12. Teman Seperjuangan Baru

159 8 0
                                    

Berpositif thinking lah kalian dengan keadaan seburuk dan sesulit apapun karena bukan hanya kalian yang merasakannya

* * *

"sekarang kita akan ke lantai dua, tapi ingat sekarang kita harus menghadapi pak Agus dulu dan ingat kita tidak dulu menggunakan revolver karena terlalu beresiko, sekarang aku akan menggunakan katana, Asih kau bisa menggunakan busur kan? dan bu nesya akan menggunakan sabit ini" jelas sigit panjang lebar yang ditambah anggukan dari mereka berdua terutama anggukan Asih yang sigit nanti karena senjata yang dia gunakan adalah sebuah busur.

"kita akan lewat mana yah untuk keatas?" tanya Sigit kebingungan karena situasi yang buruk untuk berfikir panjang kedepan dan mencari saran yang bagus.

"sebenarnya ada sih pintu darurat di belakang sekolah, tapi besar kemungkinan pintunya di kunci" jawab Nesya ragu.

"baiklah kalau begitu sebaiknya kita coba dulu dan ingat, jangan takut untuk membunuh mereka karena mereka sekarang bukan lagi manusia dan sebaiknya kita membunuh mereka dari pada menjadi bagian dari mereka" tutur Sigit yang walau terdengar begitu mengerikan tapi itu jauh lebih baik daripada harus menjadi bagian dari mereka.

Setelah perbincangan dan tujuan selanjutnya pasti, Sigit mengambil ancang ancang karena di depan pintu gudang ternyata sudah ada pak Agus dari yang dilihat oleh Asih dari lubang kunci.

"baiklah kau buka pintu, dan aku yang akan melawannya" ucap Sigit sambil menunjuk Asih yang mendapat anggukan mengerti darinya.

"tapi aku takut" ungkap Asih dengan mata yang mulai berair dan tubuh sedikit berergetar.

"kalo begitu biar ibu saja yang membuka pintu" ucap Nesya mantap.

Kemudian blokade yang menghalangi pintu pun dipindahkan satu persatu dan membuat sedikit suara gaduh yang membuat zombie di luar mulai menggebrak pintu "bersiap" ... "buka" ngkkkkk "crat" kepala pun terpisah dari badannya, darah segarpun mengalir deras bak saluran air. Yang tentu saja membuat Asih dan Nesya histeris karena melihat kejadian pembunuhan didepan mata walau pun itu hanyalah zombie tapi mereka juga kan tadinya manusia walau sebenarnya Sigitpun merasa sedikit mual melihatnya tapi ia harus kuat untuk bertahan.

Setelah semuanya tenang salah satu dari mereka berdua ada yang bertanya.

"ngomong ngomong, ko kamu bisa memakai katana sih" tanya Asih baru tersadar akan kemampuan yang sigit miliki.

"iya juga ya" tambah nesya.

"sebenarnya dari lecil aku selalu berlatih walau hanya menggunakan rotan saja, tapi ternyata berat juga katana ini. Tapi apa kalian sanggup untuk menggunakan sabit dan busur itu" tanya sigit sambil menunjuk sabit yang digenggam oleh Nesya dan busur yang digenggam erat oleh Asih dengan jawaban sebuah anggukan.

"jangan lengah dan pantau keadaan" bisik Sigit pada Nesya dan Asih.

Sesudahnya sampai di depan pintu tangga darurat mereka masih dalam keadaan yang sangat waspada walaupun tadi yang bisa melewati pagar hanya satu zombie namun tetap saja ada kemungkinan ada zombie lain juga yang bisa dan benar saja di arah jam sepuluh ada zombie lagi sedang berlari ke arah kami dengan jarak lima belas meter.

"kalian waspada dan aku akan memanahnya" ucap Asih mantap sekaligus percobaan.

Crttt suara tali busur mengkerat pertanda sudah maksimal siap luncur dan anak panah pun melesat dengan sangat cepat mengenai sasaran tepat dikepala zombie itu dan zombie itu tumbang seketika yang kini ditambah senyuman bangga dari Sigit dan Nesya membuat Asih merasa malu sendiri di kekacauan ini.

Pintu daruratpun dicoba untuk dibuka dan mereka beruntung pintunya tidak di kunci tapi ternyata ada yang menahannya dari dalam yang membuat mereka bertanya tanya apakah yang didalam adalah manusia normal atau zombie.

"apakah ada orang di dalam?" tanya Sigit sambil mengetuk pintu yang terdengar sangat konyol bertanya dibalik pintu tangga darurat.

"apa kalian zombie yang bisa bicara" ucap seseorang yang ada di dalam.

"dasar kau masa zombie bisa mengobrol, ya aku manusia normal seperti kamu dan aku adalah yang tadi memberi peringatan bahwa zombie menyerang sekolah" tutur Sigit dengan tatapan masih fokus pada sekeliling.

"jadi kau adalah kak Sigit?" tanya orang yang di dalam meyakinkan karena dia adalah Adik kelasnya Sigit.

"iya, aku Sigit dan apakah engkau Rudi" jawab sigit yang balik bertanya karena Sigit rasanya sangat hafal dengan suara ini.

"iya, ini aku Rudi" jawab Rudi seraya membukakan pintu.

Namun baru saja pintu di buka sudah ada geraman di arah jam dua belas dengan jarak sekitar empat belas meter.

Tiba tiba saja crrrt jleb tepat dikepala dan tumbanglah zombie itu. Kini semua pandangan tertuju pada Asih yang masih memegang busur membuat wajah Rudi sedikit pucat dengan mata melotot.

"kerennnn" ucap Rudi yang kini melongo menatap anak panah yang menancap di kepala zombie.

"apa aku dapat senjata, wah ada katana, sabit dan pistol. Aku mau pistol, boleh gak" ucap Rudi kegirangan dan memohon untuk memiliki revolver, namun Sigit melarangnya demi keamanan bersama.

"sebaiknya kamu gunakan sabit saja kalo kamu mau senjata karena kalo memakai revolver terlalu beresiko" ucap Sigit menjelaskan.

"yaaa, gak boleh ya. Ya udah gak papa deh yang penting aku punya senjata" jawab rudi sedikit kesal dan kecewa.

"sekarang kita ke lantai dua untuk tempat perlindungan plus mencari makanan untuk mengganjal perut kita yang mulai keroncongan" ucap sigit memperjelas.

Yeeea nambah teman lagi semoga makin banyak dah biar aku pusing nginget nama tokohnya hahaha.

Folow akun ku @Dylan_Dary agar akunya makin semangat hehehe

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan mengklik tanda ⭐ dan juga coment

Revisi 11-07-2020

(SASATZ)SCHOOL ATTACK "Survival Againts The Zombies" REVISI BentarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang