Nyatanya luka yang sengaja atau tidak sama-sama menyakitkan ketika sebuah kebenaran menjadi landasan. Kebenaran hanya aku yang merasa dan mencinta sedangkan dia tidak.
...
Selamat membaca.
Bab 24
...
Semua yang Ada di rooftop kini mulai menghitung mundur dari angka sepuluh untuk tepat Jam dua belas.
Di hitungan lima Andi mulai bergerak membuka penutup mata Aleta tapi dengan syarat Aleta harus tetap memejamkan matanya.
“Tiga, dua, satu,” teriak mereka bersama dan detik itu Juga Aleta membuka matanya lalu melihat ke langit.
Warna warni kembang api banyak di atas sana. Banyak menimbulkan letupan-letupan akhirnya kembang api itu membentuk sebuah kalimat.
Happy Birthday Aleta
Aleta terkesima melihat tulisan yang tercipta dari kembang api di atas sana. Dia tersenyum membayangkan betapa teman-temannya menyayanginya sampai membuat semua ini hanya untuknya.
Langit gelap tanpa bintang sangat pas ketika kembang api di atas sana membentuk kalimat itu. Hati Aleta menghangat seketika. Setelah tulisan itu menghilang dari gelapnya langit, Aleta beralih menatap teman-temannya satu persatu.
Di sebelah kanannya ada Donny, Riki, dan Renata berdiri lalu di sebelah kirinya ada Andi dan Pricille. Dia tersenyum manis kepada mereka sebagai isyarat bahwa dirinya begitu menyukai kejutan ini.
Namun Aleta baru menyadari bahwa di antara semua yang ada di sini dia tidak menemukan Johan. Bukannya laki-laki itu akan memberi tahunya sesuatu malam ini?
Aleta menunduk dan baru menyadari bahwa dia kini tengah berada di tengah-tengah gambaran love yang dihiasi dengan kelopak mawar serta lilin. Mengapa semua ini terlalu istimewa? Aleta perlahan melirik ke arah Renata dan lewat mata Renata Aleta menangkap sesuatu. Renata mengisyaratkannya untuk melihat ke arah samping kirinya. Aleta segera menurut dan benar saja Andi dan Pricille sudah menyingkir di sana.
Ada sebuah tirai putih yang menggantung di dinding rooftop dan detik berikutnya tirai terbuka. Andi yang membukakannya.
Di balik tirai ternyata ada sebuah papan persegi lalu perlahan papan itu beralih menjadi beberapa potong gambar yang yang menyatu menjadi satu seperti puzzel. Gambar itu tiga dimensi terlihat seperti lukisan tapi lebih terang seperti ada lampu di dalamnya.
Gambar itu semula menampilkan beberapa foto Aleta yang terbagi-bagi menjadi beberapa kotak-kotak. Ada foto Aleta ketika sedang tidak siap, ada foto ketika dirinya tersenyum manis dan ada juga foto Aleta sedang terlihat menahan amarah. Sangat bermacam.
Kemudian bagian tengah papan beralih membentuk gambar baru atau lebih tepatnya membentuk dua wajah manusia.
Aleta menutup mulutnya terkejut ketika melihat wajah di papan itu. Wajah itu wajah dirinya dan Johan ketika mereka tak sengaja di foto oleh Donny. Di sana terlihat Aleta berada dalam dekapan Johan tapi tidak memandang Johan, kedua tangannya berada di dada Johan dan wajahnya sedikit dipalingkan dengan mata yang menunduk dan senyuman di bibirnya. Sedangkan Johan mendekap Aleta sembari menatapnya dengan lekat, tak lupa senyuman juga tersungging di wajah laki-laki itu.
“Happy birthday, Al.” Suara itu mengalihkan fokus Aleta. Dia segera menoleh ke sumber suara dan ternyata johan tengah berlutut di depan kursi rodanya membawa sebuah buket bunga. Bunga lily putih kesukaan Aleta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Look for Miracle | Lengkap √
Fiksi Remaja(Re-publish) Judul awal "Aleta" Kamu akan tetap menjadi mentariku kala gelap menghampiri... Kamu tetap menjadi mentariku kala malam menemani... Kamu tetap menjadi mentariku bahkan ketika dunia tak mengizinkan mentari dan bintang bersatu... Kisah...