Semua perjalanan tidaklah akan semudah yang kita bayangkan tapi yang terbaik jalanilah proses itu dan jangan pernah menyerah
* * *
Setelah mereka masuk ke dalam kelas dan sembunyi suara geraman pun makin keras dan memekakan telinga"groooooh grooooooooh groooooooh" suaranya sangat keras membuat tasya makin gemetar menahan rasa takut dan tangis walau air mata telah mengalir tak terbendung lagi namun Sigit mengisaratkan untuk tetap diam dengan mempererat pegangan tangannya pada katana.
Namun setelah tiga puluh menit berlalu suara geraman itu tidak pergi juga membuat mereka kesemutan karena terlalu lama jongkok.
Karena tak tahan lagi akhirnya Rudi, Tasya, dan Nesya terduduk dan sedikit menimbulkan bunyi "bruk" membuat kedua zombie berteriak semakin keras"grooooooh groooooooh" dan mulai mendekatlah keempat zombie yang telah bermutasi itu.
Pintu yang tertutup pun kini sedikit demi sedikit mulai terbuka dan nampaklah dari samping mereka empat zombie yang bermutasi membuat mereka semakin gemetar karena membunuh satu zombie yang bermutasi itu sangat melelahkan apalagi sekarang mereka akan menghadapi empat zombie yang telah bermutasi sekaligus.
"kelemahan mereka mungkin adalah jantung, aku akan menggunakan revolver saja walau resikonya sangat besar karena pasti banyak zombie yang menuju kemari karena mendengar suara tembakan" batin Sigit berasumsi sambil merogoh revolver di saku tas yang dibawa.
"aku akan memancing mereka agar masuk dan menjauhi pintu nanti kau tutup pintunya dan kunci saja dengan engsel seadanya" bisik Sigit pada Rudi
Sigitpun mulai berlari tanpa menimbulkan suara dengan tangan kanan memegang revolver dan tangan kirinya mengepal katananya kuat kuat dan ternyata zombie itu tidak berteriak dan kelihatan bahagia karena mendapatkan mangsa yang sudah tidak bisa berkutik lagi namun hanya senyum kecut yang Sigit berikan namun mereka hanya menggeram saja"grrrr grrr grrr grr" mereka pun tak sadar bahwa pintu sudah di kunci dari dalam.
Rudi mengangguk pada sigit dan dibalas dengan anggukan lagi menandakan bahwa pintu sudah di kunci.
Sigitpun mulai memusatkan sasaran pada salah satu zombie tepat pada bagian jantunya"dor" timah panaspun behasil mengenai lawannya dan langsung tumbang seketika membuat sisa tiga zombie sangat marah "dor dor dor" sigit menembak lagi dan tepat sasaran "bruk bruk bruk" sisa tiga zombie pun rubuh "wah ternyata aku hebat juga bisa mengalahkan mereka sekaligus" gumam Sigit sambil melihat ke sekeliling revolver yang digenggamnya.
"groooh groooh groooh groooooh" suara geraman dari para zombie mulai terdengar lagi.
"kita terkepung bagaimana ini?" ucap Asih panik.
"tenang saja, kita bisa kekelas samping lewat jendela paling juga cuma satu setengah meter" jawab sigit sambil menunjuk ke arah jendela di pojok kelas"tapi aku akan ke sana terlebih dahulu untuk mengecek keadaan" tambah Sigit.
"baiklah tapi cepat ya" ucap Tasya dengan mata yang masih berair dan hanya anggukan yang slSigit berikan.
Dibukalah jendela kemudian Sigit mengambil handphone dari saku celana dan masuk ke mode video lalu ia mulai keluar dan berpegangan pada kusen dan merekam situasi kelas.
Setelah kira kira seluruh kelas terekam Sigit kembali dan melihat rekamannya sebentar" ternyata kelas sebelah aman dan pintu pun tertutup" ucap Sigit menganggu angguk setelah melihat rekaman videonya.
"hey cepat kalian kesini kita akan ke ruang kelas sebelah disana aman tapi jangan buat keributan di sana dan sekarang akan di mulai dari kau Rudi" ucap sigit sedikit keras namun santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
(SASATZ)SCHOOL ATTACK "Survival Againts The Zombies" REVISI Bentar
Ciencia FicciónHigh rank #1 ➡zombie #39 ➡science fiction Semua bermula dari percobaan guru biologi bernama nana yang menemukan virus aneh yang berasal dari seekor cacing aneh pantai timur yang menyengat anaknya dan setelah anaknya disengat oleh cacing aneh itu...