Bab 48 - Kecurigaan

1.1K 29 10
                                    

Johan berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Tadi sang Mama menyuruhnya untuk menjemput ke rumah sakit. Seperti biasa Martia melakukan cek up rutin di rumah sakit ini.

Johan akhirnya bertemu dengan mamanya di koridor ini juga. “Lho kamu udah sampai? Mama baru mau ke nungguin kamu di parkiran,” kata Martia saat sudah berhadapan dengan puteranya.

“Iya tadi Johan belum lihat Mama di parkiran. Mama udah?”

“Iya udah. Ayo kita pulang,” ajak Martia lalu Johan memutar balik badannya ke arah dia masuk tadi.

Johan melihat sekilas Riki saat di belokan koridor. Untuk apa laki-laki itu di mari?

Johan mengabaikan Riki dan tetap melanjutkan langkahnya. Sampai akhirnya mereka tiba di parkiran. Johan membukakan pintu untuk mamanya lalu dia mengitari mobil untuk menuju kursi pengemudi.

Tangannya yang baru saja ingin membuka pintu mobil terhenti saat melihat dari sebrang sana Arna turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah sakit. Johan berniat menemui Arna tapi panggilan dari Martia mengurungkan niatnya. Dia segera masuk mobil dan meninggalkan pekarangan rumah sakit.

Sambil menyetir dia terus memikirkan Arna yang ke rumah sakit. Kemarin Renata mengatakan bahwa Pricille ke Palembang untuk membantu Aena mengurus butik, lalu sekarang Arna ada di Jakarta.

Johan meraih ponselnya di saku celana berniat ingin mengetikan pesan untuk Aleta tapi lagi-lagi diurungkannya karena Martia menegurnya. Mamanya mengatakan bahwa kalau lagi menyetir maka harus fokus tidak boleh sambil bermain ponsel.

Johan akhirnya kembali mengingat bahwa di rumah sakit tadi juga ada Riki. Apa semua ini ada hubungan dengan Aleta? Apa yang sebenarnya yang tidak ia ketahui?

Johan akhirnya menancap gas lalu melajukan mobil dengan kelajuan yang lebih cepat dari sebelumnya.

***

Setelah mengantar mamanya pulang,  Johan langsung memutar mobil menuju rumah Renata sambil menghubungi Donny dan Andi untuk menyusulnya ke sana.

Pikiran Johan benar-benar tidak tenang mengenai apa yang ia lihat di rumah sakit.

Sampai di rumah Aleta ternyata Donny dan Andi sudah lebih dulu di sana. Johan turun dan langsung masuk ke dalam rumah Renata.

“Lo bertiga pada ngapain, sih, ke sini? Udah mau maghrib ini,” kata Renata.

“Tau Johan,” jawab Andi melirik ke arah Johan dengan raut wajah malas.

“Lo yakin, Ta, kalau Aleta ke Palembang?” tanya Johan kemudian.

“Iya. Dia bilang gitu ke gue. Dia minta gue buatin surat izin,” jawab Renata.

“Dia pergi bareng Oma?” tanya Johan lagi.

“Iya. Kenapa, sih, emangnya?” Renata mengerutkan dahinya.

“Gue lihat Oma di rumah sakit tadi, juga ada Riki,” kata Johan.

“Lo nggak salah lihat, kan?” tanya Donny.

Johan menggeleng dan menjawab bahwa dia sangat yakin yang dilihatnya tadi di rumah sakit benar-benar Oma Aleta.

“Maksud lo sebenarnya Aleta nggak ke Palembang?” sahut Andi kemudian.

Wish Look for Miracle  | Lengkap √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang