Prolog

6.8K 436 23
                                    

"Minggu depan kau akan menikah." 

"Aku tidak mau!"

"Appa tidak meminta persetujuanmu. Appa bilang, minggu depan kau akan menikah. Setuju ataupun tidak setuju."

  °°°  

"Kenalkan, aku Im Nayeon, calon istrimu."

"Aku Yoo Jeongyeon, calon suamimu."

  °°°  

"Yaaaakkk!!! Dasar mesum!!!" 

"Aw!!"

"Jeong, kau tidak apa-apa?" 

"Ah, tidak apa-apa. Hanya luka kecil."

"Tunggu disini, aku akan ambilkan obat. Dimana kotak p3knya?"

"Hey, apa yang kau lakukan?"

"Sstt! Jangan protes! Aku akan mengobati lukamu." 

  °°°  

"Yak! Kamu ngapain berdiri disitu? Sini!" "Hey! Kenapa bengong? Ayo sini, Nayeon!"

"Hmm, Jeong, hmm.." 

"Apa?" "Ada apa, Nayeon?"

"Hmm, a-aku, hmm, be-belum siap," 

"Belum siap apa?" 

"A-anu, itu.."

"Itu apa, Nayeon? Hmm?"

"I-itu, kau bilang, kita akan memulai hubungan ini sebagai teman, ta-tapi, kenapa kau mengajakku untuk i-itu?" 

1 detik
2 detik
3 detik

"Huahahahaha, wajahmu sangat lucu Nayeon, merah seperti tomat. Hahaha."

"Yak! Kau mengerjaiku ya?!"

"Hahaha. Hey, Nayeon, dengar ya, aku juga tidak akan tidur denganmu di kasur ini dan melakukan 'itu' seperti yang kau bilang tadi. Aku menarikmu untuk menyuruhmu tidur. Kau tidak tidur selama di pesawat, jadi aku pikir kau pasti lelah. Aku akan tidur di sofa."

  °°°  

"Kau tau, aku ingin sekali seperti awan di langit,

Ia begitu bebas disana, berjalan kesana kemari tanpa ada beban. Ia begitu indah. Begitu menarik. Ia bahkan terkadang sering disalahkan keberadaannya oleh manusia karena dianggap akan menurunkan air hujan yang sangat banyak yang akhirnya menyebabkan banjir. Tapi, ia tidak sedikitpun marah. Terkadang bahkan ia tanpa pamrih menutupi matahari agar manusia tidak terlalu terkena panasnya sinar matahari. Ia tetap setia disana. Menghiasi langit. Menjadi penenang bagi siapa saja yang menatapnya,

Hidupku sama saperti langit. Bedanya, hidupku tidak seperti langit yang sekarang sedang kau tatap. Langitku gelap dan tak secerah langit sore ini. Bagiku, langitku selalu malam. Malam tanpa bintang,

Aku tidak tau apakah pernikahan ini suatu bencana atau suatu anugerah. Tapi yang jelas, aku ingin berterimakasih padamu karena telah menjadi temanku selama seminggu ini. Setidaknya aku bisa melupakan sedikit sesak langit gelapku dan menikmati langit cerah ini. Terimakasih, Nayeon." 

"Sama-sama, Yoo Jeongyeon."

°°°  

"Jeong.."

"Ya?"

"Maukah kau tidur disini, menemaniku? Aku takut.."

 "Ayo sini tidur. Sudah, jangan menangis. Aku disini." 

°°° 

"Kenapa aku deg-degan melihat wajahnya sedekat itu? Dia bukannya seram saat mengancam, justru semakin imut."  

Thirty One Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang