennaya.

Rennaya tidak sanggup lagi berada di tempat itu. Tempat yang menjadi saksi dari kehancuran hidup Rennaya untuk yang kedua kalinya.

Pertama kali adalah ketika ayahnya meninggal.

Dan kali ini adalah ketika daddynya mengakui kesalahannya.

BRUK.

Deg.

Langkah Rennaya yang akan meninggalkan gedung itu terhenti. Sangat jelas dirinya mendengar suara seseorang yang terjatuh dibelakangnya. Dan ia tentu tahu siapa orang itu.

"Dad.. "ucapnya dengan bibir gemetar.

Hatinya bergumul, tidak.. Ia tidak akan membalikkan badan.

Tidak akan pernah!

Dengan langkah cepat Rennaya berlari keluar dan segera meninggalkan gedung itu.

Rennaya menyetir mobilnya dengan kecepatan maksimum.

Ia bertekad meninggalkan semua hal yang menyakitkan. Meninggalkan siapapun yang telah membohongi dan mengecewakan dirinya.

'Jikapun nanti ada saatnya kau menjadi seperti satu bintang itu, cukup lakukan apa yang kau mau. Jika kau akhirnya memilih seperti bintang lainnya, lakukanlah. Selama itu membuat dirimu bahagia.'

'Apakah menurutmu aku akan menjadi seperti satu bintang itu suatu saat nanti?'

'Tidak ada satupun yang mampu menebak takdir seseorang, Naya. Kita hanya bisa menjalani hidup, sesuai takdir yang ditentukan. Pada akhirnya akan seperti itu. Sekeras apapun kita mencoba untuk menghentikan takdir, pada akhirnya takdir akan berjalan sesuai kehendak Nya.'

'Bintang itu terlalu kuat, sedangkan aku tidak sekuat bintang itu.'

Seketika percakapan antara dirinya dan Atthar berputar dikepalanya membuat air mata Rennaya semakin jatuh.



***Tbc***

Seeyaa.
CORALETHA.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang