__ooOOOoo__
%^Chapter 5 – Sweet Lies^%
__ooOOOoo__
Summary :'Biarlah ini berjalan layaknya drama, aku menunggu kejujuranmu, Eomma'
__ooOOOoo__
Baekhyun memandang datar wanita paruh baya yang disibukkan dengan puluhan gaun di toko langganannya. Wanita yang sudah berjasa melahirkannya ke dunia dan merawatnya hingga kini. Wanita yang begitu cantik parasnya namun tidak dengan hatinya. Ah, wanita itu sesungguhnya baik, namun masa lalu membuatnya terlihat buruk di mata Baekhyun meski tidak terucap secara lisan.
Sesekali, wanita bernama lengkap Byun In Na itu meminta pendapat mengenai gaun yang ia ambil dari rak – rak pakaian. Baekhyun memberikan saran yang menurutnya pas, menggeleng jika tak suka dan mengangguk jika menurutnya masih pantas. Sudah lebih dari 30 menit namun masih saja In Na memilih gaun yang kiranya pas untuk sebuah pesta mewah.
Baekhyun melirik bosan kumpulan pakaian – pakaian yang terbaris rapi pada rak – rak toko. Tak mengerti, bagaimana bisa seorang wanita rela berlama – lama dalam sebuah toko padahal yang ia beli hanya satu barang namun memilihnya begitu lama. Sama seperti tadi, saat ia dan In Na memilih jas semi formal yang cocok untuk Baekhyun kenakan di pesta cucu Presdir VT Grub.
Di mata Baekhyun, seluruh jas itu sama. Yang membedakan hanya corak, warna,bahan dan bentuk kerah, selebihnya sama. Baekhyun bukanlah calon mempelai pria yang harus terlihat luar biasa, ia hanya seorang tamu dan tak ingin terlihat menonjol. Berbeda dengan ibunya yang harus memperlihatkan kekayaan yang ia miliki.
Wanita itu harus rela memilih pakaian termahal dan motif yang luar biasa agar seluruh mata nanti memandangnya kagum. Ibunya memang berbeda, wanita yang senantiasa memerkan senyuman malaikat dari bibirnya namun menyimpan taring di dalam mulutnya. Taring yang pernah menghancurkan keluarganya dulu.
"Bagaimana menurutmu jika Eomma memakai ini, Baek-ie?" Lagi, In Na memerkan sebuah gaun berwarna merah dengan kerah rendah dan punggung yang terbuka. Gaun dengan motif mawar merah itu terlihat pas di tubuh wanita yang tidak muda lagi itu.
"Itu bagus Eomma, sesuai dengan tema pesta" jawab Baekhyun seadanya.
"Benarkah? Apa ini tidak terlalu terbuka, Baek-ie?" Baekhyun menghela nafas, berbelanja dengan perempuan itu serba salah, ketika dikatakan bagus ia akan protes tentang hal – hal kecil dan ketika dikatakan tidak cocok maka ia akan marah. Menyebalkan.
"Bagiku tidak, itu sudah lebih baik dari yang sudah – sudah" Baekhyun memberikan pendapat.
"Baiklah, Eomma ambil yang ini dan tinggal mencari sepatu" Kan? Baekhyun harus menunggu lagi sampai ibunya benar – benar memilih sepatu yang tepat. Tak ingin mati kebosanan nantinya, Baekhyun mencoba membuka sedikit pembiacaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DNA (December Never Alone)
Fiksi PenggemarSalju dan Lonceng, dua hal yang paling Kim Taehyung takuti ketika musim dingin datang. Dua hal yang senantiasa mengingatkan masa lalu yang meremuk hatinya menjadi berkeping - keping. 13 tahun yang lalu, mereka meninggalkan Taehyung diantara keramaia...