Pasca kemoterapi Aleta harus menunggu sekitar satu minggu untuk tahap pemulihan, dan sekarang seminggu itu telah berlalu. Akhirnya Aleta dapat melakukan kegiatannya seperti semula yaitu sekolah salah satunya.
Aleta tidak lagi berangkat ke sekolah menggunakan metro mini. Oma menjadi lebih protektif kepadanya semenjak selesai kemoterapi jadi Oma meminta Pak Anung mengantarkan Aleta ke sekolah.
Aleta menyusuri koridor kelas, banyak yang dia rindukan dari sekolah ini. Sudah begitu lama ternyata tidak menginjakkan kaki kemari.
Aleta tersenyum melihat Renata di kejauhan melambaikan tangan ke arahnya. Dia bergegas menemui sahabatnya itu. Dia sangat merindukannya.
Renata langsung berakhir di pelukan Aleta saat jarak mereka sekitar lima kilan lagi. "Gue kangen banget sama lo," ucap Renata.
"Iya gue juga." Aleta membalas pelukan sahabatnya itu.
Renata melepaskan pelukan lalu menatap Aleta dan mengerucutkan bibirnya. "Gue sengaja nggak jenguk lo ke rumah sakit," katanya.
"Iya nggak papa, kok," jawab Aleta.
"Ish, lo tu, ya. Lo nggak nanya gue sengaja nggak jenguk kenapa?" tanya Renata dan semakin mengerucutkan bibirnya.
"Iya, sengaja kenapa?" tanya Aleta akhirnya.
"Ah lo tu emang ya nggak ada perasan bersalah sedikitpun. Gue sengaja nggak mau jenguk lo ke RS. Lo aja nggak kasih tau gue kalau lo masuk RS yang lo kasih tau Riki. Cih," desis Renata.
"Bukan gitu Ta-"
"Iya gue tau. Lo udah sama Riki jadi makin lupa sama gue," sindir Renata.
"Apaan, sih lo. Gue itu nggak sempat kasih tau Ta, gue nggak megang HP. Serius." Aleta mengatakan dengan sungguh.
"Terus Riki? Nggak mungkin dia tau tanpa lo kasih tau. Dia bukan peramal kali, Al." Lagi-lagi Renata terdengar menyindir Aleta.
"Huft. Lo ribet banget deh, Ta. Gue hari itu pulang bareng Riki dan lo ingatkan apa yang Rani lakuin di hari sebelumnya? Nah, gue hari itu emang udah nggak enak badan karena ulah Rani dan pas gue di mobilnya Riki gue pingsan." Alibi Aleta.
"Oh jadi gitu. Tapi lo lama banget tau nggak dirawatnya seminggu lebih," ujar Renata.
Aleta menjadi tegang mendengar perkataan Renata. Dia harus mencari alasan apa lagi agar Renata tidak mencurigai tentang penyakitnya ini. "Al, kalau lo cuma enggak enak badan sampai pingsan lo cuma tiga hari paling lama dirawat kecuali kalau ternyata lo ada penyakit lain. Lo sakit apa?" tanya Renata lagi.
Aleta meneguk liurnya dan lidahnya seolah kelu, tak tahu harus mengeluarkan kata-kata apa lagi. "Al, lo sembunyiin sesuatu dari gue?" tanya Renata bertubi-tubi.
Aleta mengendalikan dirinya sebaik mungkin, jangan sampai Renata menangkap gerak-geriknya yang tengah merasa tegang karena takut ketahuan akan sesuatu. "Gue nggak sakit apa-apa Renata. Gue dirawat cuma empat hari kemarin itupun karena Oma yang minta sebenarnya udah bisa pulang pas dua hari dan untuk sisanya lo tau kan Oma gue protektifnya gimana kalau udah nyangkut kesehatan? nah gue di rumah belum di bolehin ke sekolah sama Oma," jelas Aleta.
Renata mengangguk mengerti. "Tapi lo yakin, kan, nggak ada yang lo sembunyiin dari gue?" tanya Renata sekali lagi.
"Nggak ada Ta," jawab Aleta menampilkan senyuman manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Look for Miracle | Lengkap √
Ficção Adolescente(Re-publish) Judul awal "Aleta" Kamu akan tetap menjadi mentariku kala gelap menghampiri... Kamu tetap menjadi mentariku kala malam menemani... Kamu tetap menjadi mentariku bahkan ketika dunia tak mengizinkan mentari dan bintang bersatu... Kisah...