Bab ini akan aku revisi lagi bersama bab sebelumnya. Cuma revisi tata penulisan kok bukan alurnya. Kenapa aku publish sekarang kalau masih mau direvisi? karena udah janji di bab sebelumnya:)
Bantu temukan typo jangan lupa, ya.
Selamat membaca.
...
Hari pelantikan anggota OSIS yang baru telah tiba, setelah menyeleksi beberapa anggota calon anggota OSIS yang baru melalui masa orientasi dua hari yang lalu, anggota OSIS dan pengurus lama bisa menentukan yang mana dari semua yang mengikuti masa orientasi yang berhak untuk masuk di anggota OSIS Pelita.
Yap itu artinya tidak semua yang mengikuti masa orientasi bisa menjadi anggota OSIS. Ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan dari hasil masa orientasi yang telah dilaksanakan. Hari ini akan diumumkan siapa saja orang yang berhak menjadi anggota sekaligus pelantikan.
Kini Johan sedang berada di meja makan bersama dengan kedua orang tuanya, mereka sarapan sebelum memulai aktivitas mereka masing-masing.
"Johan, kamu nanti pulang jam berapa?" tanya Davide sambil menyantap nasi goreng yang berada di sendoknya.
"Belum tahu Pa, tapi kayanya nggak akan terlalu sore kaya kemaren," jawab Johan.
Davide hanya mengangguk mendengar jawaban puteranya. "Emang kenapa Pa?" tanya Johan.
Davide menggeleng. "Nggak, mungkin malam nanti papa mau ngajak kamu ikut sama mama dan papa ke acara ulang tahunnya anak rekan bisnis papa," ujar Davide.
"Itupun kalau kamu enggak terlalu capek, sayang," tambah Martia.
"Oh, gitu. Iya nanti Johan ikut kalau pulang nggak terlalu sore," kata Johan.
Lalu acara sarapan mereka usai. Martia pergi mengajar, Davide pergi ke kantor dan Johan juga akan segera pergi ke tempat pelantikan anggota OSIS.
Teringat akan sesuatu Johan mengurungkan niatnya menaiki motornya, dia mengambil sesuatu di dalam saku celanya. ponsel.
Lalu jari-jarinya menari di atas keyboard mengetikkan pesan untuk seseorang.
Aleta Mrtptr
Lo ikut acara nggak? Kalau nggak biar sambutan lo, diganti sama pengurus yang lain
Johan menunggu balasan dari orang yang dia kirimi pesan beberapa saat. Namun, tak kunjung mendapat jawaban. Mungkin memang Aleta tidak akan ke acara atau bisa jadi dia tengah siap-siap untuk menuju tempat acara.
***
Johan cukup membutuhkan waktu dua puluh menit untuk sampai di lokasi acara. Kini dia tengah berjalan menuju tempat di mana panitia yang lain berkumpul.
Diperjalanan menuju anak-anak, banyak beberapa adik tingkat menyapanya dan dia membalas dengan senyuman. Mereka tampak antusias untuk acara ini.
Mata Johan menyapu ke segala arah, tapi dirinya tak menemukan sosok Aleta diantara anak-anak yang lainnya. Apa mungkin keadaannya memang belum begitu memungkinkan untuk dia datang?
Karena tak melihat kehadiran Aleta dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.55 WIB yang itu artinya acara akan dimulai lima menit lagi, Johan meraih ponselnya kemudian membuka ruang percakapan antara dia dan Aleta, ternyata pesan yang dia kirimkan beberapa menit yang lalu belum menandakan sudah dibaca sang penerima. Bahkan hanya centang satu.
"Ta, lo ada dikabarin Aleta nggak?" tanya Johan kepada Renata.
"Enggak, emangnya kenapa?" tanya Renata kembali.
"Kan dia kemaren sakit. Gue pikir dia nggak akan datang karena belum sembuh," kata Johan.
"WHAT? Aleta sakit? Kok gue nggak tau?" tanya Renata tidak santai.
"Emang dia nggak chat lo gitu?" Johan malah balik bertanya.
"Ya kali kalau dia chat gue, ya nggak mungkinlah gue sekaget ini bambang," ujar Renata geram.
"Ya udah lo aja yang gantiin Aleta kata sambutan habis gue," ujar Johan dan langsung mendapat persetujuan dari Renata.
Donny dan Andi sudah berkoar-koar menggunakan toa untuk mengumpulkan siswa-siswa calon anggita OSIS karena akan segera upacara pelantikan.
Mereka menyelenggarakan acara pelantikan ini di sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh banyak tumbuhan hijau. Sengaja memilih tempat ini, supaya seperti menyatu dengan alam. Lagi pula, tempat ini memang sering kali disewa dengan siswa sekolah untuk mengadakan acara seperti mereka saat ini.
Semua siswa calon anggota OSIS sudah berbaris dan kata sambutan pun sudah di penghujung lalu tinggallah mengikrarkan janji OSIS lalu yang terakhir upacara penyambutan anggota baru.
Acara hari ini hanya untuk lambang di OSIS sedangkan pada hari senin berikutnya akan dilaksanakan upacara kembali di SMA Pelita yang disaksikan seluruh warga sekolah Pelita.
Sesi terakhir adalah foto-foto yang tak perah tertinggal dari setiap berbagai momen, seolah kamera adalah sesuatu yang begitu berharga untuk menyimpan memori.
Kemudian acara hari ini telah selesai dan berjalan lancar.
***
Johan sampai di rumah sekitar jam dua belas siang, sembari menunggu kedua orang tuanya yang belum pulang bekerja dia menghabiskan waktunya untuk bermain PS. Dia sudah berjanji kepada orang tuanya bahwa dia akan ikut ke acara ulang tahun anak dari rekan bisnis papanya.
Sesungguhnya dia tidak terlalu suka dengan acara-acar seperti itu, apalagi ini menyangkut antara rekan kerja. Johan hanya takut terjadi seperti di film-film yang kebanyakan terjadi di negerinya saat kedua perusahaan ingin menyatukan usaha mereka melalui pernikahan putra dan putri mereka. Menyebalkan. Meskipun sebenarnya yang dihadapi Johan kali ini belum tentu akan menjadi seperti itu, pertama dia paham kedua orang tuanya bukan tipe orang tua seperti itu, kedua anak dari rekan kerja Ayahnya belum tentu perempuan dan hidupnya bukan di dunia film, pikirnya.
Sudah bosan bermain PS akhirnya sore tiba, lalu disusul oleh malam. Itu artinya dirinya dan kedua orang tuanya akan segera pergi ke acara rekan kerja papanya.
Johan sudah siap untuk pergi. Malam ini mengenakan sweater putih yang memiliki leher dan dibalut jas berwarna silver. Menurutnya penampilannya saat ini lumayan menarik, meskipun sebenarnya dirinya kurang suka mengenakan jas tetapi apa boleh buat mamanya akan mengomelinya jika hanya memakan kaos atau sweater saja ke acara seperti ini.
Mereka hanya pergi satu mobil yang disupiri oleh papanya sendiri, Johan duduk di bangku belakang. Sembari menunggu tiba di tempat acara Johan membuka ponselnya memainkan sosial medianya, melihat beberapa kiriman terbaru melalui akun Instagramnya dan mengecek Whatsapp siapa tahu ada yang mengiriminya pesan.
Mata Johan terhenti melihat pesan yang tadi pagi dikirimnya untuk Aleta ternyata sudah tercentang biru.
...
SAMPAI JUMPA DI BABA BERIKUTNYA.
Salam sayang
NunikFitaloka
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Look for Miracle | Lengkap √
Fiksi Remaja(Re-publish) Judul awal "Aleta" Kamu akan tetap menjadi mentariku kala gelap menghampiri... Kamu tetap menjadi mentariku kala malam menemani... Kamu tetap menjadi mentariku bahkan ketika dunia tak mengizinkan mentari dan bintang bersatu... Kisah...