Day 19

3.1K 326 7
                                    

"Aku pergi dulu, ya. Nanti akan kutemui dirimu jika aku sudah pulang." Nayeon mengecup kening Jeongyeon yang masih tertidur pulas di ranjang kamar hotelnya. Kemudian dirinya langsung meninggalkan kamar hotel untuk pergi menemani Mingyu.

Sesi panas mereka semalam membuat Jeongyeon kelelahan dan memilih untuk tidur di kamar Nayeon saja. Saat ini, Jeongyeon pun belum ingin bangun dari tidurnya karena masih kelelahan. Sedangkan Nayeon, ia sudah harus pergi lagi menemani Mingyu.

Sebelum pergi, Nayeon tentunya sudah menyiapkan sarapan yang ia pesan dari hotel dan meninggalkan sepucuk surat untuk Jeongyeon agar dirinya tidak salah paham melihat Nayeon sudah tidak ada di kamar.

Sekitar 30 menit setelah Nayeon pergi, Jeongyeon baru membuka matanya. Tangannya meraba ranjang sampingnya, berusaha mencari keberadaan belahan jiwanya itu. Merasa tidak ada keberadaan Nayeon, Jeongyeon segera bangkit dari tidurnya dan berusaha mencari Nayeon. Dirinya pun melihat nampan berisi sarapan dan sepucuk surat yang terselip di dalamnya yang diletakkan Nayeon di meja samping ranjang. Langsung saja Jeongyeon membaca isi surat tersebut.

Untuk: Jeong Suamiku

Selamat pagi, Sayang!

Maaf aku tidak ada di sampingmu saat dirimu terbangun. Aku sudah harus pergi lagi untuk urusan pekerjaan. Dan aku tidak tega membangunkanmu tadi karena dirimu terlihat sangat lelah. Lelah karena semalam, eh? Kekeke.

Aku sudah memberikanmu morning kiss sebelum aku pergi tadi. Jadi, kau tidak boleh marah! Hehe. Nanti, aku berjanji akan menemuimu setelah aku pulang dari pekerjaanku.

Jangan lupa untuk memakan sarapanmu!

Nabong❤️

Jeongyeon tersenyum setelah membaca surat dari isterinya tersebut. Ia pun dengan semangat langsung pergi mandi dan menghabiskan sarapan yang sudah dipersiapkan oleh Nayeon. Hari ini, banyak yang harus ia lakukan bersama Tzuyu dan Jihyo.

°°°

"Aku benar-benar senang bisa berlibur seperti ini." ucap Jihyo saat dirinya memasuki gerbang Disneyland.

"Nikmati liburan hari ini sesukamu, Jihyo. Kau pantas mendapatkannya." balas Jeongyeon sambil merangkul sahabatnya itu.

"Tentu saja aku pantas. Kau benar-benar membuatku gila akhir-akhir ini dengan segala tumpukan pekerjaan. Ditambah masalahmu dengan Nayeon. Jika kalian sudah resmi kembali bersama, akan kutuntut dirimu untuk memberikan aku kompensasi yang setimpal!" Jihyo mencubit perut Jeongyeon dengan gemas, membuat Jeongyeon meringis namun juga tertawa mendengar ucapan Jihyo.

"Aw! Hahaha tenang saja, Jihyo. Aku pasti akan membalas kerja keras dan kebaikanmu. Sekarang, ayo kita bersenang-senang!" Jeongyeon kini juga menarik Tzuyu untuk dirangkulnya dan mengajak kedua wanita itu untuk segera mencoba berbagai wahana permainan yang ada di sana.

Mereka bertiga mencoba hampir semua wahana yang ada di sana, dari wahana yang biasa saja sampai yang paling ekstrem. Tzuyu juga sangat menikmati liburan dadakannya kali ini. Sampai hari menjelang malam, barulah mereka mengakhiri sesi permainan mereka. Mereka menutup hari itu di Disneyland dengan makan bersama di salah satu restoran mewah dekat sana. Jeongyeon benar-benar memanjakan sahabat-sahabatnya itu.

"Wajahmu sangat lucu, Oppa!" Tzuyu dan Jihyo sedang asyik melihat-lihat hasil foto mereka di Disneyland tadi. Keduanya sudah menjadi sangat akrab dan bersatu untuk terus menggoda atau meledek Jeongyeon.

"Kau curang, Tzu! Kau mengambil fotoku saat aku sedang tidak fokus!" Jeongyeon masih tidak terima dengan hasil foto yang diambil Tzuyu tadi saat mereka menaiki wahana rollercoaster. Tzuyu sengaja memfoto Jeongyeon saat dirinya sedang berteriak takut, membuat hasilnya benar-benar lucu dan menjadi bahan ledekan Tzuyu dan Jihyo.

"Terima saja wajahmu memang seperti itu, Jeong!" timpal Jihyo yang membuat Jeongyeon menghadiahinya dengan lemparan kentang goreng ke wajah Jihyo.

Suasana makan malam mereka begitu hangat, dipenuhi dengan canda dan tawa. Sampai akhirnya, Jihyo tiba-tiba mulai berbicara serius dengan Jeongyeon.

"Jeong, tidakkah kau pikir sebaiknya akhiri permainanmu dengan Nayeon lebih cepat dari perjanjian kalian?" ucap Jihyo yang disetujui oleh Tzuyu.

"Aku setuju, Oppa. Jika terlalu lama, Mingyu bisa saja merebut Nayeon Unnie darimu. Lebih baik kau segera akhiri dan kembali membawa Nayeon Unnie bersamamu."

Jeongyeon berpikir sejenak. Ia menyetujui perkataan kedua sahabatnya itu, namun ia bingung bagaimana cara mengakhirinya. "Tapi, aku harus bagaimana? Nayeon sendiri yang membuat perjanjian itu."

"Oppa, kau benar-benar tidak peka!" omel Tzuyu. Jeongyeon hanya menatap bingung Tzuyu atas perkataannya.

"Nayeon Unnie hanya ingin mengujimu. Dia memberikan waktu selama tiga puluh hari hanya untuk menguji dan memberimu waktu yang cukup untuk membuktikan bahwa dirimu sudah berubah. Saat kemarin Nayeon Unnie meminta maaf darimu, aku bisa melihat bahwa ia sudah luluh padamu. Kau hanya perlu memintanya secara resmi untuk kembali padanya dan akhiri semua permainan ini sebelum terlambat." jelas Tzuyu panjang lebar. Perkataan Tzuyu didukung Jihyo dengan dirinya memberikan acungan jempol pada Tzuyu.

"Benarkah seperti itu?"

Plak!

"Kau benar-benar tidak peka, Jeongyeon!" kali ini, Jihyo yang mengomeli Jeongyeon dan menghadiahinya dengan pukulan di kepala.

"Aw! Baiklah-baiklah, akan kupikirkan nanti."

°°°

Jeongyeon saat ini sedang berbaring di ranjangnya, menatap langit-langit kamar sambil pikirannya terus memikirkan suatu hal yang sejak tadi menganggu hati dan pikirannya.

"...Saat kemarin Nayeon Unnie meminta maaf darimu, aku bisa melihat bahwa ia sudah luluh padamu. Kau hanya perlu memintanya secara resmi untuk kembali padanya dan akhiri semua permainan ini sebelum terlambat."

Jeongyeon memikirkan setiap kata yang diucapkan Tzuyu. Ia merasa perkataan Tzuyu memang benar. Dan saat ini, Jeongyeon sedang memikirkan kapan waktu yabg tepat untuk mengakhiri permainannya bersama Nayeon.

"Besok aku akan kembali menemani Mingyu untuk menyiapkan pesta pembukaan kafenya yang akan dilakukan lusa nanti. Besok mungkin tidak akan sepadat jadwal hari ini. Mungkin aku akan kembali ke hotel pada sore hari."

Disamping memikirkan perkataan Tzuyu, Jeongyeon juga memikirkan perkataan Nayeon saat dirinya bertemu dengan Nayeon tadi sebelum keduanya memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat.

"Aku harus bergerak cepat! Aku harus merebut Nayeon secepatnya dari bajingan itu!" ucap Jeongyeon dengan mantap sebelum dirinya bersiap tidur dan menjemput mimpi indahnya.

Bersambung..

Thirty One Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang