#16

1.3K 105 10
                                    

Sorry baru up, theres many think going on in my life so..just enjoy this up guys..

Fyi,
For the next chapter and on.. I will use mix PoV. Dont be confuse, ryt..

This comin thru..
BAB II







My POV

Youngbae dan seunghyun saling terduduk lemas menanti di depan ruang tunggu operasi. Tak ada yang berbicara. Mungkin mereka pun tak tahu kata apa yang pantas terlontar selain tegang dan tak tahu harus berbuat apa.

Seunghyun sesekali menengok kamar dara. Dia menenangkan dara yang histeris ingin melihat jiyong. Seunghyun terkulai lemas setelah meyakinkan dara jika semua akan baik-baik saja. Dia menunduk, tangannya meremas kepala. Rasanya semua ini sangat membunuhnya.

Di samping itu, ada sesuatu yang mengganjal dalam perasaannya. Sesuatu seperti sedang terkumpul dan siap meledak.

Jam dinding terus berdenting. Setiap detik jantungnya tak mampu berdetak dengan normal. Seunghyun bangkit berdiri saat para medis keluar dari ruang operasi itu. Youngbae ikut berdiri disampingnya. Seorang dokter yang bertanggung jawab menjelaskan jika operasinya berhasil dan kini jiyong dalam keadaan stabil walau masih ada pasca shock operasi jadi jiyong harus di rawat inap dan membutuhkan pengawasan insentif. Lalu mereka ditinggalkan untuk menenangkan diri. Dokter juga memberitahu mereka jika jiyong masih belum bisa ditemui.

Youngbae mendesah dan menepuk-nepuk dadanya lantas tersenyum. "oh man..thanks god jiyong berhasil diselamatkan." ucap youngbae lalu menoleh kepada seunghyun. Namun melihat ekspresi seunghyun, youngbae menjadi sedikit bertanya-tanya. Tapi dia berusaha membuang jauh pikiran anehnya.

Sementara itu ada seorang perawat yang meminta kerabat jiyong untuk bertemu di bagian informasi karena ada polisi yang mencari mereka. Seunghyun dan youngbae pun segera pergi. Disana mereka ditanya seputar identitas dan kronologis kejadian tapi karena mereka tidak ada di tempat saat kejadian maka seorang perawat yang kebetulan jaga disana menjelaskan. Youngbae dan seunghyun mendengarkan seksama. Pada akhirnya polisi menyimpulkan jika ini hanyalah pure bunuh diri dan bukan sesuatu dari luar maka polisi menutup kasus yang sebenarnya tidak pernah ada ini.

Youngbae meremas kepalanya, "bagaimana bisa jiyong membunuh dirinya sendiri? Dan dari mana pisau itu berada? Kita harus menyelidikinya, seunghyun-ah?" ucap youngbae gusar, sedangkan seunghyun hanya mendesah.

"tidak perlu." balasnya singkat.
Youngbae menoleh heran.

"boh?"

"pisau itu milik jiyong. Dia selalu membawanya untuk menentukan waktu saat bunuh diri." lantas berjalan mengabaikan youngbae, tentu youngbae merasa kesal dengan sikapnya.

"seunghyun? Whats wrong man?" katanya sambil menahan seunghyun.

"nothing.." balasnya tanpa menatap youngbae.

"oh c'mon..apa kau pikir aku buta. Dari tadi aku memperhatikanmu dan kau tampak sama sekali tidak mengkhawatirkan atau bahkan peduli dengan keadaan jiyong."

Sambil mendesah berat seunghyun menoleh dengan tajam, "lalu apa yang kau inginkan dariku, bae? Apa aku harus menangisinya dengan tersedu-sedu?"

Dahi youngbae mengerut kencang, dia menggeleng-geleng. "sahabat kita baru saja selamat dari maut dan ini sikapmu?"

Mendadak seunghyun menarik kerah youngbae. " SHUT UP!" lalu menghempaskannya sampai terjatuh. Seunghyun menunjuk wajah youngbae, "listen! You dont know every fucking think about jiyong, but i know. Aku rasa aku tidak perlu mengkhawatirkan laki-laki pengecut seperti dia!"

Flawless (Complete❤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang