Ada begitu banyak bayangan yang bersikeras untuk aku lupakan tapi tetap saja kata gagal yang menjadi akhir.
Kadang ingatan diciptakan untuk perlahan menggerogoti hati.
...Selamat membaca.
...
Setelah mengadakan voting beberapa hari lalu, hasilnya adalah siswa Pelita jauh lebih banyak yang menginginkan tour ke luar kota. Sebenarnya ini cukup bertentangan dengan Pak Andar karena Pak Andar memikirkan risiko di perjalanan nanti. Belum lagi masalah biaya yang akan dikeluarkan oleh siswa.
Namun tetap saja ini sudah hasil voting. Serta semua siswa juga sudah setuju dengan biaya yang sudah di anggarkan oleh pihak OSIS.
Sebenarnya semua siswa yang sekolah di sini rata-rata pekerjaan orang tuanya cukup memadai sehingga untuk biaya otomatis bukan sama sekali kesulitan untuk mereka. Pelita memang salah satu sekolah swasta yang mahal dengan biaya.
Beberapa hari ini OSIS juga sudah mengadakan rapat mengenai penyelenggaraan tour. Tour akan dilaksanakan setelah ulangan tengah semester. Mereka akan tour ke Yogyakarta. Mengunjungi berbagai tempat bersejarah kemudian beberapa kampus di sana lalu sisanya baru wisata. Mereka di sana sekitar tiga hari dan menginap di hotel.
“Lo ikut kan, Al?” tanya Renata.
“Habis UTS berarti dua minggu lagi, ya?” tanya Aleta sambil menghitung hari ulangan tengah semester yang akan dilaksanakan seminggu lagi.
“Ho'oh.” Respons Renata sambil memakan camilan yang berada di tangannya.
Hari ini mereka tidak ke kantin. Awalnya hanya Aleta yang tidak ingin ke kantin tetapi Renata dan Pricille jadi ikut-ikut tak ingin ke kantin.
“Kalau lo, Cille? Ikut tour?” tanya Renata Lagi.
Pricille yang duduk di bangku depan mereka menjawab dengan antusias, “ikut dong!”
“Ah nggak sabar. Pasti bakalan seru banget,” kata Renata.
“Gue izin Oma dulu, sih,” ujar Aleta.
“Oma mah gampang. Nanti gue bantuin, ya?” Renata menatap Aleta dengan senyum di bibirnya.
Ditengah pembicaraan mereka ponsel Pricille yang di atas meja menyala menampilkan sebuah pesan.
Pricille mengambilnya lalu membaca isi pesannya. Kemudian berujar, “aku ke luar dulu, ya.”
“Mau ke mana? Mau ditemenin nggak?” tanya Aleta.
“Ada yang mau balikin barang yang dia pinjam. Nggak usah aku bisa sendiri, kok.” Lalu Pricille beranjak ke luar kelas.
“Ta, dua hari ke depan kayanya gue nggak masuk, ya nanti lo buatin surat okay?” kata Aleta sepeninggalan Pricille.
“Ha? Mau ke mana?”
“Oma ngajak ke Palembang,” jawab Aleta.
“Ah, enak dong jalan-jalan.” Renata mengerucutkan bibirnya.
“Enak apaan. Di sana gue mau bantuin Oma di butik.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Look for Miracle | Lengkap √
Novela Juvenil(Re-publish) Judul awal "Aleta" Kamu akan tetap menjadi mentariku kala gelap menghampiri... Kamu tetap menjadi mentariku kala malam menemani... Kamu tetap menjadi mentariku bahkan ketika dunia tak mengizinkan mentari dan bintang bersatu... Kisah...