Bagian 10

2.3K 132 10
                                    

CACA sedang berdiam di depan teras menatap kedepan, banyak sekali anak-anak yang sedang bermain disana. Terlihat bahagia, terlihat tak ada beban.

Ia menghela napasnya. Menyeruput coklat panas yang sudah sedikit mendingin karena terlalu lama didiamkan di atas meja.

"Coklat panas itu enaknya diminum saat masih hangat." ujar Lely; Ibu Caca. "Kalau udah dingin ya, udah sedikit hambar." kemudian duduk di samping Caca.

Caca menoleh menatap Lely, "Ibu ngomong apaan sih?"

"Kamu, lagi ada masalah?" tanya Lely duduk di sebelah Caca.

Caca menggeleng pelan menatap Ibunya, "Gak ada, bu."

Lely tersenyum, mengelus pelan rambut anak gadisnya itu. "Kalo ada masalah bilang sama Ibu. Jangan disimpan sendiri."

"Iya bu." Caca mengangguk paham. "Ibu gak kerja?" liriknya pada Lely.

Lely terkekeh pelan menatap putrinya, "Ini hari minggu sayang, Ibu libur."

"Gak ke rumah sodara, lagi?" tanyanya masih dengan nada yang sama.

"Enggak," sahut Lely. "Ibu kangen sama anak gadis Ibu disini." lalu mencium pipi Caca singkat.

"Bisa aja." ujar Caca terkekeh. "Gimana keadaan mereka?"

"Baik kok. Dapet salam dari Indri, katanya kapan kamu mau main kesana?"

"Nanti, mungkin?" sahut Caca menoleh kearah Lely. "Gatau juga."

*****

Caca berjalan memasuki rumah bersama Lely yang berada disampingnya. Kadang gelak tawa dari candaan receh Caca terdengar. Membuat keduanya merasakan senang.

"Teman-teman kamu gak main kesini?" tanya Lely menuju dapur.

"Nanti, kayaknya." sahut Caca berhenti di ruang keluarga dan duduk disofa. Membiarkan Lely berjalan kearah dapur seorang diri.

Tak ada lagi obrolan antara keduanya. Caca menyalakan TV dan menonton film kartun mickey mouse. Ia bersandar pada punggung sofa, menatap tepat pada benda persegi panjang itu.

Hanya ada suara TV yang menyala membuatnya merasakan bosan. Karena biasanya teman-temannya akan main berkunjung.

"Ibu udah lama gak ketemu sama Seto. Biasanya dia yang bakal jagain kamu kalau ibu pergi kemana-mana." suara Lely kembali terdengar setelah perbincangan mereka berakhir tadi.

"Mungkin dia lagi sibuk." Caca mendongak menatap Lely yang berjalan menghampiri Caca dan membawa camilan.

"Oh ya? Mungkin dia juga sibuk sama urusan sekolahan juga kali ya." ujar Lely duduk disebelah Caca. "Kamu mau?" tanyanya menyodorkan bungkus kacang polong yang sudah terbuka.

Caca menggeleng, "Enggak, buat Ibu aja."

Caca berdiri, beranjak dari sana menuju kamarnya. Tepat dilangkah pertama menaiki anak tangga, ia berbalik menatap Ibunya. "Kalau Ibu kangen sama Seto, Ibu hubungin dia aja."

Kemudian tanpa memperdulikan sahutan dari lawan bicaranya, Caca langsung melanjutkan langkahnya menuju kamar tercinta.

Dibuka pelan pintu itu dan langsung terlihat jelas keadaan kamar gadis itu. Masih sama seperti biasanya, terlihat rapi dan juga bersih.

Ia memasuki kamar dan langsung merebahkan diri di atas kasur, sebelumnya mengunci pintu kamar terlebih dahulu. Mendongak menatap langit-langit kamar yang banyak dihiasi gambar-gambar unik.

"Seto emang selalu jagain gue kapanpun gue butuh. Dia udah kayak abang gue sendiri." gumam Caca pada dirinya sendiri.

Ia kembali mengingat saat dirinya ditinggal pergi kembali oleh kedua orang tuanya. Saat itu, hanya ada Seto yang mampu menemani dan menjaganya.

Anis hanya bisa bermain dan menemani Caca diwaktu siang saja. Sedangkan Lika dan Denis, mereka selalu bermain futsal di malam harinya.

Ia ingat saat ia terjatuh terpeleset di lantai depan rumah, saat itu ia sedang berjalan menghampiri Seto yang baru saja tiba.

Berniat membukakan pintu agar Seto bisa masuk ke dalam, tapi hal tak terduga malah menyambutnya. Ia terjatuh dengan posisi lutut yang menahan berat tubuhnya.

Hal itu justru membuat Seto khawatir dan menjaganya selama orang tua Caca pergi. Bahkan ia sampai menginap di kediaman Caca.

Lamunan Caca terbuyarkan saat suara ponsel yang terletak diatas nakas berdering. Ia tersentak, kaget.

"Kenapa gue jadi mikirin Seto sih?" ucapnya setelah sadar apa yang baru saja dipikirkan olehnya.

Ia menggeleng pelan kemudian beranjak dari kasur mengambil ponsel yang sedari tadi berdering.

Terlihat ada 3 pesan dari orang yang berbeda. Dibukannya pesan pertama yang berasal dari Seto.

Setoxx

Lo dimana? Gue dirumah lo.

Caca mengernyit, bingung. Kapan ia datangnya? Tak berpikir panjang, ia segera membalas pesan Seto.

Veronica

Di kamar. Masuk aja langsung kalo udah di ijinin Ibu.

Caca kemudian beralih pada pesan kedua. Ia kembali mengernyit, bingung. Kali ini pesan itu berasal dari nomer yang tidak dikenalnya. Nomer asing.

+6281356xxxxxx

Lo dimana?
Bisa ketemu?

Tanpa perduli akan sang pengirim, ia membalas sekenanya saja.

Veronica

Siapa?

Caca meletakkan kembali ponselnya tepat saat pintu kamar terbuka lebar dan terlihat sosok Seto berdiri disana dengan pakaian yang sudah rapi.

-----


Seto ngapain?

8 Agustus 2018

Hubungan Tanpa Status [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang