#ten

146 43 2
                                    

"Jika kau datang padaku sebagai rindu,maka aku akan menyambutmu dengan sebuah pelukan hangat"-

_______

"Kau sudah bangun?" Tanya sehun segera ketika melihat eunseo sudah membuka matanya.

Saat dihalte tadi,eunseo tiba tiba saja pingsan,sebelumnya sehun memang sudah menyadari bahwa wajah eunseo pun sudah pucat,dan benar saja,hal itu membuat sehun khawatir.

"Kenapa kau tak membawa obatmu?" Sehun beranjak mengambil obat milik eunseo dinakas dan memberinya pada eunseo. Eunseo bangun dari posisi tidurnya dan menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang. Sehun menuntun eunseo untuk meminum obatnya dan memperhatikan eunseo bahkan sampai saat eunseo sudah selesai dengan kegiatan meminum obatnya.

Eunseo kebingungan kenapa sehun menatapnya seperti itu,apa ia marah padanya?

"Ya,kau tahu obat itu sangat penting untukmu kan?" Tanya sehun dengan nada suara yang lembut,dan eunseo mengangguk.

"Lain kali,tolong bawalah selalu obat itu bersamamu,ya?" Sehun mengusap pelan pucuk kepala eunseo,membuat gadis itu semakin menunduk.

Eunseo suka saat sehun memperlakukannya seperti ini,terkesan lembut dan penyayang,eunseo tak perlu takut untuk menghadapinya. Tidak seperti saat ia bersama jaehyun.

"Tidurlah,besok pagi kau harus sekolah" ucap sehun sembari menidurkan eunseo dan menyelimutinya,eunseo terus terusan tersenyum karena mendapatkan perlakuan manis seperti ini dari sehun. Dilihat dari luar, tampang sehun memang seperti pria yang cuek dan terkesan galak,tapi pada kenyataanya,tampangnya itu hanya topeng yang menyembunyikan betapa lembut sifat aslinya.

Sehun lantas meninggalkan kamar eunseo dan membiarkan eunseo tertidur sendiri. Sehun berjalan menuju ruang tengah,dimana terdapat televisi disana.

"Kau belum tidur?" Sehun duduk tepat disebelah jaehyun dan menyenderkan tubuhnya pada sofa.

"Apa kau tidak keberatan terus mengurusnya seperti itu?" Tanya jaehyun pada sehun tanpa mengalihkan tatapannya dari televisi didepannya.

"Kau benar,dia memang bukan siapa siapaku,tapi dia tetap tanggung jawabku" jawab sehun sembari menyunggingkan senyumnya.

"Kau gila,kau membawa tanggung jawabmu bahkan sampai kerumahmu? Bukankah kau harusnya istirahat dan bukan malah mengurus gadis gila sepertinya?" Sungut jaehyun dan melemparkan remot televisi ke sofa,jaehyun lantas naik ke kamarnya meninggalkan sehun yang kini dibuat sangat bingung oleh perkataannya barusan.

"Apa dia baru saja memarahiku? Astaga" sehun bermonolog dengan dirinya.

"Bukankah kemarin dia sudah setuju? ah Anak itu benar benar labil ternyata"

🍁🍁🍁

"Ah lapar sekali" aku terbangun dengan perutku yang lapar,kulihat kearah jam dinding dan menunjukkan pukul tiga dini hari.

Jam segini? Aku lapar? Tidak,apa yang harus kumakan?

Aku segera berlari menuju dapur tanpa peduli dengan suara langkah kakiku yang mungkin akan mengganggu orang. Aku hanya lapar,dan aku ingin makanan.

Aku mencari makanan dikulkas yang bisa kumakan,hanya ada sayuran mentah dan buah buahan. Lalu pandanganku tertuju pada rak diatas kepalaku,kali ini aku tidak memanjat apapun,aku hanya berjinjit dan merabanya. Dan

Dapat,aku dapat satu bungkus ramyeon. Aku terkekeh pelan sembari membawa ramyeon itu dan duduk dimeja makan.

Aku memutar mutar bungkusnya mencoba mencari bagaimana cara untuk memasaknya. tapi nihil,aku tidak menemukan bagaimana cara untuk menyalakan kompornya.

Selama ini aku jarang sekali memakan ramyeon,dan akupun jarang sekali menyentuh kompor. Aku selalu makan makanan yang sudah dimasakkan oleh pembantu dirumahku,mereka jahat tidak membiarkanku menyentuh kompor barang sedikitpun. Lihat ? Sampai sekarangpun aku jadi tidak berteman dengan para kompor itu,menyebalkan.

"Ah bagaimana ini?" Aku menatap ramyeon mentah didepanku dengan tatapan sendu.

"Apa yang kau lakukan tengah malam begini?" Oh ada suara seseorang,aku lupa ini suara siapa. Aku tidak mengalihkan pandanganku dari ramyeon dihadapanku sama sekali,aku menatapnya lekat,seperti ingin memakannya dengan sangat cepat.

"Apa kau temanku?" Tanyaku santai padanya.

"Kenapa hanya kau pegang saja? Tak ingin memasaknya?" Mendengar kata memasak langsung membuatku bersemangat,aku mengangkat kepalaku dan menatap sosok tadi. Aku sungguh dibuat terkejut,tapi dia bukan hantu kok.

"Aku tak tahu cara menyalakan kompor,disini tidak dijelaskan" aku menunjuk bagian belakang bungkus ramyeon. Kulihat jaehyun sedikit terkekeh,aku tahu dia jahat. Dia bahkan bisa bisanya menertawakanku saat aku kelaparan begini.

Jaehyun menaruh gelas yang entah sejak kapan digenggamnya dan pergi begitu saja. Aku bersyukur dia tidak disini lagi,dengan cepat aku segera meremukkan ramyeonku, aku membuka bungkus bumbunya dan mencampurkannya dengan ramyeon milikku. Aku menyerah,apapun ini,aku ingin tetap memakannya,enak atau tidak,aku tak lagi peduli.

Aku memakan ramyeon mentah,rasanya memang sulit dijelaskan,membuat gigiku sakit.
Suara kunyahan pun terdengar jelas dari mulutku,bukankah keras sekali ramyeonku?

"Hidupmu kenapa bodoh sekali sih!" Tiba tiba jaehyun datang dan merebut ramyeon dari tanganku dan memasukkannya ke tong sampah. Oh rupanya dia tidak tahu seberapa hebat perjuanganku untuk mendapatkannya. Benar,aku harus berjinjit dan mengorbankan kakiku bahkan sampai terasa keram supaya aku mendapatkan ramyeon itu,dan dia enteng sekali membuangnya. Aku ingin marah padanya,tapi aku takut aku akan dimarahi lagi olehnya.

Jaehyun mengambil sesuatu dari rak yang sama seperti tempatku mengambil ramyeon tadi. Oh dia juga lapar rupanya. Tapi hei,kenapa makananku harus dibuang juga? Aku kesal.

Dia menaruh panci diatas kompor dan menyalakan kompornya,hebat. Dia tak perlu melihat apapun dan bisa menyalakannya. Aku tidak tahu apa yang selanjutnya dia lakukan,aku hanya duduk terdiam ditempatku sejak tadi.

"Makanlah,bodoh" jaehyun meletakkan panci itu didepanku,tentunya dengan ramyeon matang didalamnya.

"Kau lapar? Silahkan dimakan,aku akan naik keatas" ujarku padanya dan segera beranjak dari dudukku,belum sempat aku melangkah,jaehyun sudah menekan bahuku untuk duduk kembali di kursiku. Dia tukang marah,kali ini pasti dia akan marah lagi.

"Ini untukmu,bodoh. Kau bilang kau lapar" Jaehyun menjitak kepalaku pelan,benar,dia memang pemarah.

"Terimakasih" aku menundukkan kepalaku dan segera memakannya dengan lahap.

"Ahh!"














*tbc......

______

One thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang