%^Chapter 28 - 잡아줘 (Hold Me Tight)^%

2.5K 436 40
                                    

__ooOOOoo__

%^Chapter 28 - 잡아줘 (Hold Me Tight)^%

__ooOOOoo__

__ooOOOoo__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summary :

'Katakan padaku, ini pilihan yang tepat bukan?'

__ooOOOoo__

Kim Jung Woo tengah sibuk membaca Koran harian mengenai harga saham yang senantiasa berubah setiap detiknya melalui tabletnya. Grafik naik turun yang sudah ia hafal luar kepala membuat dirinya tidak perlu repot untuk mengambil buku mengenai saham.

Ekspresi Jung Woo begitu datar melihat bagaimana perkembangan saham miliknya yang terkadang naik dan terkadang juga turun. Naik beberapa persen dan turun pula beberapa persen. Tidak masalah, kekayaannya jauh lebih banyak daripada saham yang ia tanamkan di perusahaan – perusahaan tetangga.

Tidak masalah, VT Grub yang ia kelola hanya sebagian kecil dari apa yang ia miliki. Bermain saham hanya keisengan. Seperti berjudi, jika menang ia akan menambah uang jika kalah ia akan kehilangan. Tak masalah, Jung Woo melakukannya karna iseng.

60 tahun ia hidup, segala kemewahan dunia telah ia rasakan. Bahkan ia juga membaginya pada saudara kembarnya dulu. Sayangnya, dari segala kemewahan yang ada, hanya satu yang tidak Jung Woo miliki.

'Seorang penerus'

Tentu saja, Jung Woo tidak memiliki cucu karna ia sendiripun tidak pernah mengikat janji suci pada seorang wanitapun. Jung Woo muda hanya focus pada perusahaan dan kehidupan kedepannya. Tanpa sadar ia melewatkan beberapa hal yang harusnya bisa ia nikmati.

Hari – hari Jung Woo terasa hampa sekalipun ia memiliki keponakan 'Kim Hyo Rin' yang menikah dengan 'Min Young Bae' dan memiliki dua orang putra 'Min Yonguk dan Min Yoon Gi'. Namun, nyatanya tidak mampu mengisi kekosongan Jung Woo selama ini.

Semuanya hampa hingga ia bertemu dengan bocah mungil yang menggigil di bawah guyuran salju. Tubuh mungil yang meringkuk dengan tas mungil di punggungnya. Sweater tipis dengan Hoodie mungil terlihat bergetar namun tidak ada suara tangisan yang keluar.

Jung Woo sangat ingat ketika ia mendekat menyentuh tubuh mungil bocah itu, satu tatapan dan kontak mata terjadi. Bola mata hitam yang jernih menatap penuh harap ke arah Jung Woo. Seperti menghipnotis, Jung Woo bisa melihat bibir itu melengkung sembari tersenyum.

Bola mata bulatnya menyiratkan sebuah harapan besar yang bisa Jung Woo kabulkan. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jung Woo merasakan dirinya bisa melakukan sesuatu dan menggenggam serta mengabulkan harapan dari seorang bocah kecil yang menggigil kedinginan di bawah guyuran salju.

"Apa kau seorang malaikat yang akan menjemputku untuk bertemu Tuhan?" sebuah pertanyaan keluar dari bibir mungil bocah kecil yang ia temui membuat hati Jung Woo mencelos seketika, "Gamsahamnida telah datang, bawa aku pergi karna aku sendirian"

DNA (December Never Alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang