Bagian 25

1K 99 3
                                    

"Kamu ngapain?"

Caca terperanjat, kaget. Dia langsung memandang Lely dengan tatapan sebal. Ibunya itu selalu mengejutkan dia kapan pun jika mau. Caca tidak keberatan dengan perbuatan menjengkelkan Ibunya, tapi dia cukup kesal jika Ibunya itu bersikap seperti anak muda.

"Ibu, bikin kaget aja."

"Loh, Ibu kan gak ngagetin kamu." Ceplos Lely ikut duduk di sebelah Caca. "Kamu ngapain, sih? Dari tadi Ibu perhatiin asik terus main ponsel, sambil senyum-senyum gitu lagi. Kamu waras kan?"

Tentu saja! Ibunya ini memang terkadang selalu berkata sesukanya. Caca mendengus, lalu menatap jengkel sang ibu.

"Lagi chatting, Bu."

"Sama Derin, ya?"

"Kok ibu tau?"

"Tau dong!" Ujar Lely bangga. Caca semakin mendengus kasar.

Tanpa memedulikan keberadaan sang ibu, Caca lebih memilih memainkan ponselnya. Sesekali terkikik saat membaca pesan singkat dari teman chattingnya. Lely mengembuskan napasnya kasar, menatap sang putri dengan helaan napas berulang.

"Kalau ada ibu tuh diajak ngomong, jangan didiemin aja. Emangnya ibu itu patung!" Ucap Lely kesal.

"Dih, ibu kenapa sih?" Heran Caca.

"Kamu chatting sama Derin sampai segitunya," ucap Lely mendengus. "Ibu sampai kamu kacangin."

Caca terkekeh pelan, "Maaf ya Bu. Lagian gak biasanya ibu ikut nimbrung di sini sama aku di hari Minggu begini. Biasanya ibu selalu ada kegiatan yang harus ibu lakuin."

"Ibu kan mau habisin waktu bareng kamu."

"Tapi waktu aku hari ini untuk Derin seorang!" Seru Caca terkekeh.

Lely beranjak dari sana, meninggalkan Caca yang masih terbengong menatap kepergian dirinya. Lely pergi tanpa sepatah kata pun, seperti tidak menganggap keberadaan Caca. Padahal baru saja mereka sedikit berbincang.

"Ngambek dia," ucap Caca terkekeh, lalu kembali fokus pada ponselnya.

*****

"Ica!" teriak Derin melambaikan tangan. Menyuruh Caca agar menghampiri dirinya yang sudah duduk anteng di tepi danau.

Caca tersenyum sambil berjalan menghampiri Derin. Cowok itu tentu membalas senyumnya. Di sana, sudah ada berbagai camilan untuk dimakan nanti, tentu saja Derin yang membawanya. Sedangkan Caca hanya membawa diri dan sling bag yang melekat pada tubuhnya.

"Udah lama?"

"Lumayan," sahut Derin. "Duduk gih, gue tau lo capek."

"Dih sok tau," celetuk Caca terkekeh, dia duduk di sebelah Derin.

"Iya, gue kan cenayang." Derin terkekeh, geli.

"Ini makanan banyak banget," ucap Caca melihat makanan di hadapannya. Ada coklat, Snack berbagai macam varian rasa, dan susu? Tunggu dulu, susu kotak rasa strawberry. Caca terkekeh geli menatap Derin yang mengernyit kebingungan.

Hubungan Tanpa Status [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang