"Aku pulang."
"Hai, kak Ashy!"
Kepulanganku langsung disambut oleh Axxel yang tengah menonton televisi di sofa. Setoples kue kering berada di pangkuannya dan isinya tinggal setengah.
Hm, sudah berasa jadi tuan rumah dia.
"Jadi, kau kembali kemari lagi seperti biasa," ucapku sembari meletakkan sepatu di rak dan menghampiri anak (siluman) rubah itu.
"Tentu saja. Sekarang aku jadi lebih nyaman kemari karena kakak sudah mengingat siapa aku," jawabnya dan kembali memasukkan kue ke mulutnya.
Memang benar, Axxel jadi lebih sering ke rumahku dan bahkan dia tidak peduli kalau telinga dan ekor rubahnya mencuat keluar dan terlihat olehku.
Aku pun duduk di sebelahnya. "Apa ada yang ingin kau ceritakan padaku lagi?" tanyaku.
Axxel mengangguk antusias. "Hari ini aku bertemu malaikat kecil yang tersesat di desa centaur rusa," katanya mulai bercerita. "Aku dan delapan kakakku akhirnya berteman dengannya karena dia tidak punya teman."
"Memang kenapa?"
"Kalau yang dia dengar, malaikat kecil yang lain selalu bilang dia bau neraka."
Aku baru pertama kali mendengar ada malaikat bau neraka.
"Siapa namanya?" tanyaku lagi, sekadar basa-basi.
"Jamie Arhart. Dia lebih tua 3 tahun dariku."
Hm, aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Tiba-tiba pintu rumah diketuk.
"Iya, sebentar!" Aku pun berjalan ke arah pintu secepat yang aku bisa dan membukanya.
Dan pemandangan yang disuguhkan di hadapanku benar-benar jauh dari dugaanku.
"Maaf mengganggumu, Ashton," sapa gadis di hadapanku. Aku masih terdiam.
"H-hari ini aku membuat terlalu banyak makanan. Jadi kupikir... tidak ada salahnya aku membaginya denganmu," lanjutnya. Suaranya sangat pelan dan bahkan nyaris tidak bisa kudengar. Dia pun menyodorkan panci berukuran sedang di tangannya. "C-cepat ambil!"
"Siapa yang datang?" tanya Axxel dan berjalan ke sebelahku.
"Tunggu dulu. Kau!" Gadis itu tiba-tiba menunjuk Axxel. "Kau anak kecil yang waktu itu!"
"Kau juga mengenalnya?"
Dia menggeleng. "Tidak, tapi aku pernah menemuinya di atap sekolah."
Axxel pernah bilang kalau dia hanya menemui orang-orang yang bukan dari dunia manusia. Contohnya ya, aku.
Dan dia ternyata pernah menemui Airin.
Eh?
Hah?
HAAAH?
Apa maksudnya ini?
Jadi Airin juga...?
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Aku tidak tahu harus melakukan apa untuk memecah kecanggungan ini.
Airin memainkan rambutnya, Axxel memakan kue seperti biasa, sementara aku hanya bisa membuang muka dan berdiam diri seperti orang idiot.
"Jadi, Axxel. Kuenya enak?" tanyaku akhirnya. Bagus, pertanyaan bodoh dari seorang Ashton.
Axxel pun berhenti mengunyah dan menatapku. "Kok kakak mendadak bodoh begini?"
Hm, sakit.
Aku pun bangkit dan menghampiri vas bening tempat Syrennia berada. Makanan ikan kutaburi ke dalam vas itu dan memerhatikan ikan mas oranye itu memakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARATED
Fantasy[Sequel SWITCHED] (SLOW UPDATE) Mana yang lebih menyakitkan: Ditinggalkan oleh orang yang kau sayangi tanpa alasan atau tidak bisa mengingat siapa orang yang kau sayangi padahal kau menangisinya tiap malam? . . . DO NOT PLAGIARIZED MY STORY OR I'LL...