#thirty one

127 23 1
                                    


"Kau kenapa?" Tangan seseorang mendarat dibahu eunseo,dan menegakkan tubuhnya dengan perlahan,membuat eunseo terlonjak kaget.

"Tidak apa-apa opp- maksudku dokter" jawab eunseo ketika melihat sosok yang tengah membantunya.

"Panggil oppa juga tak masalah,justru aku lebih suka kau memanggilku begitu,terlihat lebih akrab" kata sehun dengan bibirnya yang terus menyunggingkan senyum.

"Pasien dan dokter kan memang sudah seharusnya begitu" timpal eunseo santai.

Dalam hati,eunseo sudah mengucapkan beberapa kata yang tak pantas didengar. Mengumpat lebih tepatnya.

Pipinya memerah begitu saja,respon yang sungguh menggelikan menurutnya.

"Aku antar ke kamar" sehun langsung menuntun eunseo melangkah menuju kamarnya yang kebetulan sudah tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Keduanya telah sampai dikamar eunseo,sehun yang ikut masuk-pun membantu eunseo untuk menidurkan dirinya diranjang pasien.

"Jaehyun kemari" celetuk eunseo membuat mata sehun membulat seolah tak percaya.

"Oh ya? Kapan?"

"Baru saja pulang,dia ikut makan siang denganku"

"Oppa,menurutmu,kenapa dia kemari?"

Sehun terdiam untuk beberapa saat,memikirkan jawaban apa yang seharusnya ia lontarkan.

"Mungkin dia ingin menjenguk temannya? Kau kan temannya."

Eunseo mengangguk mengerti.

Teman,ya teman yang selalu dihina olehnya.

"Kau pusing kan barusan? Minum obatmu untuk meredakannya,mengerti?" Titah sehun dengan nada yang tegas.

Membuat eunseo mau tak mau harus menuruti perkataanya.

"Aku sudah hafal,Hehe"

"Aku pergi dulu,ada pasien lain yang harus aku tangani,jaga dirimu" sehun mengelus rambut eunseo pelan sebelum benar benar melangkah keluar dari kamar eunseo.

Eunseo terdiam,menatap langit-langit kamar inap nya yang terlihat kosong.

Memandangnya lekat dengan bayangan bayangan yang melayang diatas sana.

Otaknya begitu pandai menggambar sosok yang sungguh tak pernah ia bayangkan akan ia lihat langsung dengan mata kepalanya sendiri.

Sosok yang entah mengapa sangat sulit dijelaskan bentuknya. Hanya eunseo yang tahu,dan itu membuatnya ketakutan seorang diri.

Lagi,beberapa suara menyeramkan terdengar kembali oleh indra pendengaran eunseo,yang menurutnya sangat tajam.

Padahal,bisa saja indranya yang ia anggap tajam itu justru salah.

Teramat salah,sehingga membuat eunseo terjerumus dalam lubang jebakan yang begitu membingungkan.

Sulit ditebak,sulit dipahami,bahkan sulit untuk diatasi.

Bagaimana jika sudah demikian?

Satu jawaban pastinya,


Sulit.

Walau begitu,tak ada salahnya bukan jika eunseo menyerahkan dirinya pada seseorang atau bahkan para ahli yang mungkin saja bisa membuatnya terlepas dari belenggu halusinasi menakutkan itu?

Sebuah Hasil pasti akan mengiringi usaha. Eunseo dan beberapa orang lainnya berharap bahwa pernyataan ini benar.

Eunseo melakukan semua yang ia bisa supaya suara-suara dan wujud menakutkan yang membanyangi-nya itu hilang. Benar-benar hilang.

One thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang