18 - ?

11K 1.5K 92
                                    

Hari ini masih seperti biasa. Aku mengamati teman-teman lamaku dari kejauhan. Ingin rasanya aku ikut bergabung dengan mereka. Tetapi apa daya, mereka mungkin tidak akan membiarkanku masuk.

Anjing-anjing penjaga terus menyalak ketika aku melewati mereka. Aku mendengus. Mereka selalu saja begitu, hanya menyalak dan tidak menggigit.

Dasar bodoh.

Di antara kebisingan itu, Yuki pun datang mendekat padaku. Wajahku dijilatinya, pertanda bahwa dia menyukaiku.

"Yuki, hentikan," gumamku. Anjing putih itu pun berhenti menjilatiku dan beralih tidur di sebelahku.

"Jadi, kau kemari untuk memeriksa keadaan mereka lagi?" tanyanya.

Aku berdehem kecil. "Begitulah."

"Haah, aku sangat, sangat, sangaaat merindukan mereka," lanjutku. Tubuhku kusandarkan pada tubuh berbulu Yuki, membiarkan bulu-bulu tebalnya menguburku.

"Menurutmu apa yang harus kulakukan dalam wujudku yang seperti ini?" Yuki hanya diam sembari mengibaskan ekornya ke sana kemari.

"Jangan tanya aku. Aku bahkan tidak tahu asal mula kau berteman dengan tuanku," balasnya.

"Benar juga. Aku tidak pernah menceritakannya." Aku menghela napas panjang. Sungguh, bulu Yuki adalah kasur ternyaman yang pernah aku tiduri.

"Aku ingin masuk ke sana meski cuma sekali," gumamku.

'Dan bertemu si kembar.'

Yuki yang tiba-tiba bangkit membuatku tersentak dan nyaris terjatuh.

"Heiㅡ"

"Aku bisa mengajakmu masuk kalau kau mau. Secara aku ini peliharaan keluarga Crimson," tawarnya.

Ucapan Yuki membuatku bertanya-tanya pada diriku sendiri.

Kenapa selama ini aku tidak minta bantuan Yuki untuk masuk?!

"Kau yakin mereka tidak akan membuangku?"

"Kau cukup berada di dekatku. Itu saja." Yuki pun berjalan kembali ke rumahnya. "Kau ikut tidak?"

Aku tersenyum kecil. "Tentu saja aku ikut!" sahutku dan menyusul Yuki masuk ke rumah.

Kuharap mereka masih sama seperti dulu.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Suasananya benar-benar ramai di dalam. Aku tahu temanku itu sering mengajak orang ke rumah, tetapi paling hanya 2 sampai 3 orang. Tapi kali ini mungkin ada 5 orang di rumahnya. Ditambah dengan kedua adik kembarnya dan dirinya sendiri sudah sampai 8 orang.

Kalau aku tidak ada di wujud yang seperti ini, apa aku bisa bergabung bersama mereka?

Apa mereka akan mengingatku?

Raquelleㅡyang posisinya menghalangi pandanganku dari orang yang kucariㅡpun bergeser dari tempatnya berdiri.

Mataku membesar dengan sendirinya saat menatap sosok yang kukenal. Orang yang sudah kuanggap kakakku sendiri. Meskipun sifatnya jauh lebih kekanakan daripada aku.

Dia sudah kembali ke wujud aslinya.

Tapi, bagaimana bisa?

"Dia sudah begitu sejak kemarin. Entah apa yang membuatnya seperti itu," celetuk Yuki dan berbaring di sebelahku.

Aku tidak merespon.

Kakiku mendekati dia perlahan. Kemudian semakin cepat sampai aku akhirnya berlari. Panggilan Yuki sama sekali tidak aku hiraukan. Aku hanya ingin memeluknya, itu saja.

SEPARATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang