Chapter 18. Kesulitan yang Sama

253 15 0
                                    

REVISI : 7 Agustus 2019

Pada akhirnya takdir akan membawa manusia pada satu titik yang sama. Sekuat apapun manusia mencoba untuk merubah takdir itu.

***

Jika aku sendiri sangat sulit, bagaimana dengan dirinya?

-AM-

***M***

Rennaya kembali kemansion dengan perasaan sedikit kesal setelah pertemuannya yang mendadak dengan Atthar di Mall tadi. Bukan karena pria itu sedang bersama kekasihnya, sebelumnya dia sudah mempersiapkan hatinya jika harus menghadapi kondisi mendadak seperti tadi.

Yang menjadi masalah baginya adalah kalung itu. Padahal dia sendiri bukanlah wanita yang gemar mengenakan perhiasan apapun tapi setelah melihat permata yang menyerupai bunga tulip di kalung tadi, tiba-tiba saja rasa ingin memiliki benda itu timbul hingga mengganggu pikirannya sampai saat ini.

'seandainya saja aku lebih cepat dari pria itu' Rennaya membuang nafasnya kasar.

"permisi nona, anda dipanggil tuan untuk makan malam bersama"

"aku akan turun sebentar lagi"

Tapi,

"tunggu" panggil Rennaya saat pelayan baru saja akan pergi "apa Atthar sudah pulang?"

"iya nona, tapi tuan baru saja pergi kembali"

'syukurlah'

"baiklah, kau bisa pergi"

Pelayan itu pergi setelah memberi hormat kepada sang majikan.



***M***


Benar kata pelayan tadi, Atthar sama sekali tidak terlihat sejak kami memulai makan malam, entah kemana perginya pria itu. Bukan urusan Rennaya juga. Terserah kemana saja dia pergi.

'asal tidak ke tempat tak terpuji itu lagi' Rennaya membatin.

Walaupun sudah berusaha untuk tidak peduli namun Rennaya tidak bisa mentolerir jika pria itu kembali mengunjungi klub malam. Bukan apa, toleransi pria itu terhadap alkohol sangat rendah. Tampak luarnya saja yang garang tapi menghadapi alkohol tidak mampu. Umpat Rennaya.

Mata Rennaya menangkap objek yang sejak tadi sedikit mengganggu pikirannya,  Atthar. Pria itu baru saja tiba dengan mobil maybach exelero miliknya.

Tapi seakan tidak puas dengan apa yang dilihatnya Rennaya memutuskan untuk turun kelantai satu dengan niat ingin memastikan secara langsung keadaan pria itu.

Tersisa satu anak tangga lagi yang harus ia lewati namun langkahnya terhenti saat mata tajam pria itu kembali bertatapan dengan mata abu-abu miliknya.

Berusaha untuk tidak terpengaruh lagi seperti sebelumnya, Rennaya tetap berdiri diposisinya dan menatap pria itu secara detil.

Sedangkan Atthar yang merasa aneh dengan tatapan Rennaya, menaikkan satu alisnya. "aku tau aku tampan. Tapi jangan harap aku akan menyukai kau menatapku dengan ekspresi anehmu itu"

Rennaya tersadar dari kegiatannya. Wanita itu berjalan dengan langkah pelan menuju kehadapan pria didepannya. Ketika jarak mereka tersisa hanya satu meter, Rennaya menghentikan langkahnya.

My Family, My Enemy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang