Bagian 16

384 73 0
                                    

Follow ig;
-wattpadisn
••••••••

"Gimana?!" Bentak Seto pada seseorang diseberang sana.

"Gak ada! Dia kemanain sih?!"

Seto berdecak kesal, sampai saat ini Caca belum juga mereka temukan.

"Gue gak mau tau, Lik. Lo cari terus sampe dapet! Cari daerah Utara sana! Suruh Denis ke arah selatan! Biar barat sama timur urusan gue sama temen-temen gue yang lain!"

"Oke!"

Seto memutuskan panggilan tersebut. Ia sangat heran karena tidak ada tanda-tanda keberadaan Caca.

Seto menghempaskan tubuhnya di sofa, bersandar dan memejamkan matanya. Pikirannya kalut dan juga rasa khawatir menyergapnya.

Ia memijat pangkal hidungnya sambil menunggu informasi dari teman-temannya yang lain. Ia sudah mencari ke kubu barat, tapi hasilnya nihil. Ia semakin bingung, dimana sebenarnya keberadaan Caca?

Dari pada bingung dan berdiam diri di rumah saja, Seto beranjak dari sana dan mengambil kunci motor yang berada di atas meja lalu pergi ke suatu tempat.

*****

"Yang ini apa yang ini?" Tanya Anis menunjukan 2 produk yang berbeda kepada teman disebelahnya.

"Yang biru aja." Sahut orang itu. "Udah buruan!"

Anis berdecak sebal, ini yang ia malaskan jika berbelanja dengan seorang teman laki-laki.

"Sabar, To." Sahut Anis kesal lalu mengambil barang itu. "Nih udah!"

Anis segera membawa belanjaannya ke kasir dan membayarnya. Seto hanya mengekori di belakang.

Tadi tiba-tiba saja Seto datang ke rumah Anis dan kebetulan Anis ingin pergi ke supermarket untuk membeli beberapa barang. Jadilah mereka pergi bersama saat ini.

"Makasih ya, Mbak." Ucap Anis tersenyum membawa barang belanjaannya.

Setelah membayar belanjaan, mereka berjalan keluar sambil mengobrol membahas Caca.

"Jadi belum ketemu?"

Seto menggeleng pelan.

Anis menghela napasnya panjang, "Dia kemanain ya? Udah dua hari belum pulang. Semalem nyokapnya balik lagi ke rumah gue. Nangis, kangen sama Caca."

"Gue udah nyari kemana-mana tapi belum ada tanda-tanda keberadaan Caca, Nis." Ucap Seto lirih. "Lika sama Denis udah gue suruh cari lagi. Semalem mereka juga gak balik cuma karena nyari Caca."

"Gue takut dia kenapa-napa, To." Ucap Anis sendu.

"Dia pasti baik-baik aja. Lo doain biar dia sehat terus gimana pun keadaannya nanti." Sahut Seto mengelus kepala Anis lembut.

Anis menunduk, "Gue--"

BRUKKK!!

"ADUH!" Pekik Anis terjatuh.

Barang belanjaannya berserakan kemana-mana. Seto yang tadinya berjalan lebih dulu saat mau mengambil motor, mau tak mau menoleh ke arah sumber suara.

Hubungan Tanpa Status [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang