#six

181 55 17
                                    

"Aku ingin mengungkapkannya,hanya saja, waktu selalu tidak berpihak kepadaku"- 


_______


Eunseo sedang sibuk berjinjit hendak mengambil sesuatu dari rak dapur,namun sampai ia kelelahan, sesuatu itupun belum juga terjamah oleh tangannya.

Eunseo mencari sesuatu yang kiranya dapat ia naiki,namun nihil,tak ada apapun yang bisa ia naiki,tak ada kursi yang bisa ia gunakan.

Eunseo baru saja akan keluar rumah dan ingin pergi ke minimarket terdekat untuk sekedar membeli roti sobek,perutnya lapar. Sesampainya dimeja makan,eunseo melihat jaehyun tengah menghias roti miliknya dengan nutella,membuat eunseo menelan ludah,sekali lagi,ia lapar.

Baru saja eunseo hendak membuka pintu,seseorang memanggilnya,ia pun berbalik dan mendapati sehun yang sudah rapih dengan kemeja maroon dan jas dokter yang disampirkan dilengannya.

"Kau mau kemana?" Pertanyaan itu Membuat eunseo memutar otaknya mencari jawaban yang sekiranya tak akan memalukan jika diucapkan.

"Sarapan dulu,sini" eunseo langsung tersenyum mendengarnya,sehun memang sangat peka terhadapnya,ia bersyukur,setidaknya ia tak perlu keluar untuk membeli roti. Eunseo menghampiri meja makan yang tentunya sudah ada jaehyun disana. Sehun duduk disamping jaehyun,sedangkan eunseo duduk dihadapan sehun. Eunseo merasa canggung,ia tak nyaman berada didekat jaehyun. Ia takut jaehyun akan marah lagi padanya.

Sehun meletakkan dua lembar roti diatas piring milik eunseo "terimakasih dok",sehun yang mendengarnya sedikit mengeluarkan tawa "Eunseo-ya, Jika dirumah kau tak perlu memanggilku dokter,mengerti?" Tanya sehun dengan lembut dan tersenyum,membuat eunseo malu tentunya.

Eunseo tengah menghias roti miliknya dengan nutella kesukaannya dengan senyuman yang terus terpancar dari wajah cantiknya.

Eunseo tentunya takkan menyadari jika sedari tadi jaehyun tengah memerhatikkan dirinya yang tengah tersenyum itu.

"Jaehyun-ah,bagaimana kalau eunseo bersekolah denganmu?" Pertanyaan sehun tersebut sontak membuat jaehyun langsung mengalihkan pandangannya dari eunseo,dan beralih memandang sehun tak percaya "yang benar saja,anak gila ini? Bersekolah?" Sedangkan eunseo hanya menunduk dan masih mengolesi nutella pada rotinya tampa semangat,tak terasa nutella miliknya sudah menumpuk tebal.

"Jaga bicaramu jaehyun,sejak kapan kau menjadi sarkas begini? Apa aku pernah mengajarimu demikian?" Nada bicara sehun kian meninggi,terlihat otot dikeningnya mengeras,ia marah.

"Terserah apa katamu,aku akan tetap mendaftarkannya,agar besok eunseo bisa sekolah" jaehyun meninggalkan meja makan tanpa pamit,menyisakan eunseo dan sehun dalam keadaan canggung.

"O-oppa akan bekerja bukan? Apa kau tidak telat?" Sehun tersenyum mendengar eunseo memanggilnya oppa,terasa berbeda dengan ketika eunseo memanggilnya dokter,kali ini terkesan lebih santai.

"Lalu kau akan sendirian disini?"

"Eum" eunseo memainkan kukunya dan mengangguk "tapi tak apa,aku akan bermain dengan temanku"

"Temanmu?" Tanya sehun penasaran.

"Heum,lain kali akan kuperkenalkan padamu,dia selalu dikamarku,menemaniku" Sehun yang mendengarnya mengangguk mengerti,ia tahu persis siapa yang eunseo maksud itu. Eunseo adalah penderita skizofrenia,jadi wajar jika eunseo berfikiran seperti itu.

"Baiklah,lain kali kau boleh perkenalkan dia padaku,aku pergi dulu" sehun berdiri dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan eunseo. Eunseo ikut berdiri dan terdiam melihat kepergian sehun. Tak  lama kemudian sehun berbalik dan mendekati eunseo.

"kau punya ponsel kan? Kemarikan ponselmu" Eunseo langsung merogoh saku celananya dan memberikan ponselnya pada sehun,terlihat jari jari panjang sehun sibuk mengetikkan sesuatu pada layar ponsel eunseo.

"Jaga dirimu" Sehun mengembalikkan ponsel eunseo sembari mengacak rambut eunseo yang memang masih acak acakan karena belum dia sisir. 

Eunseo mengangguk dan tersenyum "Hati hati,oppa" pesan eunseo kepada sehun sebelum sehun menghilang dari balik pintu besar itu.

Eunseo merasa bahwa rumah sudah benar benar sepi,dia bingung akan melakukan apa,semua orang sibuk dengan kepentingannya masing masing.

                              

🍁🍁🍁

Sepulang sekolah jaehyun sudah dibuat kesal oleh pemandangan dihadapannya. Eunseo yang tertidur di sofa dengan beberapa snack dan bungkusnya berceceran menghias lantai.

"Hei! Gadis gila! Bangun kau! Hei!" Jaehyun menendang nendang keras sofa yang ditiduri eunseo,jaehyun lebih geram lagi karena manusia didepannya tak kunjung bangun juga,entah harus dengan cara apa lagi ia membangunkan eunseo.

"YAAA! BANGUNLAH!" teriak jaehyun memekikkan telinga eunseo,dan eunseo langsung tersadar dari tidurnya,ia melihat sekelilingnya lantas menunduk.

"A-aku minta maaf,aku akan membersihkannya" Jaehyun memutar bola matanya,malas mendengar eunseo yang berbicara.

Eunseo langsung beranjak dari duduknya dan memunguti remahan remahan snacknya yang berceceran. Selagi eunseo membersihkan kekacauan itu,jaehyun justru pergi ke kamarnya. Akhirnya eunseo merasa lega karena jaehyun tidak lagi berada didekatnya,setidaknya ia tak akan dimarahi lagi olehnya.

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu,sesaat eunseo hanya terdiam,memikirkan apa yang harusnya ia lakukan. Haruskah ia membukanya,atau membiarkannya saja?

                              

*tbc.......

______

One thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang