Chapter 10. Kebodohan

318 17 0
                                    

Bahkan ketika kau menyakitiku berulang kali, aku masih tetap menyimpan harapan yang besar terhadapmu.

Aku tau itu bodoh.

Tapi entah mengapa
Lagi dan lagi
Aku membiarkan diriku menjadi bodoh

Rennaya Lorrainne Abelard.

***

Saat makan malam selesai Lucas berniat untuk menemui Rennaya dan menanyakan kondisinya. Namun dirinya segera mengingat larangan yang diberikan Rennaya kepadanya tiga tahun lalu.

‘kau sudah besar adik kecilku, jadi jangan masuk ke kamar kakak cantikmu ini lagi oke’

Seperti itulah ucapan Rennaya ketika Lucas tiba-tiba masuk kekamarnya dan memeluknya yang sedang tertidur seperti binatang peliharaan yang bermanja-manja dengan pemiliknya. Hal yang hampir setiap hari dilakukan Lucas sebelum kakanya itu melarangnya melakukan kebiasaannya itu.

Lucas baru saja akan memasuki kamarnya setelah batal menuju kamar Rennaya namun langkahnya terhenti mendengar suara seseorang yang tiba-tiba saja memanggilnya.

Lucas membalikkan badan dan terkejut melihat Maura yang sudah berdiri dengan style nya yang mengenakan gaun malam.

Lucas menaikkan alisnya karena merasa heran dengan penampilan Maura yang dinilaiya tidak sesuai pada tempatnya. Terlebih kemunculan Maura yang tiba-tiba dirumahnya itu membuatnya berfikir kembali apakah dirinya terlalu banyak menghayal sampai tidak menyadari kedatangan makhluk berisik sejenis Maura.

“Hai junior sialan” seru Maura yang hanya dibalas tatapan datar oleh Lucas.

“kenapa menatapku seperti itu? Ah, jangan bilang kau mulai terpesona padaku! Maaf saja, tapi kau sama sekali bukan tipeku” ucap Maura dengan penuh percaya diri.

“terpesona? Pada senior cerewet sepertimu? In your dream, b**ch”

“W-WHAT!? B**CH!?” Maura baru saja akan melayangkan pukulannya dengan wajah tampan Lucas sebagai targetnya sebelum suara Myoui terdengar memanggilnya.

Maura segera mengontrol wajahnya menjadi tersenyum saat membalikkan diri menghadap ke arah Myoui, sedangkan Lucas mengambil kesempatan itu dengan segera masuk kedalam kamarnya, tidak lupa ia juga mengunci pintu.

“bukankah kau akan menemui Rennaya sayang? Apakah ia tidak membukakanmu pintu? Ah, bibi akan mem-“

“tidak bi, aku bahkan belum mengetuk pintunya tadi”

“kenapa? Apa kau memiliki masalah dengan Rennaya?”

“bukan begitu bibi, tadinya aku akan mengetuk pintunya tapi Lucas memanggilku jadi ya begitulah”

“oh begitu, baiklah. bibi akan turun kebawah kalau begitu. Ah iya, tolong hibur Rennaya karena sepertinya dia memiliki sedikit masalah. Sejak pulang tadi dia tampak murung dan langsung mengurung diri dikamarnya”

Maura terdiam.

setauku dia bilang hanya tidak enak badan’ pikir Maura sejenak lalu kemudian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban lalu setelahnya ia kembali berjalan menuju kamar Rennaya.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang