"Nona Aletta? Anda di dalam?"
"Pergi. Aku tidak membutuhkanmu."
"Tapiㅡ"
"Aku bilang pergi."
"Nona Alettaㅡ"
"TINGGALKAN AKU SENDIRI!"
BRAK.
Pintu kamarku berakhir menjadi korban kekerasanku untuk yang sekian kalinya. Aku kembali merebahkan diri di atas kasur setelah suara bajingan itu menghilang.
Dasar, kupikir dia berbeda dari pengasuhku yang lain. Ternyata dia sama saja.
Kubekap wajahku dengan bantal dan berteriak sekeras mungkin, berusaha meluapkan amarah yang terpendam di dalam diriku.
Kalau bukan karena dia, pasti aku sudah membuat kenangan indah bersama teman-temankuㅡyang kebanyakan dari mereka masih belum mengingatku. Dan juga, perlakuan Terrick pada Dhemiel sudah kelewat batas. Jantungku nyaris mencelos saat dia mengambil sesuatu dari mata Dhemiel semudah membalikkan tanganㅡaku sempat mengira dia hendak mencongkel mata Dhemiel.
"Tch, aku tidak tahan lagi," desisku. Tapi, apa yang harus kulakukan? Di sini, aku hanyalah tahanan yang diperlakukan secara istimewa. Aku bukan lagi penyandang gelar "Calon Ratu Iblis". Kalaupun aku melarikan diri, kedua sayapku tidak akan bisa membawaku terbang jauhㅡaku dipastikan akan terjatuh dari ketinggian secara tiba-tiba. Ah, coba ada Cerrus.
Berpikir Aletta, berpikir! Otakmu mungkin tidak sepintar Xander ataupun Dhemiel, tapi setidaknya kau harus bisa memanfaatkan sel-sel otakmu!
Tapi kalau dipikir-pikir, kenapa Urisha memperlakukanku secara khusus? Padahal aku ini jelas-jelas malaikat, musuh alami iblis. Dan juga, saat hari ulang tahunku yang ke-18, dia terlihat sangat murka saat mengetahui bahwa aku ini malaikat. Dan sekarang? Dia bersikap seakan tidak terjadi apa-apa.
Aih, aku tidak mengerti jalan pikir nenek lampir itu.
Aku pun bangkit dari kasur. Tanganku meraih pedang kembarku dan aku melesat keluar kamar, masa bodo dengan Terrick.
Panjang umur sekali dia. Aku baru saja menginjakkan kaki di anak tangga, tetapi sosok Terrick sudah dapat terlihat jelas. Ah, aku ingin sekali menyobek wajahnya.
Aku melihat ke bawah. Lantai tempat kamarku berada terbilang tinggi.
Biar kuberitahu sesuatu tentangku. Kalau kalian tanya apa kesan orang terhadapku, aku yakin mereka bilang bahwa aku bodoh.
Dan kali ini, aku percaya apa kata mereka.
Aku pun mengambil jalan bodoh nan nekat: menjatuhkan diri dari tangga dan membiarkan adrenalin mengambil alih. Dan tentu, aku berharap sayapku tidak mengecewakanku untuk kali ini saja.
Pendaratanku tidak bisa dibilang mulus, tapi setidaknya aku masih hidup dan utuh. Kakiku pun membawaku berlari secepat yang aku bisa, meskipun rasa nyeri menyerang pada setiap langkah yang kuambil.
Menerobos semua penjaga yang ada, membungkam semua pelayan yang melihatku, dan menyempatkan diri mencuri makanan yang telah dibuat oleh koki istana. Percayalah, ketiga hal itu sudah menjadi keahlianku sejak kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARATED
Fantasy[Sequel SWITCHED] (SLOW UPDATE) Mana yang lebih menyakitkan: Ditinggalkan oleh orang yang kau sayangi tanpa alasan atau tidak bisa mengingat siapa orang yang kau sayangi padahal kau menangisinya tiap malam? . . . DO NOT PLAGIARIZED MY STORY OR I'LL...