bab 13 - kenapa?

1.7K 62 4
                                    

Bab 13


Kita pernah ada. Apa sudah saling melupa?

...

Aleta sudah berdiri sekitar sepuluh menit di depan kelas XI IPA 2. Namun guru yang mengisi pelajaran di kelas itupun belum juga mengakhiri pelajarannya padahal bel sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu.

Sebenarnya dirinya tidak ingin menemani Johan karena menurutnya itu akan membuang-buang waktu berharganya tapi dia sudah terlanjur mengiyakan saat Johan mengajaknya tadi.

Saat dirinya berniat untuk pergi dan pulang saja karena malas menunggu terlalu lama, guru yang mengajar di kelas Johan tadi pun sudah keluar sehingga Aleta mengurungkan niatnya. Dilihatnya Johan yang dengan tergesa-gesa keluar dari balik pintu. "Gue kira lo udah pulang, nggak jadi nemenin gue," ujar Johan menghampiri Aleta.

"Hampir sih tadi," jawab Aleta.

"Gue tau lo bakalan setia nungguin gue." Johan berkata sembari mencondongkan badannya menyamping ke arah Aleta.

Aleta menjitak kepala Johan dan membuat laki-laki itu meringis kesakitan. "Nggak usah deket-deket, najis." Aleta pun menggeser badannya sedikit menjauh dari Johan.

"Sok banget lo! Lupa pernah bahagia bareng? Perlu gue jelasin apa aja yang udah kita lakukan?" Johan mengangkat alisnya sebelah.

"Aw, sakit Al.” Johan meringis sambil mengangkat kakinya sebelah yang baru saja sengaja diinjak oleh Aleta.

"Mulut lo bener-bener, ya! Nggak usah pakek bilang udah ngelakuin apa aja kali. Lo buta? Ini masih di sekolah? Nanti orang-orang ngiranya yang enggak-enggak, ogeb emang," ucap Aleta.

"Lah emang benar, kan?" Johan kembali berujar.

"Johan!!"

"Iya-iya. Udah buruan, yuk," ajak Johan.

"Kemana dulu nih?" tanya Aleta.

"Lo nurut aja kek."

"Nggak pakek malam pulangnya!" kata Aleta dengan tajam yang kemudian berlalu begitu saja mendahului Johan dan disusul oleh Johan.

Setiba di parkiran Aleta berdiri di samping Johan sembari menunggu Johan yang sibuk mencari kontak motornya yang berada di saku jaketnya.

"Hai Han," sapa Rani yang membuat Aleta menoleh sedangkan Johan hanya merespons dengan senyum setelah menemukan kunci motornya, kemudian dengan sengaja Rani menggeser Aleta yang berada di samping Johan. Aleta yang mendapat perlakuan tersebut pun hanya memutar bola mata malas lalu menggeser tubuhnya menjauh sedikit.

"Gue pulang bareng lo, ya," kata Rani menatap Johan.

"Sori Ran, gue pulang bareng Aleta," jawab Johan sambil melirik Aleta.

Rani mengalihkan pandangannya kepada Aleta dan menatapnya dengan sinis. "Lo tu, ya. Udah jadi mantan masih aja suka nempel. Nggak tau diri banget jadi orang," kata Rani.

Aleta berniat ingin menjawab tapi Johan langsung menjawab perkataan Rani, "gue yang minta dia pulang bareng gue, ada masalah di lo?" tanya Johan sembari menatap Rani dengan tatapan tak suka.

Rani tampak ingin menjawab tapi gagal karena Johan sudah menarik tangan Aleta untuk segera menaiki motornya. Rani hanya berdecak sebal di belakang motor Johan.

"Lo tu kalau sama cewek lembut dikit kek, mana ada yang mau sama lo kalau lo nya sarkas mulu," cibir Aleta saat mereka sudah laju dengan motor Johan membelah jalanan Jakarta.

Wish Look for Miracle  | Lengkap √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang