__ooOOOoo__
%^Chapter 44 – First Love^%
__ooOOOoo__
Summary :
'Waktu itu aku masih harus berjinjit untuk bisa menyentuh bagaimana indahnya balok – balok seputih mutiara kerang laut dan mutiara hitam kerang muara. Dentingan melodi dalam satu tekanan yang memberikanku kepercayaan akan cinta pertama. Namun, kenapa dia berkhianat ketika jariku tak mungil lagi dan ketika dia sudah bisa ku sentuh dengan mudahnya?'
__ooOOOoo__
Musim panas telah dimulai dan ini sudah hampir sebulan terlewati. Udara kota Daegu benar – benar luar biasa panas dan hampir menyentuh 39 derajat. Orang – orang enggan keluar dari rumah karna sengatan terik matahari yang bisa merusak kulit. Orang – orang lebih memilih duduk diam di dalam ruangan dan menghidupkan pendingin ruangan sembari bermalas – malasan.
Beda hal dengan orang – orang di luar sana yang sibuk dengan liburannya, Min Yoon Gi masih terjebak di studio kecilnya. Targetnya untuk bisa menyelesaikan lagu terus mengalami kemunduran. Ia terjebak diantara nada dan melodi yang senantiasa menjadi temannya lebih dari sebulan ini.
Piano yang dulunya pernah menjadi teman kini berkhianat layaknya musuh terbesar sedangkan ruangan studio terlihat bagaikan penjara yang sibuk menertawakan kebodohannya. Kemana perginya otak jenius seorang Min Yoon Gi? Kenapa semua yang ia hasilkan hanya menjadi gumpalan kertas yang berakhir di tong sampah?
Berhari – hari yang berkutat pada nada dan melody untuk membuat sebuah music yang memuaskan, namun yang ia dapatkan hanyalah segumpal sampah. Yoon Gi mulai frustasi dengan penjaranya sekarang. Sungguh, ia lelah namun tak bisa berhenti.
Jika ia berhenti meski hanya sedetik, maka ia juga akan membuang waktu berharga untuk kebebasannya selama sedetik pula. Tidak, cukup sudah ia terjebak di sini. Ia ingin segera keluar dari studio dengan menyerahkan kumpulan music yang bagus agar kakaknya tak mengejarnya dengan tuntutan sebagai produser dan mengurungnya di dunia entertainment yang ia benci.
Kantung mata begitu terlihat jelas di kulit putih pucat Yoon Gi. Berhari – hari tak tidur dan memporsir diri untuk menyelesaikan lagunya, Yoon Gi rela melewatkan jam makan dan berakhir dengan asam lambungnya yang mulai naik. Tapi Yoon Gi tetaplah Yoon Gi. Si keras kepala yang tak akan merubah apapun untuk mencapai segala tujuannya.
Smartphone yang tergeletak di samping kiri piano hitam menarik perhatiannya. Sebuah nama terlihat di depan layar menunjukkan nama seseorang yang sedang memanggilnya. Tak hanya sekedar nama, sebuah foto seorang remaja dengan senyuman kotaknya menghiasi layar Smartphone Yoon Gi.
Senyuman kecil tercetak di bibirnya, ia merindukan remaja ini sekarang. Sangat merindukan seseorang yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya. Adik yang sekarang sedang menikmati liburannya di Malta, kota indah dengan keunikan yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DNA (December Never Alone)
Fiksi PenggemarSalju dan Lonceng, dua hal yang paling Kim Taehyung takuti ketika musim dingin datang. Dua hal yang senantiasa mengingatkan masa lalu yang meremuk hatinya menjadi berkeping - keping. 13 tahun yang lalu, mereka meninggalkan Taehyung diantara keramaia...