27 - Airin Swan

9.5K 1.5K 41
                                    

Kakiku refleks berlari saat mendengar suara gaduh yang bersumber dari dapur. Di sana, aku menemukan Nal tergeletak di bawah tak sadarkan diri dengan Eric yang pucat duduk lemas di sebelahnya.

Dan juga Rachel yang mengangkat seorang gadis tinggi-tinggi tanpa menyentuhnya.

"Ra-Rachel! Turunkan dia!" pekikku seraya berlari menghampiri Rachel.

"Aku tidak bisa ... Aku tidak bisa menghentikannya!"

Yang Rachel katakan benar. Mau sekuat apapun aku mengguncang tangannya, gadis anonim itu tidak bisa turun.

"Airin, tampar aku."

Aku mengernyit. "Apa? Tidak mau!"

"Cepat tampar!"

"Tapi aku tidak bisa dan tidak mau menamparmu!"

"Oh, jadi kau mau semua orang tahu apa yang kau lakukan bersama Ashton diㅡ"

PLAK.

Aku menutup mulutku saat sadar apa yang telah kulakukan.

"Rachel! Rachel, kau tidak apa-apa 'kan? Ya ampun, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud begitu. Rachel, tolong maafkan aku."

Rachel menyeka pipinya. "Terima kasih," gumamnya.

Suara benturan keras mengambil perhatianku. Gadis anonim itu sudah kembali ke tanah, berbaring di dekat Nal yang masih tidak sadarkan diri.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Rachel. Dia membuka laci di meja bawah. Penasaran, aku ikut melongo ke dalam.

Ada Eric di dalamnya.

"Dia sudah pergi?" jawab Eric. Telinga putihnya yang tadinya turun kembali bergerak-gerak.

Rachel menggeleng kecil. "Sepertinya dia pingsan."

Eric menghela napas dan merangkak keluar dari laciㅡentah bagaimana dia bisa masuk ke sana.

"Oh, ya ampun. Leherku nyaris digigitnya," gumam Eric.

"Gigit?" celetukku tanpa sadar.

"Ya, tadi aku melihat gadis itu berusaha menggigit leher Eric," jawab Rachel sembari memijit pangkal hidungnya.

"Aku bisa jelaskan siapa gadis itu," Nal, yang baru sadar, berkata. Aku langsung menghampirinya, membantunya untuk berdiri.

"Sebelum itu lebih baik kalian mengikatnya dan serahkan dia pada Lan," lanjut Nal.

Eric langsung menatap Rachel.

"Apa? Kau ingin aku yang mengikatnya?"

Eric mengangguk dan menyerahkan tali tambang ke Rachel yang menghela napas kasar. Kenapa rasanya Eric punya semuanya?

"Sini, biar kubantu," tawar Nal dan membantu Rachel mengikat si gadis anonim. Ikatannya sangat rapi, seakan dia anak pramuka yang ahli dalam urusan tali menali.

Rachel pun menyerahkan tali yang tersambung ke tubuh si gadis. "Nih, kau yang bawa dia."

"Eehhh? Kenapa?"

"Aku sudah mengikatnya. Sekarang kau yang tarik."

"Huu...."

Eric mau tak mau menerima tali di tangan Rachel. Rachel sendiri langsung melenggang pergi setelah tali itu berpindah tangan.

Aku langsung menyusul Rachel. "Maaf, tadi aku menamparmu," ucapku. Rachel tersenyum tipis.

"Kalau bukan karena kau mungkin aku sudah membunuhnya tadi."

SEPARATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang