#10

1.6K 127 9
                                    

"dara..."

Seunghyun memanggil lagi. Dia dengan sopan mengetuk pintu tapi aku tidak mampu bergerak karena jiyong sengaja mencengkram tubuhku.

"jiyong..lepaskan aku sebentar.." pintaku memohon. Tapi dia malah meremas payudaraku dan menghisap leherku. Aku tak sanggup  menahan desahanku, "ah..."

Refleks aku menutup mulutku selama dia menyentuh tubuhku. Desahanku terlalu keras, aku tak mau sampai seunghyun mendengarnya.

"ji...please.."

Dia berhenti dan menatapku dengan napas beratnya, "katakan kepadanya..kalau kamu sedang tidak mau diganggu.." aku menggeleng dan bersikeras berontak dari cengkramannya.

Jiyong pindah posisi, dia mengunci posisi kami. Dia diatas dan aku dibawahnya tak berdaya. Lantas dia berbisik, "Say it dara.. Atau aku akan membuatmu menyesal.." aku menelan ludah keringku.

"say it dara..." dia mengulangnya dengan lebih tegas.

Jujur saja, aku sangat takut dengan tatapannya. Tapi aku juga tidak mau membuat seunghyun merasa kecewa.

"dara..apa kamu ada di dalam? Aku ingin berbicara sesuatu kepadamu.." aku mendengar seunghyun diluar masih menungguku.

Aku melirik pintu perlahan aku mengeluarkan suara, " mianhae seunghyun saat ini aku ingin tidur. Aku sudah ngantuk sekali..."  lalu aku berbalik menatap jiyong. Dia tampak puas lantas mengecup keningku. Sebenarnya apa yang aku takutkan dari jiyong mengapa aku bisa tak berdaya seperti ini?

"araseo...im sorry jika aku mengganggu tidurmu.." diluar pintu aku masih mendengar suara seunghyun dan aku bisa membayangkan betapa kecewanya dia saat ini.

Jiyong meraih kedua tanganku lalu dia simpan diatas lehernya. Sedangkan tangannya perlahan merayap masuk ke dalam baju dan tiba-tiba mengangkat tubuhku sehingga saat ini aku berposisi duduk dipangkuannya. Dia mengecup bibirku.

"dara.." katanya, tangannya perlahan mengelus pipi dan keningku. Matanya menerawang ke seluruh wajah dan leherku.

"aku tahu kamu menyukai seunghyun.." jantungku berdetak sangat kencang mendengarnya.

"tapi.." katanya sambil merengkuh tubuhku.

"kamu tidak bisa dan tidak boleh menjadikan dia pacarmu."

Aku mencoba rilex dan menyandarkan wajahku di pundaknya, "why?" tanyaku. Tapi dia tidak menjawab dan malah melepaskanku.

Aku menatapnya dengan bingung saat dia beronjak pergi dari tubuhku dan berjalan keluar kamar.

"jiyong.." aku memanggilnya tapi dia tidak berbalik sama sekali.

Setelah kepergiannya, bermunculan banyak sekali pertanyaan dalam benakku. Aku merasa ada sesuatu yang ingin disampaikan jiyong kepadaku. Sementara itu seunghyun mendadak menjauh dariku. Untuk aku yang selalu memperhatikannya, dia sangat jelas sekali menghindariku. Dia bahkan tak mau menatap atau sekedar menyapaku. Sesungguhnya aku masih penasaran sebenarnya apa yang ingin dia katakan waktu itu tapi aku tidak memiliki kesempatan.

Sampai pada akhirnya jadwal kepulangan liburan kami tiba. Kami berenam pulang sedangkan jiyong entah berada dimana, semenjak malam itu dia tidak pernah datang ke vila lagi. Aku tahu dia memang sibuk sebagai seorang artis tapi di sisi lain aku merasa hampa. Bagaimana aku bisa seperti ini? Entahlah. Setiap malam aku merasa kesepian, aku gila karena menunggunya menyusup masuk ke kamarku dan memelukku sampai aku tertidur. Aku gila membayangkan panasnya sentuhan tangan dan bibirnya. Tubuhku seakan sudah terbiasa dengan sentuhannya.

Kami pulang dengan kapal pesiar daesung. Seperti biasa aku memilih menyendiri. Namun chaerin menghampiriku. Aku tersenyum kepadanya.

"hei beibs.." sapanya.

Flawless (Complete❤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang