29. Naik

71 7 2
                                    

Naiklah setinggi yang kau mampu dan jadilah yang nomor satu dengan semangat membara dan jangan kau tindih orang yang berada dibawahmu tapi ajaklah karena kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain

* * *

ngk! saat pintu dibuka sudah berjajar lima zombie dengan jarak lima meter.

"beraksi" ucap Sigit kemudian Ayip dan Sigit mulai berlari dan menyerang tapi dua di antara mereka sudah ada yang bisa lari karena sel mereka telah bermutasi satu kali, Sigit mulai menghunuskan katananya "Ayip nunduk" ucap Sigit, wush! crash! Sigit mengayunkan katananya berputar dan meggelindinglah dua kepala dan satu kepala masih menggantung"brukh" ketiga tubuhpun roboh dan menyisakan dua.

"biar aku yang menangani sisanya dan aku boleh pinjam katanamu" tanya Ayip penuh harap.

"okay" jawab Sigit lalu menyerahkan katananya.

"wah kalian kompak juga ternyata" ucap Rudi yang tidak bergerak sedikitpun dari posisi sejatinya dan pernyataannya yang hanya dilirik saja oleh Sigit.

Sekarang tugas Sigit hanyalah sebagai penonton saja karena hanya tersisa dua zombie saja dan itupun sudah permintaan Ayip untuk mengurus sisanya.

Ayip kini mencoba menggunakan teknik yang biasa dipakai oleh Sigit yakni berputar crash! dan ternyata tidak semudah kelihatannya karena ia hanya menumbangkan satu zombie saja dan kini ia lanjutkan dengan cara menghunuskannya langsung tepat di bagian kepala dan tumbanglah zombie yang tersisa.

Sigit menyodorkan tangannya sambil meminta katananya kembali dan kembali memberikan sabit kepada Ayip.

"okay aku akan memberikannya padamu tapi lain kali aku pinjam lagi ya" ucap Ayip penuh harap.

"ok ok sini katanaku" lalu diserahkanlah katananya pada Sigit walau dengan berat hati.

"sekarang ayo kita naik" ajak sigit.

Lalu mereka mulai naik secara perlahan dan mengendap endap agar tidak ketahuan zombie walau itu mustahil tapi keyakinanlah yang membuat mereka melakukannya.

Begitu mereka sampai ternyata di dalam kelas yang tadi mereka jadikan tempat turun terdapat banyak zombie.

"okey aku punya ide, tapi kalian harus gerak cepat okay" bisik sigit penuh tanda tanya

"tapi bagaimana denganku?" tanya Rudi sedikit bersedih.

"kalau diseret pasti akan memancing banyak zombie" tambah Ayip.

"dasar kau" ucap Rudi kesal.

"justru itu karena aku akan memancing mereka" ucap Sigit membuat Rudi dan Ayip menatap tajam.

"apa kau sudah gila, nanti kalau mereka mendapatkanmu gimana huh?" ucap Ayip kesal.

"ssst, tenang saja pokoknya nanti kita lari saja tapi jangan berisik" ucap sigit meyakinkan mereka berdua.

Setelah itu sigit mulai maju sedikit demi sedikit dan setelah sampai didekat pintu ia menutup pintu yang terbuka dan keberuntungan ada di pihak mereka karena pintu hanya bisa dibuka jika ditarik kedalam dan zombie di dalam sana hanya menggunakan insting berburu bukan otak mereka karena mereka sudah tak memakai otak untuk berfikir lagi.

Cklek! pintupun tertutup rapat dan aku mengisaratkan agar Ayip dan Rudi untuk bergerak.

Merekapun mulai bergerak dan sampailah mereka didepan kelas dimana awal mereka pergi, lalu merekapun masuk dan menutup pintu rapat kemudian satu persatu dari mereka kembali ke ruang pengumuman dan yang pertama menyebrang adalah Ayip dan yang kedua adalah Rudi kemudian Sigit, mereka menyebrang tanpa menimbulkan suara gaduh sama sekali jadi mereka akan aman.

"hey kok lama banget sih kami sudah sangat laper tau" ucap ulan mendel karena kelaparan.

Sontak saja mereka bertiga tidak terima karena untuk mencari makanan untuk mereka juga nyawalah yang jadi taruhannya.

"emangnya gampang apa cari makanan di situasi seperti ini apalagi kita harus bertemu dengan zombie level tiga emangnya mudah mengalahkannya hah" ucap Sigit sedikit esmosi.

"hey uda deh jangan pada ribut karena Sigit memang benar, nanti jika kalian melihatnya baru tau" ucap Nesya menengahi.

"udah daripada ribut mulu lebih baik makan aja, isi tuh perut" Ucap Tasya sudah tak sabaran lagi untuk segera makan.

Setelah selesai makan mereka mendengar suara helikopter dan sontak saja mereka semua buru buru melihatnya dari jendela.

"apakah itu blackhawk, separah apakah virus zombie ini menyebar ya, sampai blackhawk terbang di wilayah ini" tanya Sigit penasaran tingkat tinggi.

"mmm entahlah, apa mereka sedang mengevakuasi korban dari serangan zombie" jawab Ayip asal.

"kalau kemungkinannya begitu tunggu apa lagi kita minta bantuan saja untuk dievakuasi" ucap Nesya mengajak semua untuk melambaikan tangan agar mereka menghampiri mereka.

Merekapun sama sama melambaikan tangan dari jendela dan usaha kami tidak sia sia karena ada satu helikopter yang mendekat dari dua helikopter.

* * *

"beta satu mendekat ke sekolah karena ada orang yang selamat disana, over" ucap pilot beta satu.

"diizinkan mendekat beta dua akan memantau keadaan, over" ucap pilot beta dua lalu beta dua mantau ke sekeliling dan meninggalkan beta satu.

Lalu beta satu pun mendarat di atap namun sayangnya zombie dari level satu sampai level tiga kini semuanya menuju sumber suara di atap dan dengan kondisi mesin helikopter yang sudah dimatikan.

"grooooh grooooh groooh" suara zombie sudah terdengar di tangga menuju atap.

"nyalakan mesin, zombie menyerang" teriak satu penembak jitu.

"brukh" pintu untuk ke atap pun terdobrak sampai hancur berkeping keping terkena tinju oleh zombie level empat.

"tratatatat" terdengarlah suara senapan serbu untuk menahan zombie level empat karena zombie level empat adalah zombie berotot yang besar nan bisa berlari.

* * *

Dibalik kebahagiaan karena heli blackhawk yang menjemput kini mulai sirna dengan dinyalakannya lagi kapal heli dengan suara senapan serbu yang terdengar sangat keras menandakan bahwa mereka tengah diserang gerombolan zombie juga ada kemungkinan sudah ada zombie level empat mungkin itulah yang dirasakan dan difikirkan mereka bersepuluh.

"sepertinya kegembiraan ini akan berakhir duka" ucap Sigit .

"ya kau benar Git, terus sekarang kita gimana zombie makin kuat sedangkan kita rasanya semakin melemah saja" ucap Ayip dengan muka murungnya.

* * *

"beta satu diserang zombie beta dua tolong bantu kami, over " ucap pilot beta satu.

"beta dua segera menyusul tahanlah sebisa kalian, over" jawab beta dua lalu meluncurlah menuju lokasi beta satu yang berjarak satu kilometer.

Sementara penembak jitu beta satu masih menembak sampai sudah menghabiskan peluru sebanyak dua shot dan kini beta satu siap untuk terbang dan mengintruksikan penembak jitu agar segera masuk kedalam helikopter namun saat penembak jitu masuk zombie level empat dan level dua sudah berlari mendekati helikopter yang pintunya terbuka lebar dan lompatlah zombie level empat kedalam helikopter.

"tratatat" saat penembak berbalik dan kaget langsung menembak namun sayang yang terkena tembakan hanyalah tangan kirinya dan kreck! senapan serbu digenggam oleh zombie sampai remuk.

"terbang" teriak penembak jitu dan terbanglah beta satu dengan satu zombie level empat dan satu level dua yang kini menggantung dibawah dan tak berkutik.

Apakah beta satu akan selamat dari zombie level empat.

Jangan lupa folow akunku @Dylan_Dary biar akunya hepi dan tambah semangat hehehe

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan mengklik tanda ⭐ dan comment

Revisi 29-07-2020

(SASATZ)SCHOOL ATTACK "Survival Againts The Zombies" REVISI BentarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang