Aku tersenyum tipis.
"Ah, jadi ini sebabnya kau terus menangis dan menyalahkan dirimu tadi."
Aku berjalan mendekati Kyla dan memegang bahunya. "Selamat, berkatmu kami kemungkinan besar akan menjadi cerberus cacat."
Senyuman tetap terpatri di wajahku, sementara wajah Kyla perlahan memucat. Lilac sendiri hanya bisa melihat kami kebingungan.
"T-tenang saja! Aku sudah mengorbankan nyawaku untuk menyelamatkan Aresㅡ"
"Lalu, apakah ada jaminan bahwa dia akan normal seperti semula?"
Kyla kembali terdiam, kehabisan kata-kata. Bulir-bulir air mata kembali jatuh dari matanya. "Akan kukorbankan apapun untuk menyelamatkannya. Apapun! Aku bersumpah!"
"Tidak perlu," tambahku. "Kalau kau ujung-ujungnya mengorbankan semua hal hanya untuk menyelamatkan Ares, seharusnya kau tidak menukar Ares untuk mendapatkan wujud manusiamu."
Keheningan melanda ruangan yang kami tempati. Suara gigi Kyla yang berderit bahkan dapat terdengar.
"Aku merindukannya," bisiknya. "Aku hanya ingin berbincang dengannya seperti dulu. Aku merindukan semua hal yang pernah kita lakukan."
"Sshhh... tenanglah," bisik Lilac menenangkan, Kyla yang sesengukan sebelum isakannya menjadi tangisan yang memilukan.
Ah, aku sudah melewati batas.
Tanganku menyingkirkan rambut yang menutupi wajahku. Helaan panjang keluar dari bibirku.
"Maaf," gumamku. "Ucapanku sudah keterlaluan."
Aku berbalik dan berjalan menuju jendela tempat aku masuk tadi, hendak pulang dan mengistirahatkan tubuhku di kasur sesampainya di rumahㅡdan mungkin menganiaya bantal untuk menenangkan emosiku.
"ERIC, AWAS!"
Tubuhku tiba-tiba ditarik ke belakang hingga hilang keseimbangan. Seluruh protes dan umpatan kutelan kembali saat menyadari lemari Lilac nyaris menimpaku, kalau saja tubuhku tidak ditarik tadi.
Aku hanya bisa menatap nanar lemari yang tergeletak tidak jauh dari kakiku. Lemari kayu berwarna putih dengan ukiran yang cantik. Di antara ukiran tersebut, ada ukiran yang tajam. Sekalinya aku tertiban, habislah nyawaku.
"Eros, aku ingin bertanya satu hal serius padamu," kata Kyla. Akuㅡmencobaㅡmenoleh ke belakang. Ekspresi Kyla telah berubah serius. Dia pun berjongkok di sampingku. Mata kuningnya yang bersinar dalam gelap seakan menembus mataku.
"Kau bohong kalau kau mendapat serpihan ingatan Ares," katanya. "Kenyataannya, kau sudah mendapatkan ingatanmu kembali, benar 'kan?"
Aku tersenyum. "Ah, aku ketahuan lagi~"
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Entah apa yang terjadi setelah kejadian nyaris mati tadi, tetapi sekarang aku berada di ruang lain yang bebas dari "hal-hal berbahaya" yang dapat membunuhku. Di depanku, Kyla berjalan bolak-balik sementara Lilac duduk di sampingku.
"Biarkan aku menjelaskan sesuatu yang belum sempat aku jelaskan pada kalian semua," ucapnya tegas. Langkahnya berhenti dan matanya memandangku lurus.
"Kau ingat efek mawar hitam?"
Aku menangguk. "Mempercepat kutukan, benar?"
"Benar." Kyla pun melepas kalung loncengnya dan memperlihatkan sebuah tanda yang ada di bawah tulang selangkanya.
"Mawar hitam?" gumamku tak sadar.
"Kami, para siluman kucing mempunyai 'bunga' kami sendiri," Kyla mulai menjelaskan, "dan bungaku adalah mawar hitam."

KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARATED
Fantastik[Sequel SWITCHED] (SLOW UPDATE) Mana yang lebih menyakitkan: Ditinggalkan oleh orang yang kau sayangi tanpa alasan atau tidak bisa mengingat siapa orang yang kau sayangi padahal kau menangisinya tiap malam? . . . DO NOT PLAGIARIZED MY STORY OR I'LL...