Kejarlah tujuanmu kemanapun itu karena tujuanmu adalah masa depanmu
* * *
Mereka pun akhirnya bermalam di uks dan semuanya tertidur dengan pulasnya terutama si tukang tidur dan siapa lagi selain Rudi.
Keesokan harinya mereka berlima terbangun pagi pagi sekali sekitar pukul tiga pagi karena mendengar suara geraman seperti kemarin "groooooooh" terdengar lagi untuk ke dua kalinya dan dipagi buta itu menjadi terasa sangat menegangkan.
Mendengarnya saja membuat mereka berlima sangat ketakutan apalagi berhadapan langsung mereka akan langsung merubah kita menjadi seperti mereka.
Namu Sigit memberanikan diri untuk mengintip ke luar walau pun masih gelap gulita tapi masih ada sadikit cahaya bulan membuat Sigit bisa melihat lihat keluar dengan mengintip di balik hordeng dan alangkah terkejutnya sigit ketika melihat postur tubuhnya yang amat besar sekitar tiga kali lipat ukuran tubuh Sigit dengan otot otot yang besar.
Sigitpun kembali ke posisi semula dengan badan yang gematar.
"kamu kenapa kok seperti melihat setan aja" bisik Rudi bertanya.
Sigitpun melirik dan menatap tajam ke arah Rudi, Sigit tak mau bicara dulu karena ia masih takut dan hanya jawab Sigit yang mengisaratkan agar diam membuat mereka yang tadinya penasaran dengan yang dilihat Sigit tadi ikut terdiam dengan tatapan kosong masing masing sampai keadaan terang.
Nesya kemudian melihat hanphone untuk melihat jam dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul 06 : 34.
"aduh aku laper banget" ucap Rudi pelan sambil mengusap perutnya yang keroncongan dan dimakanlah bekal kemarin sampai sisa bekal kemarinpun habis tanpa sisa sedikitpun walau dingin dan sedikit masam tapi apa boleh buat sekarang hanya itu yang ada daripada tidak makan sama sekali lebih baik makan apa saja yang ada.
Setelah semuanya selesai makan dan minum dan menyisakan dua botol air minum.
"sekarang kita akan berangkat ke ruang pengumuman sebaiknya bereskan barang barang yang akan di bawa" ucap Sigit mengambil komando semua agar bersiap untuk pergi ke ruang pengumuman di lantai tiga.
Setelah semuanya siap mereka pun mulai pergi dari uks menuju ruang pengumuman dan mereka harus menempuh jarak yang lumayan jauh karena gangguan dari zombie keparat membuat perjalanan yang singkatpun harus dijalani dengan lebih lama lagi.
Tapi baru saja mereka melewati dua kelas sudah ada suara geraman"grrrrr grrr groooooooh" dan akhirnya suara yang paling mereka takuti muncul ditengah keheningan dan munculah lima zombie dari koridor samping dan salah satunya adalah zombi yang telah bermutasi menjadikannya berbadan besar dengan otot otot yang besar pula tapi walaupun begitu jalannya lebih lambat dibandingkan zombie yang belum bermutasi.
"baiklah aku akan maju dan kau Asih coba kau tumbangkan yang besar dari jarak jauh aku belum tahu kemampuan bertahannya" ucap Sigit sambil sedikit berbisik.
Sigitpun mulai maju dengan dua zombie yang mulai berlari dan Sigit tak mau kalah dan sigitpun mulai menghunuskan katana dan menebaskannya sambil berputar "crrrasss" darah segarpun mengalir deras membanjiri lantai dengan sekali tebasan saja.
"srrttt" anak panah sudah siap untuk dilepaskan"wusss" anak panah melesat "jleb" dan menancap dengan sangat dalamnya tapi tak ada reaksi sedikitpun dan hanya darah segar yang mengalir dari luka yang dihasilkan anak panah Asih.
Dua zombie sudah mendekati Sigit dan ia sudah mengambil ancang ancang lagi untuk memisahkan kepala dari badannya sigit berlari dan sisanya masih fokus mengawasi sekitar.
"crasss" satu kepala lagi menggelinding terpisah dari badannya "bruk" dan sisa satu zombie yang belum bermutasi habis di tempat itu dan sigit melihat kepala zombie itu menggantung dengan rudi di dekatnya menyisakan zombie besar yang sudah tertancap satu anak panah di lehernya namun masih gagah tanpa kelihatan rasa sakit sama sekali"jleeebb" anak panah kedua menancap pada matanya sampai ke dalam tapi masih belum tumbang juga "jleb"anak panah ke tiga menancap lagi di mata satunya lagi namun hasilnya nihil.
"dasar keparat" ucap Sigit lalu maju menebaskan katana nya bertubi tubi pada badannya "craassss crassss crasss craas" tapi walau darah sudah mengalir deras dari tubuhnya tetap saja tidak ada perubahan dia masih berdiri tegak walau jalannya tak menentu arah karena dia sudah tak bisa melihat lagi. Serangan demi serangan telah Sigit berikan sampai kedua tangannya putuspun masih berdiri tegak dengan gagahnya dan mungkin serangan Sigit ini tak ada apa apa nya dibanding kekuatan zombie yang telah bermutasi ini. "crass crass crass" tiga kali tebasan di leher zombie ini belum bisa memutuskan kepalanya dan "craasssss" serangan ini sangat kuat sampai kepala zombie ini menggantung dan anehnya masih berdiri seperti tidak terjadi apapun dan serangan terakhir sigit adalah menghunuskan katananya tepat pada bagian jantung "jleb" dan memutarnya barulah zombie itu roboh.
"hosh hosh hosh" sigit sangat kelelahan sekali dengan nafas yang masih memburu Nesya langsung memberikan air minum pada Sigit "glek glek glek" Sigit meminumnya sampai habis karena ia sangat kehausan sekali.
"ayo kita langsung saja naik ke atas menuju ruang pengumuman aku tak ingin berlama lama di sini aku capek jika harus berpadapan lagi dengan zombie seperti dia" ucap Sigit dengan nafas yang masih memburu.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan sampailah mereka dekat tangga menuju lantai tiga dan baru saja mereka sampai tengah tengah tangga sudah ada suara geramanan kecil di atas sana "grrr" semua mulai was was terutama Tasya yang belum terbiasa dengan hal ini. "kita lanjut saja agar tempat kita bertempur sedikit lebih luas aku tak mau kalo harus perang di tangga bisa bisa aku mati duluan" ucap Sigit lalu mengambil ancang ancang dengan katana yang di pegang erat.
"kali ini kau bantu aku, aku masih lelah melawan zombie tadi" ucap Sigit menunjuk Rudi.
"baiklah, saatnya beraksi" jawab Rudi dan mengencangkan pegangannya pada sabit yang di pegangnya.
Setelah sampainya di atas mereka diterkejutkan dengan suara zombie yang bermutasi lagi dan terdegar lebih dari satu mungkin dua tiga atau mungkin empat dari koridor tengah dan untungnya di koridor lurus dengan tangga tidak ada satupun zombie "kita masih beruntung, sebaiknya kita masuk kelas saja dulu sampai penggangu yang merepotkan itu pergi" ucap Nesya pelan ditambah suara geraman yang semakin kuat membuat mereka langsung saja masuk ke kelas dan menutup lalu menguncinya tanpa menimbulkan suara sedikitpun.
Aduh sekarang lawannya tambah berat saja apakah mereka akan terus bisa selamat seperti hari ini?
Jangan lupa folow akun authornya @Dylan_Dary biar akunya makin semangat hehe.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan mengklik tanda ⭐ dan juga koment ya
Revisi 18-07-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
(SASATZ)SCHOOL ATTACK "Survival Againts The Zombies" REVISI Bentar
Science FictionHigh rank #1 ➡zombie #39 ➡science fiction Semua bermula dari percobaan guru biologi bernama nana yang menemukan virus aneh yang berasal dari seekor cacing aneh pantai timur yang menyengat anaknya dan setelah anaknya disengat oleh cacing aneh itu...