25. Bertahan

103 9 2
                                    

Bertahanlah sesulit apapun keadaannya dan Yakinlah bahwa semua kesulitan itu akan berakhir bahagia

* * *

Satu hari sudah mereka bertahan didalam ruang pengumuman dan sampai makanan pun habis tak bersisa oleh mereka bahkan termasuk air minum.

"apa kalian lapar?" tanya Sigit sambil mengelus perutnya yang keroncongan.

"Iya" jawab semua serempak seraya sama sama mengusap perut yang keroncongan.

"kruyuuk" terdengar bunyi yang sangat keras.

"wah ini namanya laper tingkat dewa" ucap Sigit seraya menahan tawa.

Membuat semua tertawa keras tanpa takut terdengar oleh para zombie lapar di luar sana karena mereka berada didalam ruang pengumuman yang kedap suara.

Disamping itu semua ada yang mukanya merah, semerah cat tembok yaitu Rudi yang gak tau malu namun malu maluin.

"oke kalau begitu mari kita berburu makanan, bagaimana kau siap, Rudi dan tak lupa kau Ayip mari kita beraksi" ajak Sigit pada keduanya lalu megang katananya dengan erat.

"ok baiklah apa kau punya pisau?" Ayip bertanya.

"tidak, tanya saja pada semua wanita yang ada disini mungkin ada yang bawa" jawab Sigit simpel.

"mmm.. aku pinjemin nih tapi awas ilang ini senjata paforitku plus sabit nih kalau butuh" jawab Tasya begitu polosnya seraya mengeluarkan cuter kecil dari saku bajunya.

"aku tak mengira ternyata gadis ini punya pisau" ucap Ayip tanpa melihat langsumg ke arah Tasya.

Namun setelah diberikan ternyata itu bukanlah pisau yang diharapkan oleh Ayip dan kenyataannya itu hanyalah sebuah cuter kecil.

"apa! ... apa kau pikir aku akan berburu tikus, hah?" ucap Ayip tak percaya dengan apa yang diberikan Tasya.

"ya.. kan tadi kamu gak bilang pisau yang gede ya kan aku punyanya yang kecil jadi aku coba aja tawarin siapa tahu bisa kan?" jawab Tasya mengelak.

"ya sudah apa ada lagi yang mempunyai pisau yang agak besar" tanya Ayip pada semua wanita yang ada disana.

"mungkin tidak ada jadi kau pakai saja sabit itu daripada tidak sama sekali" jawab Nesya memberikan kesimpulan dari perdebatan kecil tak bermakna.

"mmm... ya sudah gak papa deh yang penting bisa" jawab Ayip yang akhirnya pasrah.

Kemudian mereka pergi kekelas sebelah dengan jalan keluar melalui jedela untuk meminimalisir adanya zombie yang mengetahui tempat persembunyian ini yang akan membuat keadaan semakin runyam saja.

Sigit adalah orang yang pergi kekelas sebelah terlebih dahulu diikuti dengan Ayip dan yang terakhir adalah Rudi dan mereka masing masing membawa satu tas yang akan digunakan nanti untuk membawa makanan jika saja dapat.

"baiklah kalian siap? dan jangan teriak atau mereka akan mengerumunimu dan mencincang mu hidup hidup" ucap Sigit mengambil aba aba, lalu mulailah mereka berpetualang mencari sesuap makanan.

"baiklah, terlebih dahulu kita pergi ke kantor mungkin akan ada yang menarik disana" usul Ayip.

"aku ikut apa kata kalian sajalah asalkan jangan membawaku kedalam masalah yang besar" celoteh Rudi simpel.

"yah baiklah, jika kau ingin hidup maka setidaknya bertahanlah dan kalau bisa menyerang." jawab Sigit untuk celotehan Rudi

"setuju" tambah Ayip.

(SASATZ)SCHOOL ATTACK "Survival Againts The Zombies" REVISI BentarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang