Kita berada di tempat yang sama dengan perasaan berbeda
...Selamat membaca
Bab 7Ada typo, seperti biasa, ya.
...
"Semuanya udah. Tapi gue nggak nemu apa yang spesial dari acara kita nanti," kata Donny diakhir rapat OSIS yang kedua ini.
"Maksud lo?" tanya Johan.
"Ya, apa ya, dari segi penampilan aja, kita dari anggota OSIS nggak nagsih satu penampilan pun. Harusnya kita harus tunjukin dong kalau kita tu punya bakat juga sebagai anak OSIS dan kita ikut berpartisipasi memeriahkan acara ini, " jawab Donny.
"Gue setuju sih," gumam Aleta.
Semua siswa yang berada di ruang sekretariatan pun tampak berpikir dan menimbang atas perkataan Donny.
"Gue tau," sahut Renata dengan semangat seperti baru saja mendapat harta karun.
Semua mata tertuju ke Renata menanti Renata untuk mengemukakan pendapatnya.
"Dari OSIS kita akan nampilin duet nyayi," kata Renata sambil tersenyum arti.
"Yang nyanyi lo?" tanya Dayni.
"Bisa ancur dunia," sahut Andi.
"Songong lo! Suara gue bagus, ya." Renata membanggakan dirinya.
"Meskipun suara gue cukup lumayan buat ditampilkan, tapi akan lebih afdol kalau yang duet ketua dan wakil ketua OSIS aja," lanjut Renata.
"No. Gue nggak bisa nyanyi," bantah Aleta.
"Tapi gue pernah sih lihat video coveran kalian di IG nya Renata. Dan suara lo bagus, Al, bagus banget malah," sahut Miko salah satu anggota.
Dalam hati Aleta mengumpat. Andai saja waktu itu dia menolak untuk membuat video bersama sahabatnya itu mungkin tidak akan ada yang tahu bahwa dia bisa bernyanyi. Ya, selama ini yang tahu hanya orang terdekatnya seperti Johan, Renata, Andi dan Donny.
"Itu yang spesial, Al. Ketua dan wakilnya langsung yang kasih penampilan, kalau menurut gue semua akan jadi lebih berkesan," jelas Renata.
"Kalau gue oke oke aja sih." Kini giliran Johan yang buka suara.
"Ayolah Al, ini kan demi OSIS juga," bujuk Dayni.
Aleta dilema. Dirinya tidak ingin tampil di depan banyak orang tapi perkataan Dayni ada benarnya, ini demi kepentingan OSIS, jika dia menolak maka dia seperti lari dari tanggung jawab.
"Oke gue coba," putus Aleta.
"Yes." Renata bersorak, sepertinya ini semua bagian dari rencananya.
***
"Latihan nyanyi di rumah gue. Oke?" Johan baru saja menghampiri Aleta di koridor sepulang sekolah.
"Kenapa nggak rumah gue aja, sih?" tanya Aleta.
"Mager gue."
"Ish, gue juga mager."
"Gak mau tau!" balas pria itu tak peduli pada Aleta.
Aleta berdecak sebal. Mengapa Johan sangat menyebalkan.
"Ya, gue pulang dulu mau ganti baju." Aleta menyelonong pergi usai mengatakan itu. Meninggalkan Johan tanpa respons pria itu.
***
Sepeninggalan Aleta Johan mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah. Kemudian setelah melalu gerbang sambil menyusuri jalan pulang ia melirik ke arah halte menampilkan sosok perempuan yang dia kenali. Aleta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish Look for Miracle | Lengkap √
Fiksi Remaja(Re-publish) Judul awal "Aleta" Kamu akan tetap menjadi mentariku kala gelap menghampiri... Kamu tetap menjadi mentariku kala malam menemani... Kamu tetap menjadi mentariku bahkan ketika dunia tak mengizinkan mentari dan bintang bersatu... Kisah...