%^Chapter 29 - Rewind^%

2.5K 382 18
                                    

__ooOOOoo__

%^Chapter 29 – Rewind^%

__ooOOOoo__

__ooOOOoo__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summary :

'Aku berjanji tak akan menyakitinya' – Jung Woo Bin

__ooOOOoo__

Woo Bin merapikan jas yang ia kenakan. Sesekali ia melihat tatanan rambutnya, terlihat rapikah? Atau ada yang mencuat di beberapa sisi? Merasa lebih baik, Woo Bin melirik arloji yang melingkar ditangan kanannya. Helaan nafas terdengar ketika sadar sudah hampir waktunya

Ujung sepatunya mengetuk lantai pelan, dirinya sedikit gugup meskipun sudah terbiasa. Ia terus menarik dan membuang nafas sembali menghitung setiap detik yang terlewat. Dalam kesunyian ruangan kantornya, Woo Bin diam – diam berdoa dalam hati.

'Semoga tidak terjadi kesalahan, ku mohon. Tahun ini siswa dan siswi yang masuk memiliki kemampuan yang luar biasa' Bisiknya.

Jika saja usia Woo Bin lebih muda lagi, ia yakin sudah bertingkah seperti Daehyun – Putra keduanya – yang akan meremat jari jemari untuk menghindari dari rasa gugupnya. Ah, kenapa ia jadi seperti bertemu dengan malaikat penjaga neraka padahal yang ia jumpai hanya presdir VT Grub. Atasannya yang terkenal ramah dan bijaksana. Lantas, apa yang membuatnya gugup?

Sekelebat ingatan muncul dalam benaknya. Ingatan ketika pesta ulang tahun cucu Kim Jung Woo Desember lalu. Woo Bin berani bertaruh, Jung Woo pasti sudah mengetahui sesuatu tentang masa lalunya. Ia tak akan mengelak jika memang jabatannya harus di lepas karna masa lalunya. Tapi, secepat itukah seorang Kim Jung Woo mengambil keputusan?

Derit pintu menyadarkan Woo Bin dari lamunannya. Tepat di depan pintu, Presdir VT Grub – Kim Jung Woo berdiri dengan senyuman yang ramah. Sekalipun tdak muda lagi, aura kepemimpinan yang kental begitu terasa ketika Jung Woo Bin melangkah mendekat.

"Annyeonghaseo, Presdir." Woo Bin membungkuk 90 derajat dan di sambut dengan bungkukkan yang sama pula.

"Jangan terlalu formal, aku datang bukan untuk bicara mengenai laporan atau saham seperti biasa." Woo Bin tersenyum kikuk, ia tak mengerti.

"Ah, begitukah?" Jung Woo mengangguk. "Arraseo, silahkan duduk presdir. Ingin saya buatkan sesuatu?" Tanya Woo Bin basa basi sembari mempersilahkan Jung Woo untuk duduk.

"Gamsahamnida. Kau tak perlu repot. Teh hangat sudah cukup" Woo Bin mengangguk sekali lagi dan memerintahkan sekretarisnya untuk menyiapkan teh hangat serta cemilan kecil.

"Bagaimana kabar anda, Presdir? Anda semakin berkarisma" Puji Woo Bin dan mendapat kekehan dari Jung Woo.

"Kabarku akan selalu baik setiap melihat cucuku tertawa dan tersenyum" Nada bicara Jung Woo memang terkesan santai, tapi entah kenapa ada pil pahit yang tertelan di mulut Woo Bin.

DNA (December Never Alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang