Karena pada dasarnya kebenaran akan selalu tertutupi jika terus mencoba menjaga satu hati. Namun tanpa sadar menyakiti hati yang lain.
...Selamat membaca.
Bab 23
...
Sejak Riki memberi tahu rumah sakit di mana Aleta di rawat, Johan izin sekolah untuk menemui Aleta. Sedangkan yang lainnya akan menyusul ketika pulang sekolah.
Johan berdiri di ambang pintu bertuliskan kamar 03 sesuai yang Riki katakan di sekolah tadi. Johan menghela napas sesaat lalu membuka knop pintu.
Setelah pintu terbuka menampilkan Aleta yang tengah membaca majalah di atas brankar. Sontak Aleta melirik Johan dan Johan mulai melangkah mendekati Aleta.
“Hai,” sapa Johan sedikit kikuk. Entah dia merasa sangat canggung berada di sini.
Aleta tersenyum lalu meletakkan majalahnya di nakas yang berada di sampingnya. “Hai.”
Johan duduk di bangku samping brankar. Dia menatap Aleta dengan lekat. “Gue kira tadi Oma,” ucap Aleta yang membuat Johan mengalihkan tatapannya dan tersenyum.
“Lo tau gue di sini dari siapa?” tanya Aleta.
“Lo kenapa nggak ngabarin gue kalau sakit?” Bukannya menjawab Johan malah kembali bertanya dengan gadis di brankar itu.
Aleta terlihat menarik napas berat lalu mengembuskannya. “Lo nggak sekolah?” tanya Aleta yang sengaja tidak mau menanggapi perkataan Johan.
“Gue izin. Lo sakit apa?”
“Kecapean karena kemarin kehujanan,” jawab Aleta.
Johan mengangguk-angguk kemudian mereka berdua diam dengan pikiran mereka masing-masing.
Sekian lama diam akhirnya Johan membukakan suaranya. “Lo masih mau tau siapa gebetan baru gue?” tanya Johan.
Aleta tersenyum miring sambil mengangkat alisnya sebelah. “Emang penting banget buat gue tau, ya?”
Johan mengangguk. “Iya.”
“Siapa?” tanya Aleta.
“Malam nanti, tepat ulang tahun lo, lo bakal tau,” kata Johan.
“Gue sampai lupa kalau besok ulang tahun.”
“Memori lo kecil.”
“Cie lo ingat,” goda Aleta.
Johan hanya berdecih melihat Aleta masih sempat menggodanya di saat dirinya sakit seperti ini.
“Sekarang istirahat gih, nanti malam gue ke sini bareng yang lainnya,” ujar Johan.
Aleta hanya mengangguk mengerti dan kemudian Johan berpamit pulang. Johan akan kembali ke sekolah dan akan membicarakan acara kejutan untuk ulang tahun Aleta malam nanti kepada teman-temannya yang lain.
***
“Maaf, ya, Oma agak lama.” Arna baru saja memasuki ruangan rawat Aleta.
“Iya Oma nggak papa,” jawab Aleta tersenyum.
“Tadi Johan ke sini,” kata Aleta selanjutnya, “Oma yang kasih tau?” tanya Aleta kemudian.
Arna menggeleng. “Enggak. Kan kamu yang minta untuk nggak kasih tau Nak Johan,” jawab Oma.
Aleta mengangguk mengerti meskipun dalam pikirannya dia masih bertanya siapa orang yang memberi tahu keberadaannya kepada Johan.
“Oma, Aleta pinjam HP Oma, boleh?” tanya Aleta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Look for Miracle | Lengkap √
Fiksi Remaja(Re-publish) Judul awal "Aleta" Kamu akan tetap menjadi mentariku kala gelap menghampiri... Kamu tetap menjadi mentariku kala malam menemani... Kamu tetap menjadi mentariku bahkan ketika dunia tak mengizinkan mentari dan bintang bersatu... Kisah...