%^Chapter 38 - The Star^%

2.3K 355 12
                                    

___ooOOOoo__

%^Chapter 38 - The Star^%

__ooOOOoo__

__ooOOOoo__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summary :

'Seseorang, Tolong aku'

__ooOOOoo__

Taehyung mencengkram erat wastafel dengan kedua tangannya erat. Pantulan wajahnya di cermin terlihat begitu buruk, sangat buruk. Matanya sudah memerah seiring bibir peach-nya yang memucat. Wajah yang biasanya terlihat cerah kini terlihat begitu kusut.

Kerah kemeja putihnya telah basah akibat percikan air ketika ia mengusap wajahnya kasar. Bahunya bergetar hebat sementara kakinya seperti kehilangan tenaga. Taehyung paham, ia akan menerima efek ketakutannya dan terus berusaha untuk meredam semua. Entahlah, disaat seperti ini, Taehyung ingin lari.

Taehyung paham jika ketakutan berasal dari dirinya sendiri. Tak akan ada obat yang mampu membuat ketakutannya hilang kecuali dirinya sendirilah yang memberanikan diri. Taehyung tahu, ini semua bukan salah Daehyun terlebih saat itu mereka masih begitu mungil. Mana mungkin tangan mungil dari seorang bocah berumur 6 tahun mengerti arti sebuah lambaian tangan perpisahan menyakitkan?

Hey, Taehyung masih bisa menggunakan otaknya yang cerdas untuk mencerna itu semua. Bayangan tangannya yang melambaikan tangan ketika Daehyun pergi dengan tangan yang bergandengan dengan Woo Bin serta dirinya yang bisa melihat dalam gendongan bodyguard ibunya.

Bukannya Taehyung tidak tahu, namun dirinya yang dulu masih begitu mungil hanya bisa bertanya 'dimana Dae-Hyeong?' dan saat itu juga mendapatkan jawaban, 'Sedang bersama Appa, Daehyun menemani Appa kerja'

Senyum getir Taehyung tunjukkan ketika memori – memori lama kembali naik, merutuki diri yang begitu bodohnya masih percaya ucapan wanita yang dulu ia panggil 'Eomma'. Masih percaya jika Hyeong keduanya akan kembali bersama seroang pria yang ia panggil 'Appa'. Kembali pulang dengan membawa bingkisan mainan serta membawa buku gambar yang baru.

Rasanya ingin saat itu juga Taehyung mengumpat, menyumpahi segala kepolosan dan kebodohannya. Sial! Hanya sebuah memori dan kembali matanya memanas. Ini sisi lemahnya, sisi lemah yang harus ia sembunyikan. Tidak ada satupun yang boleh melihat sisi rapuhnya.

Tangan Taehyung mengusap wajahnya dengan cepat. Membasuh seluruh wajah dengan air dan membiarkan kemejanya semakin basah. Bahunya semakin bergetar kala sesak yang menggumpal di dadanya. Kenapa, setiap melihat wajah Daehyun dan juga Baekhyun membuatnya sesak?

Ayolah, bukankah ia sudah bahagia menjalani 13 tahun terakhir bersama Jung Woo? Semua harapan dan keinginan telah di kabulkan pria yang sudah berusia lanjut itu. Apa yang tak Taehyung dapatkan? Kasih sayang? Harta? Apapun, semua telah Taehyung miliki. Lalu, kenapa ada lubang kosong yang kian membesar seiring dirinya mencoba berani?

DNA (December Never Alone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang