#twenty nine

147 28 2
                                    


"AW SAKITTT!" Pekik salah seorang pria berparas tampan.

"Hahaha" sang gadis terbahak sembari mengangkat pulpen miliknya.

"Kau pikir pantatku ini jelly apa?" Protes pria yang tadi sempat memekik kesakitan dengan wajah kesalnya.

"Mungkin mirip,ong" kataku tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh ong,sangat absurd.

Yoojung hanya tersenyum ringan setelah melakukan hal semacam itu pada ong,sedangkan ong tengah berdiri sambil mengelus-elus pantatnya yang menjadi korban tusuk oleh yoojung.

"Harusnya aku mendapat banyak pasien hari ini,tapi mereka semua kenapa tidak ada yang datang sama sekali?" Yoojung bertanya entah kepada siapa sembari menatap lekat kearah ujung pulpennya.

"Kau yang lebih pantas menjadi pasien,dasar hiu megalodon" ucap ong sarkas. Mungkin dia masih kesal berkat perlakuan yoojung tadi.

"Sini! Biar kutusuk dan kujadikan sate pantat lembekmu itu!" Ancam yoojung kemudian berdiri hendak menyambar ong,sebelum perang benar-benar terjadi,dengan cepat aku menghalangi yoojung dan membiarkan ong bersembunyi dibalik punggungku.

"Hei kalau kau galak seperti itu,nanti pasienmu ketakutan dan pergi,kau mau?" Kataku berusaha menenangkan emosi gadis itu.

Yoojung menurunkan pulpennya dan memasukkannya kedalam kantong celananya.

Aku,yoojung dan ong,adalah teman baru. Kita berkumpul dilorong sembari menunggu jam makan siang.

Aku baru saja mengenal kedua bocah itu tadi,saat aku keluar dari kamarku dan berjalan dikoridor berniat mencari tempat nyaman selain kamarku.

Dan aku menemukan mereka berdua yang tengah saling kejar-mengejar dengan yoojung yang menodongkan pulpennya dan berteriak memanggil ong dengan sebutan pasien gila.

Aku heran,apa semua orang disini berpikiran seperti itu? Maksudku,jadi sebenarnya siapa yang gila? Aku atau mereka? Atau mungkin dokter dan perawat disini juga gila? Entahlah,aku tak mau menjadi gila diusiaku yang muda ini.

Tapi banyak sekali orang yang menganggap orang seperti-ku ini gila. Padahal jika dibandingkan dengan semua pasien yang ada disini,mungkin aku adalah yang paling mendingan. Itu menurutku.

Para dokter menyebalkan itu tak mungkin sependapat denganku.

Dengan posisi berdiri ditengah tengah dua bocah absurd ini,aku melihat seseorang yang tak asing mendekat kearahku dengan menampakkan muka super datarnya. Tak bisakah ia permak barang sedikit saja ekspresinya itu?

Dan lagi,ada urusan apa dia kemari? Apa dia juga berniat untuk mendaftar jadi pasien disini?

Jika begitu,alangkah baiknya jika dia menggantikan posisiku ini.

"Kemari" katanya santai sembari melambaikan tangannya.

Aku menatapnya heran seolah bertanya 'apa?'

"Cepat,bodoh"

Jaehyun sialan,masih saja dia mengataiku bodoh.

Awas saja jika suatu saat nanti aku menjadi dosen dijurusan statistika. Akan kubuat plontos kepala menyebalkannya itu.

Aku membungkukkan badanku pada ong dan yoojung yang kini tengah menatap jaehyun bertanya-tanya. aku melangkah mendekati jaehyun dan berdiri dihadapannya.

"Apa?" Tanyaku tak sabar.

Ia menarik pergelangan tanganku dan menjauh pergi meninggalkan koridor.

"Kenapa kemari?" Tanyaku sembari duduk disalah satu kursi taman.

Ternyata rumah sakit ini memiliki taman yang lumayan indah,banyak bunga-bunga dan pepohonan yang tumbuh dengan subur disini. Membuat udara disekitar taman ini terasa lebih sejuk.

One thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang