Chapter 17. Dia Membuatku..

253 16 0
                                    

Setelah melepas rindu dengan memandang foto kedua orangtuanya, Rennaya baru teringat dengan piring makannya masih tersimpan di atas ranjang. Tak ada pilihan lain selain membawa sendiri piring itu turun ke bawah mengingat seluruh pelayan tidak dipekerjakan dimalam hari.

Rennaya tidak masalah dengan itu. Toh Atthar juga pasti sudah masuk kedalam kamarnya. Pikirnya.

Rennaya menutup kembali white room miliknya lalu berjalan kearah ranjang untuk mengambil piring makan yang akan dibawanya ke dapur. Dengan satu tangan yang memegang piring, satu tangan lagi ia gunakan untuk membuka pintu kamarnya.

Suasana mansion itu cukup sepi. Rennaya melihat kearah jam yang yang terletak tidak jauh dari meja makan berada dan benar saja, waktu sudah menunjukan pukul 1 malam. Ah, ini karena dia terlalu asik bernostalgia tadi sampai lupa dengan waktu.

Tinggal berapa langkah lagi ia akan sampai ke dapur namun tubuhnya membeku melihat seseorang yang baru saja meminum minumannya itu memandang tajam ke arahnya.

Rennaya berusaha untuk tidak menatap balik kearah mata pria itu dengan membuang arah pandangannya kemana saja asal tidak ke objek yang sangat mampu mengintimidasinya.

Rennaya lebih dulu menormalkan detak jantungnya dan membuang nafas pelan sebelum melangkahkan kembali kakinya kearah tujuan awalnya.

Dari jarak dekat seperti ini, ia baru sadar bahwa Atthar masih memakai seragam jas lengkap.

'pria ini baru pulang? Kalau begitu Atthar juga tidak makan malam bersama dad, mom dan lucas? Huh, tahu begitu lebih baik tadi dirinya makan bersama dad dan yang lainnya saja tadi dari pada harus bertemu dengan pria ini sekarang!' pikir Rennaya.

Rennaya mempercepat langkahnya saat dirinya sudah hampir mencapai Wastafel. Awalnya ia berniat untuk langsung mencuci piring itu namun pikirannya berubah setelah melihat Atthar juga berada di dapur.

Berlama-lama ditempat yang sama dengan pria itu tentu bukan hal yang baik untuk kesehatan jantungnya. Karena itulah setelah menyimpan piring itu ditempat yang semestinya, iapun berbalik untuk segera kembali ke kamarnya.

Tapi!

Tidak bisa..

Saat ini bahkan berbalikpun dirinya tidak bisa!

Pria sialan ini berdiri tepat dibelakangnya sehingga ia tidak bisa kemana-mana. Sisi kanan dan kiri tubuhnya diapit oleh kedua lengan kekar Atthar, jadi bagaimana ia bisa bergerak!?


Perlahan tangan Atthar semakin maju kedepan. 'jangan peluk aku!' teriak Rennaya dalam hati. Rennaya sudah mempersiapkan tenaganya apabila sewaktu-waktu pria itu memeluknya.

Tapi,

Tidak.

Atthar hanya menyimpan gelas miliknya yang sudah kotor keatas piring makan milik Rennaya.

"Jangan lupa cuci gelas itu juga. Paling tidak kau bisa sedikit berguna tinggal dirumah ini." ucap Atthar sebelum suara langkah kakinya terdengar menjauh dan benar-benar meninggalkan Rennaya yang masih berdiri ditempat nya tanpa bergerak sedikitpun.

Tidak, dia tidak mematung atau bahkan membeku seperti pemeran utama wanita dalam drama.


Sadarlah, ini bukan cerita fiksi.

Melainkan kisah romansa seorang Atthar Matthieu dan Rennaya Lorrainne Abelard yang jika difilm kan pun entah bergenre apa. Horor, mungkin.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang