Kepala Rennaya tak hentinya memikirkan kejadian semalam. Ingin sekali Rennaya melupakannya dan bersikap seolah tidak pernah mendengar apa yang Atthar Ucapkan kepadanya. Tapi, tidak bisa.
"apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Rennaya terkesiap. Ia berbalik dan dapat dilihatnya Argus sudah duduk sambil meminum teh tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
Rennaya kembali menghadapkan badan kearah taman didepannya. Tangannya memegang pembatas balkon yang terasa dingin karena terbuat dari bahan besi.
"tidak ada, dad."
"baiklah, daddy tidak akan memaksamu untuk cerita. Sekarang duduk disamping daddy dan minumlah teh ini."
Rennaya menaikkan alisnya. Berikutnya ia melakukan seperti yang diperintahkan oleh Argus. "Aku tidak melihat satu teh ini sebelumnya."
"memang tidak. Pelayan baru saja membawakan teh itu untukmu, tapi kau terlalu sibuk dengan pikiranmu sehingga tidak sadar jika seseorang baru saja berjalan dibelakangmu tadi."
Rennaya tersenyum kikuk lalu meminum teh panas miliknya.
"untung saja tadi itu hanya pelayan, bagaimana kalau seorang penjahat yang ingin melukai mu." canda Argus.
"tidak masalah, ada daddy dibelakangku."
"bagaimana jika justru daddy lah penjahat itu?"
Rennaya terkejut awalnya namun setah itu tertawa mendengar ucapan Argus yang ia anggap sebagai lelucon gagal.
"daddy adalah malaikatku. Sampai kapanpun."
Hanya dengan satu kalimat singkat itu namun mampu membuat Argus merasa nyeri di dadanya. Mampukah dirinya mengungkapkan yang sebenarnya kepada anak yang sangat ia sayangi ini?
Argus menatap lama wajah Rennaya disampingnya. Berkali-kali dia mencoba untuk mempersiapkan diri memberitahu Rennaya tentang semua fakta yang sebenarnya, tapi sia sia. Ia selalu berakhir dengan membisu, semua untaian kalimat yang telah ia susun pun seolah menghilang dengan sekejap.
"daddy ingin selalu menjadi malaikat mu dan ingin kau selalu menganggap daddy sebagai malaikat mu, sweety." ujar Argus dengan tulus. Rennaya tidak tahu, apa yang Argus katakan saat ini mengandung makna yang tersembunyi dibaliknya.
"tanpa daddy minta pun, aku pasti akan selalu menganggap daddy seperti itu." Rennaya tersenyum manis dan memeluk Argus, daddy yang sangat dan selalu ia sayangi.
Ah, memeluk daddynya mampu membuat Rennaya melupakan sejenak pikiran yang membelenggunya beberapa saat yang lalu.
"semoga kau selalu bahagia, sweety.""kebahagiaanku bergantung pada daddy, jika daddy selalu sehat maka akupun akan selalu bahagia."
Mendengar ucapan tulus anaknya membuat Argus semakin mengeratkan pelukannya kepada Rennaya.
'daddy akan selalu sehat selama kau tidak meninggalkan daddy, nak.'
***M***
At Rennaya, Atthar's Bedroom.
Segala cara sudah Rennaya lakukan untuk melupakan pernyataan cinta Atthar semalam.
Setelah bersantai di balkon bersama Argus, mengunjungi Myoui ditaman, menelfon Maura selama satu jam membahas hal yang penting sampai tidak penting, sekarang dirinya memutuskan untuk mengerjakan pengurusan yayasan miliknya. Selain itu, Rennaya juga mulai kembali memfokuskan diri terhadap perusahaannya, Abelard Inc. yang akan bergerak dalam bidang periklanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family, My Enemy [END]
RomanceRennaya Lourainne Abelard diadopsi oleh keluarga Matthieu beberapa saat setelah ayahnya meninggal akibat kecelakaan tunggal. Meskipun berstatus adopsi, namun kasih sayang yang diberikan oleh orangtua angkatnya mampu membuatnya merasa seperti berada...