35 - Yuki

10.4K 1.3K 53
                                    

Sendirian di rumah bukanlah hal baru bagiku. Karena, dalam wujud seperti ini, tugasku adalah menjaga rumah sampai mereka pulang.

Tapi tentu saja, aku juga bisa merasa bosan.

Setelah kedua kakakku memutuskan untuk kembali ke tubuh masing-masing, aku berakhir sendirian di sini. Oh, sungguh aku ingin kembali ke tubuhku, tetapi kurasa itu bukanlah keputusan yang baik. Kedua kakakku sudah cukup menyusahkan tubuh mereka. Kalau aku mengikuti keputusan kakakku untuk kembali ke tubuhku, maka semuanya akan semakin rumit.

Lagipula tanpa aku kembali ke tubuhku, kedua kakaknya sudah terlalu menyusahkannya.

Haa... bosan. Tidak ada yang bisa kuajak bicara. Coba ada Iroha di sini.

Telingaku menangkap suara langkah kaki. Asalnya dari halaman belakang, tapi, siapa?

Aku pun bangkit dan berjalan ke halaman belakang dengan engganㅡkarena, yah, aku sedang menikmati waktu santaiku.

Setibanya aku di halaman belakang, aku tidak menemukan apapun selain Axxel. Dan seorang gadis dengan tubuh rusa.

Ah, gadis itu datang lagi rupanya.

"Hai, Hades~ Lily datang membawakan sesuatu untukmu," gadis itu menyapaku. Kaki rusanya membuat ketukan tersendiri saat berjalan mendekatiku.

Marcelle mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dia bawa. Sebuah kalung yang terbuat dari rantai. Ada batu safir tergantung manis di kalung itu. Gadis rusa itu pun mengalungkannya di leherku.

"Nah, sekarang kau bisa berada di luar tubuh utamamu lebih lama~" lanjutnya dan tersenyum manis.

"Terima kasih."

"Jangan berterima kasih pada Lily. Axxel dan kakaknyalah yang mencari batu itu untukmu."

Aku pun menatap Axxel yang berdiri dengan ekspresi bangga.

"Dan juga, berikan ini untuk Eros dan Ares," Marcelle pun menyodorkan dua buah kalung padaku. Secara keseluruhan hampir sama, yang membedakan hanyalah batunya. Yang satu batu garnet dan satunya lagi batu emerald.

"Yang merah itu untuk Ares, lalu yang hijau untuk Eros," jelas Marcelle.

"Hm... bagaimana kalau Axxel yang memberikannya pada mereka?" saranku. "Rasanya agak aneh kalau aku yang memberikannya langsung pada mereka."

"Baiklah, serahkan padaku!" Axxel pun menerima kalung tersebut dan menyimpannya.

"Kalau boleh tahu, apa yang terjadi saat mereka memakai kalung ini?"

"Oh, itu," Marcelle berhenti sejenak dan tersenyum lebarㅡdengan aura licik menyelubungi dirinya. "Kau lihat saja nanti~"

Ah, perasaanku tidak enak.

"Kudengar Marshall belum sembuh sepenuhnya, apa itu benar?" tanyaku, berusaha mencari topik baru untuk dibicarakan.

Wajah Marcelle berubah murung saat aku menyinggung kondisi Marshall. Yang kudengar dari Axxel, setelah menyelamatkan pecahan Foxxy, Marshall berubah menjadi ganas. Marcelle juga tengah berusaha keras untuk menyembuhkan Marshall dengan bantuan Axxel dan kakak-kakaknya.

SEPARATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang