#twenty three

127 27 0
                                    

"Bertahan bukan perihal dia yang kuat ataupun lemah,tapi semua itu perihal kebahagiaan yang akan datang menanti"-

_______



Melihat sinbi yang sedang makan,rasanya sudah cukup kenyang bagiku. Entah kenapa sejak pagi aku sama sekali tak mempunyai selera makan,bahkan sampai sekarang saat waktunya makan siang-pun,rasanya aku tidak begitu lapar.

"Kau beneran tidak lapar?" Tanya sinbi sesaat sebelum menyendok kembali makanannya sembari menatapku. Dan aku mengangguk menanggapinya.

"Aku tak lapar" imbuhku menjawabnya,dan sinbi mengangguk mengerti.

Tentu saja aku disini karena dipaksa oleh sinbi untuk menemaninya,sebenarnya suasana hatiku sedang tidak begitu baik,hanya saja,sepertinya sinbi memang perlu aku untuk menemaninya,lagi pula aku tidak sejahat itu membiarkan satu-satunya temanku makan sendirian dikantin sebesar dan seramai ini.

"Eunseo-ya" salah satu siswi mendekat kearahku "shin ssaem memanggilmu diperpustakaan,beliau memintamu untuk segera kesana" tuturnya memberi penjelasan.

"Ah baiklah,terimakasih" ucapku sembari menundukan kepalaku padanya,lantas gadis itu berlalu begitu saja.

"Ada apa?" Tanya sinbi penasaran dan menghentikan aktifitasnya untuk sejenak.

"Aku tidak tahu,rasanya aku sudah menyelesaikan semua tugas matematika-ku" jawabku tak yakin.

Ya,shin ssaem memang guru matematika-ku,biasanya guru matematika mempunyai image yang galak nan killer bukan? Nah tepat sekali,ia pun demikian. Karenanya aku selalu berusaha menyelesaikan apapun tugas yang beliau berikan,ketimbang harus mendengar omelannya yang luar biasa pedas.

"Sinbi-ya,aku kesana sebentar,kau tak apa sendirian?" Tanyaku sembari beranjak dari dudukku.

"Pergilah,aku tak apa. Cepat,dia galak sekali,menakutkan." Kata sinbi diakhiri dengan cibiran pada kata terkahirnya. Aku hanya terkekeh menanggapinya,benar sinbi memang seperti itu,dia pemberani? Ya, mungkin itu kata yang pas.

Lalu aku berjalan ke arah perpustakaan,begitu sampai didepan ruangan itu,aku berhenti sejenak untuk mempersiapkan diriku. bukankah itu termasuk kebiasaan siswa cupu sepertiku saat akan bertemu dengan guru yang galak? Benar,mempersiapkan mental lebih tepatnya.

belum sempat aku memasuki ruang itu,seseorang-tidak-maksudku sepertinya dua orang menarikku kuat dan menjauh dari perpustakaan. Dan mereka berdua membawaku masuk kedalam sebuah ruangan lain,sepertinya ruangan terdekat dengan perpustakaan.

Ruangan yang berantakan,berdebu dan terlihat begitu usang dan tentunya sedikit menyeramkan. Mungkin ini gudang? Ya,kurasa begitu.

Aku sadar,dua orang yang menarikku tadi tak lain dan tak bukan adalah kyulkyung,dan satu laginya aku tak tahu persis siapa namanya,tunggu- aku melirik ke arah name tagnya yang bertuliskan kang rena disana. Mereka menatapku sinis layaknya seorang gangster.

Tiba-tiba kyulkyung mendekat kearahku dan mendorongku mundur,hingga kakiku menubruk sesuatu yang terasa padat,sedetik kemudian kyulkyung mendorong tubuhku keras sehingga membuatku terduduk dikursi yang tadi sempat kutabrak.

Dengan sigap rena ikut mendekat kearahku dan mengikat tanganku kebelakang,disusul dengan kakiku yang menjadi sasaran keduanya.

Mengapa aku hanya diam? Ya,kurasa aku ini terlalu pengecut. Aku sudah berfikir bahwa aku tak akan mampu melawan mereka berdua yang begitu kuat tenaganya dibandingkan aku,yang tak lebih hanyalah gadis lemah dengan segala kekurangan yang melekat.

Aku tahu, diriku begitu menyebalkan bukan? Tak ada usaha apapun,dan langsung menyerah begitu saja. Benar benar gadis tidak berguna. Pantas saja jika aku selalu mendapatkan ini semua.

"Sepertinya,orang sepertimu tak akan mempan hanya dengan teguran,benar kan?" Tanya kyulkyung sarkas dengan kedua tangannya yang terlipat di dada.

"Jadi,kau menipuku dengan menggunakan Shin ssaem sebagai bagian dari alibimu,begitu?" Alih-alih menjawab,aku malah memberanikan diri untuk bertanya.

Tiba tiba seseorang memasuki ruangan ini,kukira aku bisa menaruh harapan padanya. Tapi niatku terurung begitu saja saat aku melihat bahwa yang masuk tadi adalah Chaeyeon,nama yang pernah kyulkyung sebut saat mengancamku dipesta.

"Oh kau datang? Kukira kau tak akan sempat" ujar rena sembari mendekat dan berdiri disamping chaeyeon.

"Jadi,gadis ini yang kau maksud,kyul?" Tanya chaeyeon disusul dengan senyuman diakhir pertanyaanya.

Wajahnya memang terlihat lebih ramah dibanding yang lain,tapi itu bukan berarti bahwa dia lebih baik dari teman-temannya bukan? Bisa jadi malah ia yang paling tega.

"Ya,sepertinya dia berniat merusak hubunganmu dengan jaehyun" celetuk rena.

"Aku kan sudah menceritakan semuanya padamu" jelas kyulkyung pada chaeyeon,yang kemudian ditanggapi oleh senyuman dari gadis itu.

"Baiklah,aku serahkan padamu,sahabatku" chaeyeon menepuk bahu kyulkyung dan beranjak pergi begitu saja meninggalkan kedua temannya.

Apa yang mereka inginkan?

"Istirahatlah dengan tenang disini,bodoh" Ucap kyulkyung,kemudian meminta sesuatu pada rena,dan rena langsung menyerahkan solasi hitam yang sudah terpotong lumayan panjang pada kyulkyung,tak lama setelah itu,solasi itu sudah menyegel mulutku kuat kuat.

Tuhan,aku sudah sangat sering merasakannya,mengapa sekarang aku lagi?

Merasa urusannya telah selesai,Kyulkyung dan rena lantas keluar dari gudang dan mengunci pintunya tanpa belas kasihan.

Aku dikurung untuk yang kesekian kalinya dalam hidupku. Salahkah jika aku muak?

Benar,aku muak hidup seperti ini.

Seolah tak ada lagi hal yang lebih indah yang berpihak padaku selain semua ini. Semua hal menyakitkan ini. Dunia yang kejam? atau mungki hidup yang kejam? Atau justru takdirku yang kejam? Entahlah,semuanya terasa begitu kejam.

Untuk mencoba terus bernafas-pun rasanya begitu sakit,sesak.

Lantas,siapa yang akan membawaku keluar dari tempat ini? Siapa yang akan peduli jika aku tak ada ditempatku? Aku bukan orang sepenting itu untuk dicari.

Aku melihat sekeliling ruangan,mataku menemukan cctv dipojok ruangan tepat diatas pintu,saat ku perhatikan,sepertinya cctv itu mati,tak berguna.

Aku tak bisa berharap banyak,tubuhku terikat,akan sulit untukku bergerak.

"Aku sungguh kasihan melihatmu"

"Tidakkah kau menyerah saja?"

"Aku yakin,melanjutkan hidup tak akan seindah itu"

"Setelah dibuang,kau malah diasingkan"

"Kebetulan yang sangat buruk"

"Melanjutkan hidup yang tidak berguna,bukankah itu menyakitkan?"

"Aku tak yakin kau bisa bertahan"


"Kau sama sekali tidak seperti dinding yang kokoh"



Suara suara itu datang lagi menghampiriku,aku takut pada mereka. Kata-kata mereka seolah mengajakku masuk dan terbuai kedalamnya,membuatku terhasut dan goyah. Aku takut,sangat takut.

Aku ingin sekali berteriak mengusirnya,namun apa yang justru aku lakukan? Mulutku tak bisa berkata,aku terdiam seribu bahasa menerima semuanya.

Aku begitu lemah






















Dan bodoh.










*tbc......

________

One thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang