Berlindunglah dari keadaan apapun dan bekerjasamalah agar beban terasa ringan
* * *
Rupanya cara menghindar dari serangan zombie seperti ini sedikit epektif untuk beberapa saat.
Ketika mereka sudah melewati pagar dan ketika sigit sudah sampai di puncak pagar sigit melirik ke belakang "bu Nesya!, Asih! Ternyata pak agus percaya pada kita dan kini ia sedang berlari kemari, oh dan dia sedang dikejar zombie dalam perkiraan jarak sekitar tiga puluh meter lagi." ucap sigit semangat namun ketika mendengar geraman dari pak Agus Sigit kaget dan membuatnya hilang harapan lagi dengan keselamatan pak Agus miris memang.
"tapi, maaf. Ternyata pak agus sudah jadi bagian dari mereka" ucap Sigit sedikit mendunduk kecewa lalu lompat dan mulai menjauhi pagar.
Alangkah terkejutnya Sigit karena ketika ia melihat ke bagian pagar ternyata pak Agus sudah hampir bisa melewati pagar yang langsung membuat wajahnya pucat seketika "itttttuuuuuuuu" ucapnya seraya menunjuk ke arah pagar dengan tangan gemetar "pak agus hampir bisa melewati pagar, gimana kita sekarang" tambah Sigit sekaligus bertanya pada kedua orang didekatnya Asih dan bu Nesya.
"oh iya ibu baru ingat, kalo di belakang sini ada gudang" ucap Nesya yang membuat mata Asih dan Sigit berbinar karena bahagia.
"sekarang kita cepat kesana, kita bisa mencari senjata di sana untuk bertahan dan melawan jika diperlukan" ujar sigit, lalu mereka segera lari ke arah gudang agar bisa segera bersembunyi.
Setelah sampai di gudang ternyata gudang dikunci dan untungnya hanya dikunci dengan gembok kecil dengan demikian besar kemungkinan bagi mereka untuk bisa masuk untuk mencari persenjataan sementara.
"bagaimana nih, pintunya di gembok lagi" ucap asih panik karena ditambah suara geraman yang semakin jelas saja karena jarak mereka dari pagar hanya sekitar empat puluh meteran saja.
"aku akan mencoba mendobraknya jadi awasi saja sekeliling karena dari yang pernah kubaca dari buku buku bertema zombie disana tertulis bahwa mereka peka dengan suara sekecil apapun, jadi waspadalah" ucap sigit memberi aba aba untuk fokus mengintai keadaan sekitar dan tetap waspada.
"bruk bruk"pintu masih belum bisa dibuka dan "bruuk" pintu akhirnya bisa dibuka dan merekapun langsung masuk ke dalam, menutup pintu dan memblokadenya dengan alat seadanya yang ada di gudang ini.
"kita sebaiknya diam agar tidak menarik perhatian para zombie dan kita cari senjata untuk perlindungan sementara" ucap Sigit ditambah anggukan dari Asih dan bu Nesya sebagai tanda mereka faham.
"aku nemu sabit dua dan golok satu dan kkkkkaaattanaa" ucap Sigit agak berbisik tapi bahagia plus kaget karena ada katana di gudang alat kebersihan."kalian nemu apa?" tanyanya.
"kalo ibu nemu sebuah ini senjata api dengan cadangan peluru yang lumayan banyak juga" jawab Nesya sedikit ngeri namun tetap terlihat kebahagiaan disana.
"dan kau" ucap Sigit sambil menunjuk Asih.
"kalo aku nemu busur dan anak panah" ucap asih.
"baiklah kalau begitu apakah kalian bisa menggunakan senjata nya masing masing, tapi maaf ya bu sebaiknya jangan dilu ibu gunakan revolver itu ya karena takut nantinya bisa jadi perhatian para zombie biar kusimpan saja untuk situasi darurat" ucap Sigit menjelaskan.
"eh itu darah, apa?" tanya Nesya kaget dan baru tersadar akan noda darah dibaju sigit dan sedikit mengenai wajahnya yang mereka berdua kaget.
"ehh tenang ini bukan darahku! ini darah pak Dian waktu diserang oleh Ayu" ucap sigit menjelaskan menghilangkan prasangka buruk bu Nesya dan asih.
"Aaayu" ucap asih sedikit terbata bata.
"ya, semuanya sebenarnya berasal dari Ayu yang berubah menjadi ganas dan mencabik cabik pak Dian dan ini adalah darah pak Dian yang tak sengaja terciprat karena tindakan Ayu yang tiba tiba" jelas sigit panjang kali lebar.
Asih dan Nesya hanya mengangguk dan ber ooooooo saja namun tetap saja Asih sedikit terpukul karena Ayu adalah teman terdekatnya dengan Nemi juga.
"sekarang bagimana apa kita diam dulu di sini" tanya Asih dengan terpancar raut kesedihan.
"tidak, kita sekarang akan cari Tempat perlindungan dan mencari makanan" jawab sigit mantap ditambah anggukan dari Nesya.
"benar kita pasti akan kelaparan nanti, apa kita kekantin dulu saja?" tanya Nesya.
"jangan, disana pasti banyak orang yang sudah menjadi zombie, sebaiknya kita ke kelas saja pasti disana kosong kita bisa mengambil bekal mereka, tapi kitaa harus ke lantai dua karena di lantai satu terlalu berbahaya" jawab Sigit sekaligus memberi saran.
Akan semakin beratkah perjalanan mereka?
Nantikan kelanjutannya ya😊
Folow akun ku @Dylan_Dary agar akunya makin semangat hehehe
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan mengklik tanda ⭐ dan juga coment
Revisi 11-07-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
(SASATZ)SCHOOL ATTACK "Survival Againts The Zombies" REVISI Bentar
Science FictionHigh rank #1 ➡zombie #39 ➡science fiction Semua bermula dari percobaan guru biologi bernama nana yang menemukan virus aneh yang berasal dari seekor cacing aneh pantai timur yang menyengat anaknya dan setelah anaknya disengat oleh cacing aneh itu...